Monday 19 August 2019

Masangin, Permainan Tradisi Di Alun-Alun Kidul Yogyakarta


Setelah sampai ke terminal jombor pada pukul 5 sore, kamipun langsung melangkahkan kaki lagi ke penginapan borobudur yang letaknya tidak jauh dari terminal jombor, karena di hotel tersebut sudah booking 2 kamar, satu untuk ayuk dan kakak & satu lagi untuk ayah, bunda dan adek.

Kamipun beristirahat, sambil makan malam juga masih berada di dalam kamar, telur asin & lunpia yang kami beli pagi tadi menjadi terasa enak malam ini.

"Mau keluar nggak malam ini, ini malam terakhir kita di Yogya ?" tanyaku setengah hati karena badan ku berasa capek banget
"Terserah ayah, bunda ikut saja"kata bunda

Anak-anak yang sudah mulai rebahan di kasur, dan adek tidur di lantai yang dingin, aku buka lagi itenerary ku, dan kulihat lagi
"Oh iya masangin,... ini yang belum kami mainkan"gumaku dalam hati

Mobil terang di alun-alun kidul Yogyakarta

"Bersiaplah, kita ke alun-alun kidul " kata ku ke bunda

Aplikasi grab langsung kuarahkan untuk ke alun-alun kidul, dimana tidak sampai 5 menit kemudian sang driver telpon kalau sudah di parkiran hotel borobudur.

Driver grab berjalan pelan, jarak tempuh 13 km itu di tempuh dengan waktuk 20 menit-an, itupun beliau harus mencari jalan lain saat pelengkun taman sari di tutup, dan akhirnya kamipun sampai di kawasan alun-alun kidul yang suasananya ramai.

Ada mobil terang yang di gowes, ada permainan tradisional seperti engrang, gasing , dan banyak  juga penjual makanan di kawasan ini. Tetapi yang menarik adalah permainan masangin, dengan sewa tutup mata hanya 5 ribu Rupiah, ayuk pun menyewa 2 buah, dan di mulailah permainan ini. 

Masangin sendiri adalah kegiatan berjala­n melewati antara dua pohon beringin yan­g ada di tengah-tengah alun-alun selatan­ dengan mata tertutup. Walaupun terlihat­ mudah, tetapi tidak semua orang bisa me­lewati tengah-tengah dua pohon beringin ­yang sebenarnya berjarak cukup lebar tersebut.

Berada di antara dua beringin kembar Alkid Yogyakarta
Tradisi Masangin sendiri sudah ada sejak zaman dulu saat Kesultanan Yogyakarta masih Berjaya. Alanya Masangin dilakukan saat tradisi topo bisu yang dilakukan setiap malam 1 suro. Tradisi Topo Bisu dilakukan oleh para prajurit dan abdi dalem dengan mengelilingi benteng tanpa mengucap satu katapun.

Para prajurit dan abdi dalem dengan mengenakan pakaian lengkap adat jawa berbaris rapi. Mereka memulai ritual Topo Bisu dari halaman Keraton menuju pelataran alun-alun lalu melewati kedua beringin kembar tersebut. Hal tersebut diyakain untuk mencari berkah dan meminta perlindungan dari serangan musuh.

Dari situlah mitos Masangin berkembang. Jika kita dapat melintasi dua pohon beringin dengan mata tertutup, maka semua apa yang kita inginkan akan terkabul.
Selain itu, area alun-alun kidul yang cukup lapang ini juga digunakan sebagai pusat latihan dan kegiatan para prajurit Keraton. Para prajurit biasanya mengasah konsentrasi dengan berjalan di tengah antara dua beringin kembar.

Mitos ini semakin kuat dengan adanya kepercayaan bahwa di tengah pohon tersebut terdapat jimat tolak bala untuk mengusir musuh. Konon, ketika tentara koloni melewati tengah pohon, maka kekuatan mereka langsung sirna. Karena itu muncul juga kepercayaan siapapun yang berhasil menyebrangi kedua beringin tersebut, ia mampu menolak bala.

Kami semua pun mencoba permainan ini, memang enak untuk di lihat saat di praktekan susah, untuk melewati 2 beringin itu saja susah, hanya bisa tertawa saat melihat kami melakukan ini, karena tidak bisa tepat untuk melewati beringin tersebut.

Permaina  lain yang ada di alun-alun kidul Yogyakarta
Selain permainan masangin di sini ada juga mobil terang yang terang benderang, dengan tarif 60-75 ribu untuk satu mobil terang lumayan memberikan pengalaman yang menyenangkan, selain itu ada juga permainan tradisional seperti enggrang, bakiak, gasing yang ada di halaman ini dengan bayaran yang sukarela, banyak juga pengunjung di alun-alun kidul ini mencoba permainan tradisional ini.


"Kita beli ubi saja yok yah.." kata bunda
"Dimana ?" tanyaku
"Itu, di pedagang itu" kata bunda

Kulihat ternya penjual kacang, jagung kedele dan ubi yang serba rebus, bukan Jagung bakar yang terkenal di alkid ini, dengan harga ubi yang 3 biji 10 ribu dan jagung rebus manisnya 5 ribu, sambil duduk menunggu anak-anak bermain permainan tradisional, bunda menyantap ubi rebusnya.


Lokasi Alun-Alun Kidul Yogyakarta

No comments:

Post a Comment