Wednesday 30 October 2019

Service Motor Berhadiah Telor


'Ini pak, ada hadiah telor bisa bapak bawa pulang, kebetulan telor ayam koko lagi banyak dari kandang jadi di bagi-bagi" Jelas mbaknya
"Iya mbak, terima kasih banyak " sambil aku mengangguk setengah bingung karena berfikir sesaat apa hubungan service motor dan telur.

Sudah beberapa bulan ini motor yang kubawa berasa kurang enak, tidak seperti biasa, ada oli yang menetes dari bagian mesin yang membuat bunyi mesin motor ini agak kasar, dan bunda pun sempat mengingatkan karena tiap hari ada ceceran oli di lantai rumah, yang di takutkan bunda ada yang akan terpeleset karena ceceran oli tersebut.

Akhirnya pada pagi hari ini akupun membawa motorku ke tempat service motor yang tidak jauh dari tempat ku bekerja, pukul 8 pagi ternyata bengkel ini sudah lumayan ramai.
"Pake antri nggak Mbak ?" tanyaku setelah mbaknya mencatat apa-apa yang akan di service di motorku
"Nggak pak bisa langsung " jawab mbaknya sambil memangil salah satu teknisinya, Memang terlihat saat itu beberapa teknisinya masih bebersih tempat kerjanya.


Motor pun memasuki ruang UGD, untuk di cek dengan selengkap-lengkapnya. Tak lama berselang teknisinya pun menghampiriku.
"Maaf pak, rantai klepnya harus di ganti karena sudah kendor " jelas teknisi sekalian menjelaskan masalah-masalah lainnya akibat dari oli yang sering menetes dari mesin motor ini.
"Di ganti saja dek, jika sudah rusak" jawab ku singkat

" Separah itu kah " gumaku dalam hati, akibat kemalasan untuk merawat kendaraan sehingga harus di tebus dengan biaya yang lumayan tinggi. Karena aku termasuk kurang mengerti masalah mekanikal sehingga jadi lalai. 

Sejak kendaraan roda 4 kami di jual maka segala aktivitas sekarang mengandalkan motor,  satu yang saat ini sedang di service dan satunya lagi yang sering bunda bawa untuk  aktivitas bunda sehari-hari juga berjenis bebek.

Hampir 2,5 jam menunggu di bengkel ini, sempat menggerutu di dalam hari "tau seperti ini enakan balik ke kantor, bisa menyelesaikan pekerjaan yang belum selesai" , walaupun sebenarnya ruangan tunggu nya lumayan nyaman dengan view jalan utama kota ini di tambah dengan TV dan minuman dingin gratis.


Akhirnya motorkupun selesai, suara mesinnya kembali halus sama halusnya dengan lembaran-lembaran Rupiah sebagai harga yang harus ku bayar ke kasir, akupun mencoba motor ini untuk mengaspal dengan jarak yang agak jauh untuk mengetahui masih ada kendala atau tidak, ternyata benar-benar kembali seperti baru.

Yang bermasalah justru telor yang berjumlah 10 butir sebagai hadiah bengkel tadi di mana saat mengitari jalan di kota ini, telor tersebut ku gantung di stang bagian kiri motor sehingga bungkusan telor tersebut bergoyang ke kiri dan kekanan, saat mencapai kantor kulihat seperti ada bau khas telor dari kantong yang ku gantung tadi,  ternyata betul ada 1 yang pecah total, dan 2 yang retak dan agak bocor, sehingga saat aku cerita bagaimana sampai dapat telor ini, kawan sekantor pada senyum dan berkata, " Mau service di sana juga pak biar dapat telor" sambil di sambut tertawa kawan-kawan yang lain.

Sambil tersenyum dan berguma dalam hati "kemarin kue ulang tahun sekarang telor,  Coba hadiahnya pizza bisa di makan rame-rame di kantor ini".

Tuesday 29 October 2019

Kue Coklat 11 Tahun Kakak Dan 3 Mulut Yang Tidak Sabar

Kuenya sudah tidak  berada di tengah lagi
" Potong-Potong-Potong" teriak Ayuk dan adek saat kue tersebut di angkat oleh kakak

"Nggak hancur kuenya ya bun" tanya ku 
"Nggak yah, hanya bergeser ke sebelah kiri semua " jawab bunda sambil tersenyum

Aku pun bernafas lega, karena kue yang kubeli sepulang dari kantor tadi kukira sudah berantakan karena bergoyang kekiri dan kanan mengikuti irama laju motorku, saat melewati jalan berlubang dan polisi tidur bungkusan terebut sempat bergoyang keras beberapa kali hingga membentur samping motor ku.


Kebetulan kakak hari ini sedang berulang tahun yang ke 11 tahun dan minta di belikan kue untuk di makan bersama pada bada magrib yang bersamaan dengan waktu kelahirannya kakak. Ayuk dan adek sudah menunggu dari tadi menunggu sigap agar dapat mencicipi manisnya kue coklat kakak yang akan di potong.

Akhirnya merekapun makan dengan lahap kue tersebut setelah ayah selesai membaca doa, adek yang dari tadi sudah tidak sabar memakan coklat berwarna pink pun langsung mengambil coklat dari atas kue tersebut. 

Senang hati melihat kegembiraan mereka hari ini, padahal kalau mereka tahu sulitnya membawa kue ulang tahun dengan naik motor sendirian, mungkin mereka akan paham kalau hasil perjuangan yang mereka rasa manis di mulut itu di dapati dari bungkusan kue yang di bawa dengan penuh kecemasan.

