Bunda, Ayuk, Kakak & Adek di Pelengkung Wijilan |
"Nggak yah capek" kata anak-anak
"Sebentar kok cuma 15 menit" jawabku
"Yang bener yah" kata bunda
"Iya kita coba jalan, dari Alun-Alun kidul ke alun-alun lor" kata ku lagi, sambil menunjukan google mapnya ke bunda.
Kamipun mulai berjalan, jalan yang sepi dan jarang ada orang yang berjalan membuat anak-anak pada menggerutu, terutama adek, melintasi beberapa nama jalan dan lorong berdasarkan google mao yang ada sangat menarik buat ku, tetapi tidak buat keluarga ku.
Di saat melintas di dalam plengkung wijilan |
Terlihat, ada jalan pesindenan, jalan gamelan dan banyak yang bisa ku lihat, adek selalu bertanya "yah..berapa menit lagi"..."yah..berapa menit lagi"..., ku jawab santai sambil ku perlihatkan map ku.
"Sabar ya sebentar lagi"jawabku
Di Jalan Wijilan |
Jalanan malam ini memang sepi, memasuki kawasan wijilan tanpak juga sebagian toko-toko kuliner juga sudah menyelesaikan tugasnya, deretan warung gudeg masih tampak terang benderang menunggu pelanggan, setelah melewati pelengkung wijilan, kamipun sudah bisa melihat alun-alun lor/selatan yang membentang.
Tanpak parkiran motor yang berjejer di sana, ada penjual nasi goreng, wedang ronde, ada cafe pondok susu dan tepat di sebelahnya adalah pendopo lawas, tetapi saat mau masuk aku pun berfikir.
"kayaknya ketuaan kalau masuk ke sini, karena isi nya tongkrongan anak muda semua"gumaku dalam hati.
Akhirnya akupun mengalihkan tempat kami nongkrong di penjual nasi goreng di tengah anak-anak yang menggerutu.
Pesanan, 5 nasi goreng pun dengan cepat habis, wedang ronde yang di pesanpun hampir bersih, tetapi menurut bunda lebih enak wedang ronde yang di PJL Geser.
No comments:
Post a Comment