Monday 30 May 2022

Balik Setelah Lebih Satu Bulan , Si Bella Jadi Burik

 

Aku bingung kucing siapa yang mengeong-ngeong di bawah motor sepertinya kelaparan ingin minta makan, awal bertemu ku tatap saja kucing tersebut, tampak matanya yang sebelah kiri tertutup selaput putih dan di kuping tumbuh seperti jamur, 

Aku sendiri tidak menyadari kalau kucing hitam pekat tersebut adalah si bella yang pergi meninggalkan rumah lebih dari sebulan yang lalu, itupun ku sadari setelah 3 kali kehadiran kucing tersebut untuk meminta makan, saat ia selesai dengan dry food nya ku ambil dia dan kulihat matanya, ternyata benar si bella tetapi betapa tragis kondisinya.

Jamur di kuping dan beberapa bagian kepala, mata kiri picak dan ketakutan saat melihat orang, mungkin selama ini ia hidup di jalannya harus mengikuti tradisi kerasnya hidup di jalanan, bertarung ataupun mengalami siksaan dari orang-orang yang jahil terhadap kucing.

Akhirnya setelah melakukan perawatan terutama di bagian mata oleh ayuk dan pemberian makanan yang lumayan banyak baik itu wet atau dry food mata bella bisa kembali seperti sedia kala hanya jamur di kupingnya yang masih tersisa.

Si bella pun di kami tempatkan di luar rumah biar penyakitnya tidak menular ke kucing yang lain, ada hal buruk lainnya saat kucing ini balik kerumah saat ia buang air besar jadi sembarangan padahal sebelum ia pergi si bella sudah bisa untuk buang air di kamar mandi dan inilah yang membuat bunda kesal, karena seperti pagi ini si bella sudah buang air di kain yang ada di dapur yang membuat bunda menjadi sewot.

Sunday 8 May 2022

Tak Terasa Waktu Yang Mendewasakan Mereka

Dari hari ke hari tidak terasa pertumbuhan mereka tidak bisa di bendung lagi, dari dulu yang masih di dalam gendongan, di bekap erat, di tunggui saat mereka bejalan karena takut nya akan jatuh, saat ini mereka makin bertumbuh setiap hari nya.

Rona kedewasaan pun mulai tampak, sikap pun perlahan berubah tidak terasa waktu yang bergulir memaksa kehidupan ini untuk berputar, mereka yang dulunya anak kecil saat ini sudah beranjak menjadi bibit-bibit remaja. Dan waktu juga yang menyadarkan kami bahwa kami tidak lagi muda, dengan segala perjalanan dan liku hidup ini  semua berdasarkan sekenario yang di atas.

Masih ingat saat beberapa tahun yang lalu mereka masih membersihkan ingus mereka menggunakan baju mereka sendiri, tetapi saat ini semua itu tidak pernah lagi mereka lakukan karena malu, dulu beberapa tahun yang lalu mereka masih sering berkelahi di antara mereka tetapi saat ini hal itu sudah mulai berkurang, banyak hal-hal lain yang berubah di antara mereka.

Semoga dengan izin Allah mereka menjadi pribadi yang mandiri, pribadi yang soleh dan menjadi contoh bagi adik-adik mereka kelak..... Amin Ya Robbal Alamin.

Kampung Mural Objek Wisata Yang Tertutup Rumput Liar

Minggu ini berkesempatan ke kawasan goedang boencit lagi yang sangat terkenal dengan kampung muralnya dulu saat pernah liputan di di sini bersama adek di tahun 2019 (baca : Bangunan Terlantar Yang Menjadi Kampung Mural ).

Kawasan gudang boencit yang letaknya bersebelahan dengan sungai musi ini menjadi sarana wisata tersendiri selain menikmati keindahan sungai musi juga bisa menikmati lukisan-lukisan yang terpampang di dinding-dinding tua bekas gudang tersebut.

Tapi pemandangan hari ini yang kusaksikan tampak berbeda, lokasi kampung mural ini tampak tidak terurus informasi yang kudapat sejak pandemi yang melanda kirang lebih 2 tahun yang lalau membuat lokasi wisata ini tidak ada lagi yang mengurus, terlihat rumput-rumput yang tumbuh memanjang dan tampak semeraut, bigitu juga cat lukisan sudah banyak yang luntur bahkan hilang, dan juga fasilitas yang ada di dalam lokasi wisat ini dulu sudah banyak yang rusak dan hilang seperti papan petunjuk arah.