Sunday 27 October 2019

Juara Tiga Untuk 3 Srikandi

"Kakak  ber tiga  ,Dapat juara tiga cerdas cermat ...yah" kata kakak yang menelpon ke handphone ku.
"Alhamdulilah...., kalau lomba tahfiznya bagaimana  ?" tanyaku kembali
"Belum ada pengumuman yah " jawab kakak di ujung sana

Dari pagi tadi kakak mengikuti lomba cerdas cermat dan Tahfiz Quran di tempat kakak menimba ilmu agama dalam rangka memperingati maulid nabi Muhammad SAW. Bersama beberapa temanya di dalam team ternyata bisa menembus ekspektasi pikiran ku, yang selama ini kakak belum pernah juara ternyata hari ini menjadi kenyataan, bersama ke 2 temanya dia bisa menggeser juara bertahan yang biasanya selalu menempati urutan ke tiga.


Untuk tahfiz sendiri belum ada pengumuman karena akan di umumkan saat peringatan maulid nabi nanti pada 2 minggu ke depan. semoga ada hasil terbaik yang kakak dapat.

"Lombanya gimana yuk ?" telpon ku ke ayuk yang sedang lomba di acara Extra Com SMA Negeri 13 Palembang yang merupakan pertandingan seluruh extra kulikuler dari setiap sekolah menengah atas atau sederajat yang ada di kota Palembang..
"Alhamdulilah yah.... sekolah kami jadi juara umum dengan mendapatkan piala bergilir" jawab ayuk
"Kelompok ayuk menang nggak ?" tanyaku, karena ayuk ikut LTBB pramuka bersama kelompoknya.
"Kalah yah" dengan nada kecewa ayuk menjawab
"Coba lagi lain waktu... sekarang gagal besok insya Allah akan berhasil, ayah jemput ke sana ..ya.." kata ku
"Oke ya... ayuk tunggu di gerbang depan"jawab ayuk

Saturday 26 October 2019

Menikmati Garingnya Ikan Lele Dan Bebek Goreng Pecel Lele 77 Lamongan Talang Kelapa


2 Ikan lele goreng dan 1 bebek goreng pun kami pesan malam ini di lengkapi dengan 2 gelas air es jeruk , tumben malam Minggu ini suasana warung pecel lele ini sepi biasanya lumayan ramai oleh pengunjung yang menikmati khasnya pecel lele lamongan ini.

Di goreng di dalam kuali panas 2 ikan lele dan potongan bebek pun berenang di dalam minyak panas yang mendidih, setelah garing ikan lele dan potongan daging bebek tersebut di tiriskan, dan di sajikan di dalam piring berikut sambelnya. Adek yang memesan ikan lelenya tanpa sambelpun terpisah piringnya karena dia memang kurang suka dengan pedas.

Sambel yang berwarna orange campuran antara cabai dan tomat menjadi teman ikan lele goreng dan potongan daging bebek tersebut, nasi putih yang sudah tersaji terlebih dahulu di tambah dengan lalapan daun kemangi dan potongan timun menjadi pelengkap untuk sajian malam ini. 

Dahi adek yang mulai berkeringat, karena menyantap ikan lele yang panas langsung meminum es jeruknya dari sedotan, bunda yang mencampurkan kecap manis ke dalam sambal merupakan pasangan yang pas untuk cocolan ikan lele goreng dan bebek goreng tersebut.


Rasa garing dari ikan lelenya cukup terasa saat aku mencoba ikan lele goreng bunda, dan empuknya daging bebek pun bertambah nikmat setelah di campur dengan cocolan cabe dan kecap yang ada di piring di padu dengan nasi putih yang ada di dalam piring.

Tahu dan tempe pun tidak lupa bunda pesan sebagai pelengkap makanan kami malam ini, satu buah tahu yang di potong menjadi dua bagian menjadi penyedap makan malam ini. Warung pecel lele yang terletak di jalan kelapa gading , talang kelapa ini selain menyajikan ikan lele dan bebek juga ada ikan nila dan gurame, cumi dan udang yang bisa di olah menjadi beberapa jenis makanan sesuai dengan selera kita seperti goreng mentega, goreng tepung, asam manis, saos padang dan lain sebagainya.

Warung pecel lele yang cukup sederhana ini di buka dari pukul 5 sore sampai pukul 11 malam, dengan memanfaatkan teras bangunan maka terciptalah warung pecel lele ini. Saat selesai santap malam kamipun membayar sebesar 74 ribu untuk semua sajian yang kami pesan. Dari keseluruhan makanan yang di coba malam ini kami memberi nilai 7/10, lumayan nikmat dan mengenyangkan, bagi yang penasaran silahkan untuk mencoba sendiri.

Akhir Dari 155 Channel Sriwijaya Vision

Tampilan terakir di TV saat sudah di lakukan pemutusan siaran

Sudah beberapa hari siaran tv kabel mengalami gangguan, tulisan "Tidak Ada Sinyal- Hubung Operator Kabel Anda!" merupakan pemandangan yang menjadi halaman pertama saat beralih dari tv antena ke tv kabel. Informasi kerusakan sudah di layangkan melalui wa yang selama ini selalu di respon dengan baik oleh operator tv kabel ini, dengan jawaban sebagai informasi awal yang saya dapatkan adalah adanya proses penyambungan kabel FO (fiber optic) oleh teknisi.

Tahun 2017 pertama kali kami menggunakan layanan tv kabel Sriwijaya Vision ini, berbeda dengan tv kabel berlangganan lainnya yang menggunakan parabola mini padat, justru tv kabel berlangganan yang saya gunakan ini memang benar-benar menggunakan kabel. Bekerja sama dengan pihak PLN dan Telkom untuk memasang jalur tv kabel agar sampai ke rumah-rumah pelanggan.
Awal berlangganan tv kabel ini masih menggunakan sistem manual/analog yaitu antena yang sudah terpasang sampai kerumah tinggal di colok saja ke tv yang akan di gunakan setelah itu di searching tv nya hingga muncullah siaran dari program tv kabel tersebut, awalnya hanya ada sekitar 60 channel saja dengan gambar yang masih berkualitas rendah, sejak pergantian dari analog ke digital dengan menambahkan reciver membuat kwalitas gambar yang di hasilkan semakin baik dengan pertambahan sampai 155 channel.

