Wednesday, 21 August 2019

32 Jam Jogja Palembang di Dalam Bus Ramayana Part 2

Bakpia yang kemasannya selalu jatuh dari kabin Bus

Setelah kapal sempurna merapat di dermaga pelabuhan Bakauheni Lampung, maka kendaraan yang ada di lambung kapalpun bersiap untuk keluar, kami yang dari tadi sudah bersiap didalam bus dan merasakan kembali sejuk nya ac si pemanah ini.

Setelah keluar dari pintu kapal, si pemanah pun bergerak dengan cepat langsung menuju pintu tol bakauheni, pemandangan dari sisi kiri kanan tol yang berupa hutan, ilalang dan dan permukiaman penduduk.

Di atas kabin selain perlengkapan kami juga ku taruh buah tangan yaitu bakpia dan heran dengan kotak yang satu ini selalu jatuh, kemarin sebelum pulang sempat juga ke industri bakpia dan membeli satu karton yang isinya 10 kotak bakpia isi 20. Sebenarnya kotak ini sudah sering jatuh sejak perjalanan dari terminal jombor berbeda dengan kotak lainnya yang tetap aman dan nyaman di tempatnya.

Saat di Pekalongan salah satu kotak ini hampir menimpa mbak penumpang dengan tujuan Jambi, untung nggak kena telak, "Hancur oleh-oleh ini" gumaku dalam hati, begitu juga di beberapa tempat lain kotaknya harus ku masukan dan kurapikan lagi ke dalam kabin agar tidak jatuh lagi.

Akhirnya saat perjalanan di tol Bakauheni ini kotak tersebut seperti mau meloncat keluar lagi dari kabin atas, akhirnya langsung kuambil kotak tersebut dan ku taruh di bawah kursiku.
"Akhirnya........tidak ada yang membuat repot lagi"kataku merasa menang di dalam hati.

Supir bus setelah keluar tol tidak masuk ke tol teberangi besar, karena informasinya bahwa pada tanggal 17 Agustus 2019 akan di resmikan oleh Presiden RI, Bapak H. Joko Widodo, tetapi kayaknya belum jadi, karena si pemanah sendiri turun mengambil jalur lintas timur.


Sekitar perjalanan kurang dari 2 jam dari pelabuhan Bakauheni, bus pun merapat, ke Rumah Makan Prambanan, di kawasan Teberangi Besar, Kabupaten Lampung Tengah, untuk beristirahat, seperti biasa bus berhenti lumayan lama di rumah makan ini.

Kami yang masih merasa kenyang hanya membeli nasi dan lauknya di dalam bungkus saja, nasi rendang dan nasi ayam bakar menjadi menu santapan kami siang ini, dan rasa yang di sajikan di rumah makan prambanan ini enak dan sesuai dengan lidah kami itupun kami ketahui saat menikmati nasi bungkus tersebut di atas bus.

Bersenda gurau sembari melepas lelah
Rumah makan prambanan ini bukan rumah makan baru, karena dulu pada saat perjalanan ke Jakarta, tempat ini menjadi persinggahan saat melintasi Lampung jika menggunakan kendaraan jalur darat tempat ini merupakan rujukan untuk beristriahat dan menghilangkan haus dan lapar.

Dulu rumah ini sangat terkenal dengan ayam bakarnya dan gudegnya yang khas sekali rasanya, tetapi saat itu rumah makan prambanan ini belum semewah saat ini,  Setelah selesai beristriahan bus pun menajutkan perjalanan kembali menjuju  kota berikutnya, dengan menyusuri jalan lintas timur sumatera yang tidak pernah berubah.

Beristirahat di rumah makan prambanan, Teberangi Besar
Pada pukul 6 sore akhirnya si pemanah sampai di rumah makan Pagi Sore Teluk Gelam, KM 91, Ogan Komeri Ilir, kamipun melakukan kembali kewajiban di masjid yang terletak di samping rumah makan ini, setelah selesai semua kami hanya minum kopi susu hangat, sedangkan kakak & adek memesan es teler.

Tak lama setelah kami menyelesaikan semua, bus pun kembali menunjukan kegagahannya di jalan lintas sumatera ini, hingga agak terhambat saat memasuki kawasan Kayu Agung, si pemana meliukan tubuhnya, di jalan yang sempit dengan beriringan dengan pemanah yang lain.

Sekitar pukul 10 malam sipemanah pun mulai memasuki  gerbang tol Indalaya Palembang, yang artinya tidak lama lagi si pemanah ini akan tiba di pool nya di kawasan KM 12, bus pun terus melaju deras di tol Indralaya, setelah keluar tol bus langsung mengambil kearah kiri dan menembus pekatnya malam di kawasan  jembatan musi 2, tepat pukul 10 malam bus tiba di pool ramayana KM 12.

Dengan aplikasi taxi online yang sudah terbuka siap untuk order tetapi saat bersamaan ada bapak-bapak yang membawa mobil avanza silver menawarkan diri untuk mengantar kami kerumah, dengan harga yang tidak jauh beda dengan aplikasi taxi online, memang sekenario Allah tidak pernah salah.

Sampai Jumpa Di perjalanan Berikutnya
Dhinisa Journey

No comments:

Post a Comment