Tuesday 20 August 2019

32 Jam Jogja Palembang di Dalam Bus Ramayana Part 1




Dengan ticket seharga 450 ribu perorang, dengan tujuan pool ramayana di kota Palembang yang terletak di kawasan KM 12, tepat pukul 2 siang bus ini merapat ke terminal jombor, kamipun bergegas memasukan barang ke bagasi walaupun kondektur bus meminta sebagian barang di naikan ke atas untuk di masukan ke dalam kabin.

Sempat terjadi sedikit kericuhan saat melihat nomor kursi dengan penumpang yang lain, ternyata yang ngotot yang salah baca ternyata 14 yang menurutnya nomor itu adalah jam keberangkatan bus ramayana tersebut.


Kursi yang lumayan nyaman dan jarak antara kursi juga lumayan jauh di sertai dengan tempat sandaran kaki yang bisa di naik turun kan juga. Fasilitas lain adalah selimut yang di sertakan di tempat duduk yang juga berwarna ungu, termasuk AC yang super dingin dan toilet di belakang bus yang hanya di gunakan untuk pipis.

Pukul 2 siang sesuai dengan jadwal bus mulai berangkat menuju route ke Semarang, setelah tidak lama menjajaki aspal di Magelang, dengan cara mengendarai yang lumayan profesional (Nilai 7/10) bus ini berlari dengan gagah seperti anak panah lepas dari busurnya tetapi tidak berasa bagi kami  penumpang yang ada di dalamnya, saat mencapai muntilan bus ini berhenti sejenak, dan saat melanjutkan perjalanan lagi ternyata kondektur membagikan snack dan kupon untuk makan, dan baru tahu juga kalau di daerah Muntilan ini merupakan kantor pusat dari PO. Ramayana ini.


Setelah melintasi kota Magelang dan kota Salatiga akhirnya sang pemanah ini pun memasuki gerbang tol Bawen, sang pemanah pun semakin melaju dengan deras karena sejak masuk dari salah satu gerbang tol trans Jawa ini sang pemanah mulai bermain di antara tol shingga pada pukul 6.30 sore sang pemanah pun merapat di Rumah Makan Gerbang Elok  di Kecamatan Weleri, Kabupaten Batang Jawa tengah.

Di sini penumpang turun untuk bebersih dan menunaikan sholat Magrib dan Isya (Qshor), sekaligus untuk santap malam dengan menukarkan kupon service makan di rumah makan tersebut, tempat makan di rumah makan ini pun terbagi dua yaitu untuk pembeli umum dan penumpang khusus Ramayana.

Di Rumah makan Gerbang Elok Batang
Adek dan kakak setelah selesai sholat langsung ku ajak makan bersama ku, dengan menu nasi, bihun goreng dan juga semur ayam serta sayur sop cukuplah bagi kami untuk pengganjal perut malam ini, tak lama berselang bunda pun menyusul bersama ayuk dan langsung bergabung bersama kami. Ternyata bus lumayan lama berhenti sekitar 30 menitan jadi makan juga tidak terburu-buru masih banyak waktu untuk melakukan hal lain.

Setelah selesai makan sempat juga saya ngobrol dengan salah satu supir bus Ramayana ini, ternyata dulu ia pernah tinggal di Palembang di kawasan Boster KM 12 hampir 10 tahun saat beliau masih membawa mobil tangki CPO. Dan dari pembicaraan ini baru aku tahu kalau driver bus ini ada 2 dan bergantian setiap per 6 Jam dan ada seorang kondektur yang mendampingi mereka selama perjalanan ini, dan di rumah makan ini ternyata bus ramayana tujuan ke Jambi, yang dari tampilannya lebih baru dari yang kami tumpangi saat ini.


Mobil pun akhirnya melanjutkan perjalanan lagi kali ini sang pemanah melaju dengan sedikit tersendat di kawasan Batang dan Pekalongan, tegal hingga berebes karena memang tidak melalui jalur tol, beberapa kendaraan besar yang juga melalu jalur pantura ini membuat sang pemanah tidak bisa terlalu deras meluncur.

Malam yang semakin pekat menyelimuti bumi, bus pun masih melaju walaupun sekali-kali berhenti untuk mengambil barang dari perwakilan/agen bus ramayana tersebut. Akupun sempat tertidur begitupun anak-anak dan bunda juga sempat tertidur, sebelum tertidur akupun sempat mencharge HP ku di atas kabin bus, tak terasa waktupun berlalu sehingga pada tengah malam bus pun memasuki salah satu rumah makan yang lupa aku namanaya, kami hanya turun untuk buang air kecil dan membelih teh hangat dan kembali kedalam bus untuk melanjutkan istirahat kami, dan benar saja sang pemanah pun memang tidak terlalu lama berhenti di kawasan ini.

Rumah Makan Menanti Raya, Cilegon Banten
Sang pemanah melaju kembali saat melalui tol di kawasn pemalang, menari di atas hitamnya aspal, terus menderu di dalam tidur kami, Pada pukul 5 pagi tak lama setelah kami terbangun bus pun mengarahkan ke arah Rumah Makan Menanti Raya di kecamatan Gerogol kota Cilegon, Banten yang artinya tidak lama lagi sudah mendekati pelabuhan penyebrerangan merak.

Kami pun turun untuk kembali bebersih, melakukan sholat subuh, sama sepeti sebelumnya bus ini berhenti lumayan lama, jadi kami bisa melakukan semua di atas, saat mau sarapan pagi ternyata masih belum banyak makanan yang tersedian dan kondisinya pun sudah dingin, akhirnya kamipun membeli 2 bungkus nasi putih, 1 bungkus nasi ikan dan 1 bungkus nasi rendang yang rencananya mau di makan di kapal tadi dimana telor asin pun dan lunpia masih ada dan layak konsumsi.

Kurang lebih pukul 6 kapal pun bergerak menuju ke pelabuhan penyeberangan merak, walaupun antri agak lama tetapi ferry di dermaga 3 dengan senyum menyambut sang pemanah.

Snack Box yang di bagikan di Muntilan tadi berisi 2 potong kue & 1 gelas air mineral

No comments:

Post a Comment