Sebenarnya ada kepuasan tersendiri menggunakan Sriwijaya Vision ini, baik dari jenis tayangan yang lumayan banyak di bandingkan dengan parabola mini biasa atapun tv kabel berparabola, dengan iuran perbulan hanya 60 ribu Rupiah sangat murah di bandingkan dengan kompetitor sejenis, apalagi saat ini paket internet juga sudah di jejali bersamaan dengan program tv kabel ini.

Bunda yang lebih banyak menonton channel islami dari Akhyar TV/ Madani TV, Nabawi TV, Saling Sapa TV, Rodja TV dan lain lain, kalau adek & kakak spesialis film kartun dari beberapa channel yang di sajikan di tv kabel ini. Dari film-film bollywod, hollywod, mandari, olahraga serta siaran bertema pendidikan dan pengetahuna menjadi salah satu kelebihan tv kabel ini juga walaupun sejak hilangnya siaran MNC Group dari channel yang sedikit berpengaruh,  walaupun di gantikan dengan channel lain tetapi rasanya masih kurang lengkap.

Hingga akhirnya hp ku berdering,  tertera no hp yang tidak terdaftar di kontak ku 08127121****, saat ku angkat ternyata pihak Sriwijaya Vision menginformasikan bahwa untuk layanan di kawasan perumahan kami  di tutup karena pelanggan tv kabel ini sudah sedikit sekali, sehingga tv kabelnya akan di nonaktifkan. Akupun sebenarnya tidak menyangka kalau layanan tv kabelnya akan di tutup untuk kawasan perumahan ini, tetapi mungkin perhitungan ekonomis dari operator baik dari sisi pemeliharaan ataupun aspek lainnya.

Sunday 13 October 2019

Pempek Lala, Mencicipi Makanan Khas Di Kawasan 26 Ilir


Setelah keluar parkiran IP, dan berbelok kekiri meyusuri Jalan Letkol Iskandar yang rencananya untuk langsung kembali pulang kerumah.

"Kakak, adek lapar nggak ? " tanya ku
"lapar ya .." jawab mereka
"kalau makan pempek mau ?"tanyaku kembali
"Ok yah.."jawab adek

Motor pun ku arahkan ke arah pasar Atom 26 Ilir atau jalan Mujahidin, tepat di salah satu toko pempek yang berlabel LALA, aku pun memberhentikan motor ku. Karena toko ini yang paling ramai pengunjungnya di bandingkan dengan toko pempek lainnya yang ada di jalan Mujahidin ini.

"Mbak pempek campurnya 1 porsi, 1 porsi hanya pempek adaaan dan pempek tahu saja"katau ke mbak pegawai toko pempek ini.
"Minumya pak  ? " tanya mbak pegawai tersebut
"2 es campur & 1 es jeruk" jawabku
"Baik pak.. tunggu sebentar" kata mbak pegawai tersebut.



Tak lama menunggu datanglah 2 porsi pempek, 2 es campur dan 1 cangkir es jeruk, adek dan kakak makan dengan lahap terutama pempek adaan, untuk pempek rebus adek kurang menyukai justru kakak yang menghabiskan pempek kulit, rebus dan pempek tahu.

Saat memakan pempek tahu, adek dan kakak memberikan tahunya kepada ku mereka hanya memakan balutan pempeknya saja, banyak juga aku memakan tahu pada hari ini. Adek yang memesan es jeruk langsung di minum sampai habis karena tidak kuat menahan pedas saat menghiruo cuka, padahal menurutku cuka di pempek lala ini tidak terlalu pedas.

Saat meminum es campurnya melalui sedotan kakak memegang mulutnya lagi.
"kenapa kak mulutnya ?" tanyaku ke kakak
"Gigi kakak jadi rata yah, saat bermain bombom car tadi ke bentur stir mobilnya " jawab kakak
"Sakit nggak ?" tanya ku kembali, sambil melihat gigi kakak yang katannya menjadi rata
"Nggak yah.. tapi agak ngilu saat minum es" jawabnya
"Mungkin ada yang rompal, jadi ngilu kena es "jelasku

Kakak pun melanjutkan meminum es campurnya dan  memakan pempeknya , pempek  di sini di jual dengan harga seribu Rupiah perbiji, wajar kalau banyak pengunjung yang membeli makanan khas Palembang ini di sini, baik untuk makan langsung ataupun di kemas dalam bentuk paket untuk pengiriman ke luar kota.

Di sepanjang jalan Mujahidin ini rata-rata pempek di jual dengan harga seribu Rupiah, tetapi memang selera masing-masing jadi tidak heran kalau ada toko pempek di sini sepi pengunjung walaupun harga sudah di turunkan di bawah seribu Rupiah.

Untuk soal rasa pempek lala juga tidak kalah dengan rasa pempek  yang ada di toko pempek terkenal lainnya, begitu juga es campurnya perpaduan kacang merah, tape, cincau, dawet, selasih merupakan paduan khas dengan serutan es yang di siram dengan susu kental manis, membuat kesegaran tersendiri saat minuman tersebut melewati tenggorokan ku.



Saat selesai menikmati makanan khas Palembang di toko pempek lala ini, akupun segera menuju kasir, 46 ribu yang harus ku bayar untuk semua makanan yang kami makan tadi, lumayan murah menurutku dengan rasa yang sepadan yang kami rasa.

Kamipun kembali kerumah, dengan segala cerita di kepala kami masing-masing, dari Big Box promo, ke pasar loak cinde, bermain bombom car sampai makan pempek lala.

Boom-Boom Car IP, Mainan Jadul Yang Tetap Di Rindu

Di Depan arena bom-bom car IP
Siang hari setelah kakak pulang dari mengaji, adekpun menagih janji untuk bermain bom-bom car di Internasional plaza, karena pada minggu sebelumnya adek tidak bisa bermain dikarenakan arena permainannya masih belum di buka. (Baca: IP Mall Modern Pertama Di Palembang ).