Sangat di sayangkan lokasi wisata yang berada di tengah kota menjadi terlantar dan tidak terawat, masyarakat sekitar pun memanfaatkan tanah lapang ini sebagai tempat hajatan, puluhan unit tenda terpasang, ratusan kursi juga terpasang menutupi semerautnya sang kampung mural.

Hendaknya ini menjadi perhatian bersama masyarakat dan pemerintah kota, karena tempat wisata yang kepemilikannya swasta seperti ini akhirnya menjadi tidak terawat dan akan hilang dengan sendirinya padahal, kalau di kelola lebih jeli bisa juga di kawasan ini di jadikan tempat kuliner yang di buka dari sore sampai malam hari, jadi tidak hanya menyajikan lukisan dinding tetapi juga tempat nongkrong anak muda yang bersantap sambil menikmati keiindahaan sungai musi.

Wednesday 4 May 2022

Rumah Pink Di Ujung Banyuasin


Ternyata lumayan masih jauh saat ku cek via google maps, karena dari masjid ini saja masih 15 menit lagi, tetapi karena bukan aku yang menyetir aku ikut saja.

"kak, kalau mau ikut nanti di jemput di talang kelapa ?" suara di ujung telpon dari adik lelaki ku.
"Oke "jawabku singkat

Karena kebetulan dia baru saja pindah rumah yang selama ini di kawassn plaju pindah ke daerah Banyuasin, itupun kalau lihat dari google map teridentifikasi "Sungai Rebo" padahal kawasan tersebut ada di seberangnya.

Setelah silaturahmi di talang kelapa akhirnya kamipun berangkat menuju rumah beliau, perjalanan panjang di mulai, aku dan bunda bisanya bermain di daerah sini tetapi hanya setengah dari perjalanan hari ini, ternyata untuk kerumah adek lelakiku ini masih separuh perjalanan lagi. Banyak yang ikut kali ini ibu, adek perempuanku, ayuk perempuanku sekeluarga, kami sekeluarga dan ada beberapa orang lainnya

Akhirnya kamipun tiba di rumah kediaman beliau, dengan didominasi keseluruhan warna pink rumah tersebut sangat mencolok di tengah perkampungan para petani tersebut, karena dulu adek lelaki ku ini membeli tanah di sini di tengah-tengah permukiman pertani yang mayoritas orang dari suku jawa, sehingga tidak heran kalau lingkungan di sini tampak asri dengan udara yang sejuk.

Makan minum nejadi tradisi saat silahturahmi tetapi saat kekamar kecil tidak ada air menrupakan masalah, ternyata di rumah ini masih menggunakan sumur bor di mana air yang mengalir masih belum terlalu bagus karena baru di malam lebaran kemarin sumur tersebut di buat.

Tidak sia-sia berjalan jau ke ujung Banyuasin, banyak pengalaman yang kami dapat, dari tempat, keramahan tetangga, ladang petani, air sumur bor dan lain sebaginya.\

Hasilnya Seperti Ini


Repot ternyata untuk foto bersama terutama dengan keluarga besar, dengan macam-masam gaya dan juga macam-macam rupa, setelah diatur akhirnya seperti ini lah akhirnya.

Video sebelum pengambilan gambar :

Anabul Si Belly

 

Untuk kesekian kalinya di belly akhirnya melahikan kembali, kali ini ada 3 anak yang ia lahirkandengan warna yang berbeda-beda, satu berwana orange, satu mirip warna si beli dan satu berwarna hitam putih.

Si belly kali ini justru lahiran di rumah tetangga sebelah saat kami lagi menginap di rumah talang jambe, semua tampak sehat saat anak kucing tersebut di ambil dari rumah tetangga tersebut, kardus masih menjadi tempat yang pas untuk para anabul si belly tersebut, karena  pernah membaca dari salah satu artikel bahwa kardus bisa membuat kucing menjadi nyaman.

Semoga anak-anak belly kali ini bisa sehat dan terus bertumbuh karena dari sebanyak anak-anak si bellu yang bertahan sampai besar hanya ada 2 ekor yaitu si cemong dan si cimon yang sudah pada mernatau jauh.