Setelah keluar dari benteng kami pun langsung ke titik awal tempat kami berpisah dengan bunda tadi, kakak yang masih cengar-cengir lihat kami dari jauh mungkin sudah mencium bau gulali yang kami bawa.
"Kita makan dulu saja ya, kemudian sholat ... baru jalan lagi" kata bunda
"oke mau makan dimana ?" tanya ku yang sebenarnya bukan pertanyaan penting karena di trotoar pasar bringharjo ini dari ujung ke ujung merupakan pasar kuliner.
"Makan nasi pecel atau gudeg ?'tanyaku, yang pasti jawaban bunda bukan nasi gudeg karena dia kurang suka yang terlalu manis.
Akhirnya kamipun duduk di salah satu warung nasi pecel yang ada di depan pasar beringharjo, setelah beberapa saat antri kamipun akhirnya bisa duduk, ayah me.memesan nasi gudeg, bunda dan kakak memesan nasi pecel, sedangkan ayuk yang anti sayur memesan nasi dan bakmi sama seperti adek.
Ternyata pecelnya yang di buat di sini bercampur pucuk daun pepaya yang masih muda sehingga menimbulkan rasa yang cukup pahit, untuk bunda si oke, tapi untuk kakak mana mau dia, akhirnya kakak minta tukar nasi gudeg punya ku dengan nasi pecel miliknya. Lumayan enak juga makan di sini dengan harga yang masih terjangkau, murah meriah dan nikmat.
Untuk sarapan pagi atau siang tempat ini juga menjadi rekomendasi bagi wisatawan lokal, dengan posisi tepat di depan pasar Bringharjo yang mudah di capai dari manapun.
Untuk sarapan pagi atau siang tempat ini juga menjadi rekomendasi bagi wisatawan lokal, dengan posisi tepat di depan pasar Bringharjo yang mudah di capai dari manapun.
No comments:
Post a Comment