"Ayo yah... kita ke IP" rengek adek
"Sebentarlah, tunggu kakak be beres terlebih dahulu" jawabku

Karena memang kakak baru saja pulang, setelah kakak selesai beberes, kamipun meluncur ke internasional plaza yang tidak terlalu jauh, dengan membayar parkiran sebesar 3 ribu per sekali masuk, akupun segera mencari lokasi untuk parkir motor, enaknya untuk parkiran di sini seluruh tempat parkirnya di lengkapi dengan atap jadi tidak kepanasan ataupun kehujanan.

Kamipun memasuki mall yang di resmikan pada tahun 1992 ini, langsung menuju lantai paling atas, dengan adanya eskalator di setiap lantai, memudahkan perjalanan kami. Eskalator IP ini memiliki cerita sendiri bagiku, karena beberapa hari setelah kelulusan kamipun berjalan-jalan ke IP ini sebagai bentuk suka cita kami, teman teman banyak menggunakan sandal ataupun sepatu yang sedang hits saat itu, sedangkan aku sendiri menggunakan sepatu warrior yang nota bene merupakan sepatu yang ku gunakan sebagai sepatu sekolah yang sudah ku injak bagian belakangnya.

Pada saat menaiki eskalator lantai ke satu tidak terjadi apa-apa, tetapi saat menaiki eskalato ke lantai ke dua bagian belakang sepatuku yang sudah lembut tersebut ikut dihisap oleh eskalator tersebut dan untung saja kaki ku tidak ikut masuk ke dalamnya.

Dasar teman-teman geblek, mereka justru tertawa dengan keras melihat kejadian tersebut, dengan  tampang cuek karena hanya menggunakan sepatu sebelah yang menjadi perhatian pengunjung lain sampai akhirnya nasib sepatu warrior tersebut berakhir di tempat sampah saat aku bertemu dengan penjual sendal di mall ini.

Setelah sampai di lantai paling atas masih banyak permainan yang di pajang di sana, tetapi tidak sebanyak saat era tahun 1990-an, ding dong yang dulu merupakan salah satu permainan favorit kamipun sudah tidak tampak lagi gambar di layarnya.

Permainan odong-odong dan mobil-mobilan anak hanya berdiam sepi terlapisi debu, permainan bom-bom car sendiri terletak di arena khusus dengan lantai dari plat besi, dan di bagian atas dengan jaring besi yang bisa mengeluarkan api saat mobil mainan tersebut berjalan. 

Ding dong permainan aku dahulu yang saat ini sudah banyak yang tidak beroperasi lagi
Dengan membeli koin hanya seharga 10 ribu per koin, kakak dan adek pun memilih dan menaiki bom-bom car sendiri-sendir, 4 koin yang sudah ada di tanganku kumasukan satu-satu ke dalam bombom car tersebut, setelah operator permainan membunyikan bel nyaring panjang, yang bertanda permainan ini siap di mainkan.

Adek yang baru pertama kali menyetir sendiri bombom car ini menjadi senang sendiri, karena sebelumnya aku yang menyetir atau bunda sedangkan adek duduk di samping sebagai penumpang, tabrakan dengan mobil kakak pun tidak terhidarkan, kakak langsung saja yang menjerit keras untungnya saat itu hanya mereka berdua yang bermain di arena permainan ini.



Permainan ini tidak hanya ada di IP saja tetapi ada juga di PTC mall, Trans mini studio ataupun yang terbaru di OPI mall Jakabaring, tetapi untuk harga sendiri yang paling murah adalah di IP sendiri, sesuailah dengan fasilitas yang ada, seperti di transmini studio untuk satu kali permainan di hargai 25 ribu yang hampir tidak berbeda jauh dengan mall lainnya.

Senyum bangga adek saat menyudahi permainan ini, bangga karena sudah bisa menyetir sendiri

Berputar, berjalan lurus menjadi kesenangan sendiri bagi kakak dan adek, kurang lebih sekitar 10 menit operator permainan membunyikan bel panjang lagi mengakhiri permainan ini, akupun segera memasukan lagi koin yang ke dua ke masing-masing bombom car tersebut dan adak melanjutkan gaya dan atraksinya mengendalikan bombom car ini, begitupun kakak yang lebih menghindar untuk tabrakan, tetapi permainan ini tabrakan merupakan hal yang di cari dengan karet tebal di sekeliling bombom car yang berfungsi sebagai pengaman kepada penumpang saat terjadi tabrakan.

Akhirnya permainan ini pun berakhir, kamipun segera keluar dari arena, adek dengan senyum bangga dengan dada membusung sedangkan kakak memegangi mulutnya, sebelum beranjak pulang kamipun berkeliling melihat-lihat pakaian yang sedang ada diskon di atrium mall ini.

Kami Dan Pasar Loak Cinde Di Minggu Pagi



Minggu pagi yang cerah ini, dengan matahari yang panas menyengat, aku pun mengarahkan kendaraan ku ke arah pasar loak/barang bekas cinde yang memang ramai saat hari Minggu pagi, pasar dadakan  Minggu pagi yang lebih di kenal oleh masyarakat Palembang sebagai pasar cinde karena terletak di kawasan pasar cinde yang terbentang dari Jalan Karet, jalan AKBP Kemas Kailani (Bioskop Mawar) hingga ke jalan Cinde Welan, begitupun trotoas sepanjang jalan sudirman dari simpang jalan AKB Kemas Kailani sampai ke pasar cinde juga di penuhi pedagang saat Minggu pagi, 

Pasar barang bekas cinde ini hanya beroperasi pada hari Minggu mulai pukul 6 pagi sampai 12 siang, pasar yang sudah sejak tahun 1960-an ini, banyak menyediakan barang-barang baik bekas atapun yang masih baru sekalipun, soal harga bisa di tawar asal cocok sama cocok.

Untuk hari bisa kawasan ini hanya di dapati sebagai tempat penjual spare part motor dan mobil, sebagian menjual hewan hias, dan tempat las serta pembuatan barang-barang pabrikasi, yang juga lebih sepi di bandingkan pada hari Minggu pagi. 


Saat melihat hewan-hewan di pasar loak cinde
Kami pun lumayan sering berkunjung ke pasar loak cinde ini, hanya sekedar untuk cuci mata ataupun mencari barang-barang yang di butuhkan, jika di ajak ke sini adek sendiri lebih senang memperhatikan hewan-hewan seperti burung, ayam kalkun, kucing anggora, hamster, kelinci dan hewan lain sebagainya. Adekpun bisa berlama-lama memperhatikan tingkah laku hewan-hewan di  dalam sangkar tersebut.

BJ yang merupakan singkatan "Burukan Jambi" atau pakaian bekas yang masih layak pakai merupakan barang dagangan yang terkenal di sini, barang-barang bekas yang merupakan import dari Singapura yang masuk ke Indonesia melalui daerah tungkal dan di sebar sampai ke kota ini. 

Jadi tidak heran kalau banyak melihat pedagang BJ di pasar loak Cinde ini dari hamparan sampai toko permanen, dari menjual celana pendek sampai setelan jas yang masih mengkilat.

Sudah hampir mencapai ujung, terlihat crane yang merupakan bagian dari pelaksanaan kostruksi pasar cinde yang baru
Semakin mendekati ke eks pasar cinde yang sudah di bongkar yang rencananya akan di bangun menjadi pasar terintegrasi yang lebih modern, artinya pasar loak ini sudah mendekati ke ujung perjalanan, biasanya kami memesan lupis dan getuk makanan khas yang di siram dengan gula merah, di mana saat membeli kita harus sabar antri karena "pak De" banyak melayani pembeli yang lain. Selain membeli getuk dan lupis terkadang kamipun menyantap kuliner seperti bubur ayam, mie ayam ataupun sate padang yang menjadi jajanan street kuliner di pasar loak ini.

Banyak cerita dan geliat ekonomi di pasar loak cinde ini, barang-barang bekas yang tidak terpakai  menurut kita bisa jadi akan terpakai dan di perlukan untuk orang lain sehingga terjadilah transaksi di pasar ini, pasar yang terletak di pusat kota ini tidak pernah sepi pengunjung yang menjadi salah satu dari urat nadi ekonomi kota ini.

Yang di tandai merah merupakan lokasi pedagang pasar loak cinde pada Minggu Pagi

Big Box Di Hari Terakhir Promo


Akhirnya Datang Juga Di Hari Promo Terakhir. Big box ini sampai juga, saat dapat WA mengenai promo mengenai makanan khas Italia ini, Promo yang berlaku di Pizza Hut Delivery (PHD) dari tanggal 10-13 Oktober 2019, ternyata harus menggunakan aplikasi PHD yang dapat di download melalui play store ataupun IOS.

Ada 2 opsi pilihan yaitu delivery ataupun take away, dari harga 146 ribu menjadi 101 ribu Rupiah, lumayan bisa menghemat untuk menikmati kiuliner yang satu ini, dengan di sertai 5 jenis makanan lainnya selain pizza seperti sosis, choco puff, Cheesy dough ball, dan beberapa yang lainnya

Adek yang menerima dari petugas pengiriman PHD dengan senyum lebar,"makan besar" katanya sambil masuk ke dalam rumah. Sekali-kali bolehlah orang lokal makan menu eropa.




Saturday 12 October 2019

Pagelaran Budaya Mainan Lamo, Dari Main Yeye Sampai Cak Eng Kleng.


Ada permainan cak eng kleng (Engklek/dengklek), yeye , enggrang, maen ban, dan tongkat, ekar itulah yang terlihat menghiasi pedestrian sudriman malam ini, yang merupakan acara pagelaran budaya mainan lamo Palembang yang di laksanakan oleh lembaga budaya kambangan.

Dengan bertujuan untuk membangkitkan kembali kenangan masyarakat akan mainan lamo yang merupakan budaya khas kota Palembang yang dijiwai semangat kebersamaan. Dan juga bertujuan untuk mengingatkan kembali masyarakat kepada mainan tempo dulu yang sudah sangat jarang di mainkan.

Pagelaran yang di laksanakan pada pukul 19:30 , banyak di datangi oleh pengunjung pedestrian sudirman ini, ada yang mencoba bermain cak eng kleng, ada juga mencoba permainan yeye, permainan enggrang, ekar dan ban.


Kakak ikut antri di permainan cak eng kleng, karena banyak juga para pengunjung lainnya yang ingin bermainan permainan lamo ini, adek sendiri dan 2 ponakan ku justru lebih tertarik untuk bermain ban bekas yang di tepak dengan septong kayu, sambil berlari kita pun berusaha menyeimbangkan agar ban tersebut tidak terjatuh.

Bunda yang mengambil karet gelang yang sudah di anyam yang membentuk untaian tali panjang untuk bermain yeye, sedang asiknya bermain terdengan bunyi yang cukup kuat, "Gedabukkkkk" sontak kami kaget saat di lihat ternyata ada pengunjung yang badannya lumayan besar terjatuh dari enggrang karena patah tidak kuat menahan beban badannya.
Kakak lagi antri untuk bermain cak eng kling
Semoga saja even permainan tradisional khas Palembang seperti ini bisa di adakan terus, masih banyak permainan khas Palembang yang belum di tampilkan di sini seperti pantak lele, cap cadang/bentengan, tukupan , tang-tang duku, mobilan bambu, cetoran dan masih banyak lagi yang lainya. Biar anak-anak bisa melihat bahwa permaianan zaman dulu kalau bermain tidak bisa sendiri dan harus bersama-sama.

upi saat bermain dengan ban 

Hewan-Hewan Pedestrian Dari Yang Melata Sampai Nocturnal

Adek azam dan ular boa kuning
Malam ini kamipun menuju ke kawasan pedestrian Sudirman, salah satunya karena adanya pagelaran budaya mainan lamo Palembang yang di gagas oleh komunitas Kambangan, selain itu ada juga di bagian Qhotmil Quran yang di asuh oleh Ustad KH Nawawi Dencik juga kedatangan tamu Ustad Abdul Karim Al Makki dari negeri jiran, kita ketahui kalau ustad Abdul Karim Al-Makki ini merupakan salah satu pengisi suara di serial Upin & Ipin.

Menyusuri lagi kawasan yang ramai pada malam ini walaupun cuaca masih berselimut asap kabut dari kebakaran hutan dan lahan. Bersama nyai dan juga 2 orang ponakan yang masih kecil pun tidak mau ketinggalan. sebelum pergi ke kawasan ini perut ku lagi bermasalah terkadang sakit terkadang hilang, menurut bunda hanya kembung biasa dan obat maag yang biasa bunda makan pun menjadi santapan ku malam ini.


Saat melintasi di komunitas reptil, mereka pun berpose walaupun di ucup masih takut pada ular, tetapi saat berfoto justru kakak yang berteriak-teriak histeris saat boa kuning itu di kalungkan ke lehernya, jenis ular yang menggunakan belitannya untuk meremukan mangsanya ini kepalanya sempat di pegang ayuk dan adek saat berfoto, sehingga kakak pun makin histeris.

Boa pembelit tergolong ular yang bertubuh besar. Panjang keseluruhan tubuhnya antara 0.91 hingga 3.9 meter, namun ular yang sering ditemukan hanya mencapai panjang 2.2 meter. Ular betina berukuran lebih besar daripada ular jantan. Di penangkaran, seringkali ular boa bisa tumbuh lebih panjang dari ukuran normalnya di alam. Panjang spesies tangkaran yang pernah di ketahui adalah 4.3 meter. Berat rata-rata ular ini mencapai 27 kg. Ular yang penyebarannya banyak terdapat di Amerika Selatan, Argentina dan kepulauan karibia, dengan tubuhnya dihiasi oleh pola berbentuk lingkaran besar berwarna cokelat terang yang berjejer dari belakang kepala hingga pangkal ekor. Setiap pola lingkaran tersebut dibatasi dengan warna cokelat tua. Bagian bawah perut berwarna cokelat pucat. Pada kedua sisi badannya, warna cokelat tua dihiasi dengan guratan-guratan berwarna cokelat pucat yang berbaris dari leher hingga ekor. Ekornya berwarna cokelat tua dengan garis-garis berwarna cokelat muda yang membentuk lingkaran. Beberapa spesimen boa juga memiliki kombinasi warna lain selain cokelat, mulai dari hitam, abu-abu, oranye, kuning, albino, pastel albino, hingga kemerah-merahan.
Krucil bersama dengan burung hantu
Komunitas selanjutnya yang kita singgahi adalah komunitas burung hantu di kota ini, ada beberapa jenis burung hantu yang mereka miliki di dalam komunitas ini dari yang kecil sampai yang sudah besar. Dengan sorot  mata yang tajam burung yang merupakan binatang malam ini banyak di takuti oleh hewan lain dan juga manusia, karena di anggap sebagai pertanda kematian dan musibah. 

Dulu aku pernah memelihara jenis burung nocturnal ini, yang berjenis barn owl atau serak jawa yang di dapat saat mengunjungi pasar burung, burung hantu dengan muka khas yang bulat tersebut ku beri nama owl yang artinya burung hantu, pertama kali memberinya makan kuku kakinya yang tajam mencengkram erat tanganku yang tidak memakai alas, sangat terasa saat kuku kakinya memasuki badanku, hingga lubang bekas kukunya mengeluarkan darah. 

Melihat kejadian ini keluarga di rumah justru takut dan tidak berani untuk memberinya makan,  apalagi saat itu bunda sedang hamil adek. Sampai akhirnya saat ku tinggalkan beberapa hari untuk perjalanan dinas di luar kota, dan setelah kembali lagi ke rumah ku dapati kalau si owl sudah tergantung tidak bernyawa di tiang tempat burung ini sering berdiri.

Adek bersama ponakan ku ikut berfoto bersama burung nocturnal ini, walaupun ucup hanya berani membelannya saja. Bunda pun tidak mau ketinggalan ikut berfoto bersama buffy fish owl,  sembari aku berkata ke bunda " Sayang ya dulu nggak berani kasih makan owl , kalau tidak udah keren juga owl kita, bisa di taruh di pundak seperti  owl punya orang itu", sambil melotot bunda menanggapi perkataan ku.

Bunda bersama Buffy Fish Owl

Friday 11 October 2019

Pasar Malam Di Springhill, Hiburan Rakyat Murah Meriah

Adek & Kakak di permainan istana angin
Sudah beberapa malam ini plataran ruko spring hill yang biasanya di pakai oleh anak-anak untuk latihan beladi berganti suasana menjadi pasar malam yang berwarna-warni, dari istana angin, kereta-keretan, komedi putar, dan terlihat para pedagang yang ikut membaur di dalam keramaian.

Adek dan kakak yang penasaran dengan keramaian ini, sering berulang-ulang menayakan, "Kapan ke pasar malam yah".... "kapan ke pasar malam..nanti habis", paling-paling kujawab hanya dengan senyuman saja.

Istana angin
Letaknya pasar malam yang memang sangat strategis yang merupakan jalan umum tempat perlintasan, sehingga tidak heran hampir tiap malam pasar malam ini di penuhi oleh anak-anak kecil yang di temani oleh orang tuanya untuk menikmati permainan yang ada di sini ataupun sekedar membeli makanan atau jajanan lainnya.

Malam ini setelah selesai menyantap bakso sebagai makan malam, kamipun meluncur ke pelataran springhill ini untuk sekedar menyaksikan keramaaian di pasar malam ini, adek dan kakak yang ingin bermain di istana angin pun bergegas melepas alas kakinya untuk melompat-lompat di wahana tersebut.


Kami bertiga hanya duduk menunggu di luar wahana permainan istana angin, sambil memakan arum manis yang sempat ayuk beli. 

Di Palembang sendiri pada beberapa tahun yang lalu pasar malam Montana yang mendominasi dengan permainan kincir atau orang Palembang sering menyebutnya sebagai roda lambung, roda gila komedi putar, pesawat berayun serta banyak lagi yang lainnya, yang rata-rata masih di gerakan secara semi manual, di mana kalau di lihat dari sisi safety sangat kurang mendukung.

Selain permainan anak-anak di atas justru yang menjadi permainan pokok di pasar malam montana ini adalah permainan ketangkasan, permainan yang berbalut dengan aroma judi ini banyak di minati oleh pengunjung, baik lempar gelang, lempar bola, pembelian kacang ber nomor undian, dan banyak lagi. Tetapi saat ini pasar malam Montana ini sudah jarang kelihatan lagi

Kalau melihat jauh kebelakang lagi di era tahun 1990-an pasar malam ini ada jika ada pertunjukan sirkus ataupun lumba-lumba, maka otomatis akan ada pasar malam dadakan, seperti dulu yang sering di lakukan di kawasan lapangan nigata Plaju.


Saat ini fasilitas pasar malam pun lebih menarik dan sudah serba menggunakan listrik, tidak lagi semi manual, dengan warna-warni yang lebih eye catching untuk menarik perhatian anak-anak. Dengan durasi bermain sepuasnya adek dan kakak terlihat berkeringat, setelah terasa capek dan haus akhirnya mereka menyerah sendiri untuk menyudahi permainan tersebut.

Sunday 6 October 2019

Kawasan Kolonial Yang Berubah Mengikuti Zaman

Palembang Heritage Half Day Tour Sesion 2 - Di depan hotel Swarna Dwipa

Motorpun kupacu pelan menyusuri kawasan kolonial untuk menuju ke kawasan kambang iwak besak, hari Minggu ini kambang iwak akan ramai dengan banyaknya pedagang yang berkumpul di sini, karena ramainya banyaknya orang yang akan berolahraga atau sekedar refresing di kolam air tengah kota ini. 

Akupun memarkirkan motorku, adek segera menuju jogging track di area kambang iwak, kami melintasi tepat di depan hotel Swarna Dwipa yang merupakan salah satu BUMD di kota ini, hotel yang pada awalnya bernama “Hotel Buijs” yang terletak di Jalan Tasik yang berhadapan langsung dengan kambang iwak besak yang awalnya merupakan mess PT. Stanvac dengan ciri khas baling-baling pesawat terbang yang kemungkinan maksudnya untuk tempat menginap para pilot penerbang stanvac. Kebersihan dan kesehatan sanitasi hotel selalu di jaga seperti melakukan voging atau penyemprotan anti nyamuk di halaman hotel per 2 kali sehari.

Tidak sembarang orang saat itu untuk melaksanakan acara di hotel tersebut, orang-orang yang sudah di cap sebagai orang kaya yang bisa. Tahun 1950 an saat Nasionalisasi yang di canangkan oleh Bung Karno maka mess stanvac ini di ambil alih oleh pemda menjadi hotel swarna dwipa.

Adek & fasilitas olahraga yang rusak
Papan nama Taman Kambang Iwak Besak
Setelah melalu jogging track adek menuju ke tempat olah raga publik yang sengaja di pasang oleh pemerintah kota ini sebagai fasilitas penunjang area wisata kambang iwak ini, adek juga sudah tidak asing lagi dengan kawasan kambang iwak ini, walaupun saat ini bagian di tengah kawasan ini lagi mengalami renovasi terlihat dari pagar seng yang menutupi kawasan tersebut.

Kif Park lagi mengalami renovasi
Kalau di lihat dari sejarahnya saat zaman kolonial pada era 1900-an di kawasan Talang Semut ini dulunya terdapat tiga rawa besar, untuk itu ada lahan yang perlu ditimbun dan adapula yang dijadikan Kolam Besar (Kambang Iwak Besak) dan Kolam Kecil (Kambang Iwak Kecik Masjid Taqwa) yang berfungsi sebagai kolam retensi untuk mengendalikan banjir dan juga untuk mengalirkan air ke Sungai Sekanak. Perumahan yang di bangun di daerah ini. Awal mulanya kambang iwak ini di jadikan tempat rekreasi dan juga berolahraga untuk warga Belanda yang berdiam di sekitar kawasan talang semut.

Kambang iwak sendiri berasal dari kata daerah Palembang yang berarti kolam ikan, Di tahun 80-90 an kawasan kambang iwak ini menjadi tempat penjual bunga hias dan  juga menjadi tempat lomba burung kicau, dan di malam hari terkenal akan banyaknya waria yang mangkal di sini, yang akhirnya pemerintah pun mengubah kawasan  menjadi tempat wisata dan olahraga, dengan penambahan fasilitas penunjang wisata, perbaikan pada kolam dan trotoar menjadikan tempat ini banyak di kunjungi orang terutama pada akhir pekan.

Di depan kantor kanwl pajak Sumsel Babel yang merupakan bangunan exs hotel smith

Akupun mengajak adek untuk berjalan menujuk ke kantor kanwil DJP Sumsel Babel, kamipun menyebrang jalan yang saat itu kendaraan sudah lumayan ramai, karena pedagang sudah banyak meninggalkan kambang iwak, terlihat papan nama "taman kambang iwak besak" yang merupakan kerjasama antara pemerintah kota Palembang dan Bank SumelBabel. Saat tiba di depan kantor ini yang menarik bagi adek adalah batang kayu yang tumbuh melengkung di trotoar jalan, adek menaiki  batang tersebut dengan senyum lebar.

Bangunan kanwil DJP Sumsel Babel ini dulunya adalah hotel yang berkelas di zamannya ini terletak di kawasan elite talang semut yang bernama hotel Smith, kebanyakan warga Belanda yang tinggal di sini, dengan mengandalkan kenyamanan dan ketersediaan air panas dan dingin,. Banguan yang sudah ada era tahun 1920-an ini termasuk hotel yang bagus dan disewa oleh perusahaan minyak BPM SHELL untuk karyawan-karyawannya sebelum mereka mendapatkaninstansi di Plaju. Dulu karyawan dan keluarga BPM dan SHELL dan Untuk karyawan SVPM/STANVAC biasanya di tinggal di Hotel Buijs/Swarnadwipa) yang tidak terlalu jauh dengan hotel smith ini.

Setelah era kemerdekaan dan nasionalisasi maka kepemilikan hotel ini beralih ke alm H.Bajumi Wahab yang berganti nama menjadi hotel sehati, cukup lama hotel ini di kelola oleh tangan dingin manajemen alm H.Bajumi Wahab sampai dengan era tahun awal 2000-an, dengan seiring waktu hotel ini tidak mampu bersaing dengan hotel-hotel lainnya yang mulai menjamur di kota ini, maka bangunan bersejarah ini pun harus di robohkan. 

Muramnya Adek Semuram aura Museum Textil

Hanya menyebrang jalan Dr. Sutomo kami pun sampai ke bangunan lama yang di bagian depannya tertulis mueum tekstil, Gedung yang dibangun oleh kolonial Belanda pada kisaran tahun 1931-1937, sebagai kantor Gubernur pemerintahan Hindia Belanda di wilayah Sumatera Bagian Selatan , telah memerankan beberapa lakon dalam perjalanan waktu yang cukup panjang.

Pada tahun 1961 pernah menjadi kantor inspektorat kehakiman, lalu Kejaksaaan Tinggi (Kejati) Sumsel, rumah kediaman Ketua DPRD Sumsel, kantor Pembantu Gubernur, Badan Kepegawaian Daerah (BKD), BP7, dan terakhir kantor Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda). Dan sekarang didalam kerentaannya di renovasi dan akan di jadikan museum textil.

Memang beberapa waktu lalu Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Cabang Palembang berkantor sementara disana, sembari menunggu rampungnya kantor mereka di Jl Merdeka.Bangunan “BP7” merupakan bangunan lama dan berdiri diatas lahan sekitar 2000 meter persegi, dan saat ini sebagian dari bagunan bagian belakang di manfaatkan sebagai salah satu kantor intansi pemerintahan.

Setelah selesai dari museum tekstil kamipun langsung menuju parkiran tujuan terakhir adalah zwembad / Kolam renang Garuda di jalan Hang Tuah, motor kupacu pelan, banyak mobil yang sudah terparkir di pinggiran jalan tasik karena adanya acara resepsi pernikahan di hotel Swarna Dwipa.

Saat tiba di tikungan menuju jalan Hang tuah, sejenak aku memberhentikan motorku,
"Dek..... foto di sini ya" kata ku

Matahari yang semakin menyengat membuat adek merasa tidak nyaman

Gereja ini merupakan gereja protestan tertua di kota Palembang yang berdiri tanggal 13 Agustus 1933, beranggotakan orang-orang Belanda dan Cina sejumlah 144 orang. Adapun alasan pemerintahan Hindia Belanda membangun gereja tersebut saat itu adalah guna memberikan tempat pribadatan baru bagi mereka pendatang dari Jawa. Gereja ini sendiri di berinama Gereja Siloam / White Church karena seluruh bangunanya yang berwarna putih.

Starter motor ku tekan kembali, menyusuri jalan Hang Tuah tepat di ujung jalan bangunan hijau yang merupakan kolam renang yang di kelola oleh pihak Kodim 0418/PLG, selain di buka untuk umum kolam renang ini juga di pergunakan tes renang saat penerimaan calon anggota TNI atapun Polri.

Zwembad atau kolam renang yang terletak di kawasan kolonial ini (di ujung Jl Hang Tua) memang merupakan kolam renang yang pertama di bangun oleh Belanda dan di perkirakan pada 1920-an, selain kolam renang atau zwembad yang di bagun di komplek pertamina Plaju dan Sungai Gerong.

Beraksi di depan Kolam Renang Garuda
Zwembad/kolam renang “Garuda” letaknya tidak terlalu jauh dari hotel Buijs (Swarna Dwipa) dan hotel Smith atau hotel sehati, mudah di jangkauwalaupun dengan berjalan kaki. Uniknya Kolam renang yang ramai di kunjungi saat hari minggu ini memiliki bentuk yang berbeda dengan kolam renang lain pada umumnya yang ada di Palembang. Kolam renang garuda ini di buat seperti bak/kolam dan lantainya di sangga dengan tiang-tiang yang di cor sehingga kesannya kolam ini tidak menggali tanah tetapi di buat di atas tanah.

Perubahan bangunan di kawasan ini walau pun lambat tetapi terasa, dari rumah-rumah yang sudah banyak tidak di urus dan di biarkan terbengkalai, ataupun rumah tinggal yang di sulap menjadi tempat usaha yang di tuntut menyesuaikan dengan zaman, begitu juga bangunan baru yang di anggap lebih menarik di bandingkan bangunan lama. 

Matahari sudah tegak di atas kepala, azan zuhurpun sudah memanggil kamipun menyelesaikan kegiatan Palembang Heritage Half Day Tour Sesion 2, mesin motor menderu pelan menyusuri hitamnya aspal, raut lelah pun sudah tampak di muka adek, sampai jumpa di Palembang Heritage Half Day Tour berikutnya.