Monday 13 April 2020

Entah Dalgona Atau Brown Sugar ... Tetapi Manisnya Enak

Dalgona Made In Kakak

Ada-ada saja ulah anak-anak selama di rumah saja, karena saking seringnya melihat resep-resep makanan dan minuman yang ada di media sosial membuat semuanya ingin di prakterkan, seperti ayuk yang sudah membuat puding go reo reo, atau sebelak sea food, dan beberapa jenis makanan lainnya. Hari ini kakaka yang ingin membuat minuman ke kinian yang sedang hits.

Minuman yang info awalnya berasal dari negeriny Li Min Ho ini, ternyata berbera setelah ku baca refrensi tentang dalgona coffee itu sendiri, ternyata minuman tersebut sudah ada di daerah Macau, India dan Pakistan, bahkan dari Malaysia dan Indonesia pun ada minuman yang menyerupai dalgona ini.

Di India sendiri minuman ini mirip dengan Phenti Hu Coffee (Kopi Kocok), atau hampir mirip dengan minuman di Malaysia yaitu Teh Tarik dengan cara pengolahan yang khas, begitu juga salah satu minuman di Sumatera Barat, Indonesia yaitu Teh Talua (Teh Terlur) yang bentuknya juga menyerupai dalgona coffee.

Kakak pun on action mulai mengocok kopi saset di dalam mangkuk biar mengental, bahan yang di perlukan untuk minuman ini pun tidak terlalu banyak hanya susu UHT, es batu, serta kopi saset yang di aduk/di mixer hingga berbentuk foam.

Adek yang sedari tadi sudah tidak sabar ingin mencoba minuman ini, susu putih yang sudah di tuang oleh ayuk sebanyak 5 cangkir, tinggal menunggu hasil kocokan kopi saset kakak apakah akan berubah menjadi foam atau tidak.

Tetapi setelah sekian lama sepertinya kopi tersebut tidak berubah menjadi foam, bunda pun sempat turun tangan tetapi tetap juga kopi tersebut tidak bisa mengembang, dan akhirnya bundapun langsung menuangkan kopi saset yang sudah di kocok tersebut kedalam gelas yang sudah berisi es dan susu putih. Entah ini jadi minuman dalgona atau brown sugar, yang penting sudah memcoba membuat walaupun kurang berhasil.

Jaga Kesehatan ....Kalau Bisa Jangan Sakit.....


Dengan merebaknya pedemi Corona atau Covid-19 ini banyak merubah hampir seluruh tatanan kehidupan, penggunaan masker, pengukuran suhu tubuh setiap masuk ke instansi atau tempat pelayanan publik, kayak membeli makanan di mini market, belum juga pengetatan pengatural lainya, memang wabah corona yang sangat cepat ini membuat juga waspada berbagai pihak termasuk pelayanan kesehatan yang merupakan garda terdepan dalam mengatasi wabah ini.

Kebetulan hari ini aku ada jadwal untuk berobat ke rumah sakit, dengan menggunakan fasilitas BPJS yang ada akupun menuju ke klinik untuk meminta rujukan agar bisa berobat ke rumah sakit yang sudah petunjuk, ternyata saat ini pihak klinik pun menerapkan peraturan pelayanan secara online, jadi seluruh pasien melakukan pendaftaran secara online begitu juga untuk pemeriksaan dan keluhan bisa di sampaikan via wa, jika sudah selesai maka pasien sudah bisa mengambil obat pada jam yang di tentukan, hal ini merupakan salah satu bentuk antisipasi untuk penyebaran dari virus covid-19.

Seperi aku hari ini juga melakukan pendaftaran secara online dan juga konsultasi akhirnya rujukan ku bisa muncul yang di kirim via WA, awalnya aku bingung apakah rujukan ini bisa berlaku atau tidak karena tanpa ada tanda tangan dan cap klinik, tetapi setelah di yakinkan oleh pihak klinik akupun melanjutkan perjalanan ke salah satu rumah sakit islam di kota ini. Setiba nya di rumah sakit ini prosedural standar pun di lakukan dari cuci tangan, harus menggunakan masker dan pengukuran suhu tubuh, ruangan tunggu sudah cukup sepi karena memang aku mendaftar sudah agak kesiangan.


Ternyata saat mendaftar hanya menunjukan saja dokumen yang sudah di WA oleh PPK 1 tadi, jadi tidak membutuhkan hard copy, tidak terlalu lama menunggu akhirnya akupun di panggil ke dalam ruangan dokter, dengan menggunakan konstum seperti astronot dokterku mulai melakukan wawancara dari jarak 2 meter tanpa ada pemeriksaan seperti biasanya, ini lah yang terkadang menjadi omelan orang-orang tua yang merasa tidak di periksa padahal hal ini merupakan salah satu antisipasi untuk menularan covid-19, tidak lama aku berada di ruang dokter dan selanjutnya aku langsung di suruh menuju ruang farmasi untuk mengambil obat.

Rumah sakit saat ini seperti cukup menyeramkan bagiku, kita tidak tau akan bertemu dengan siapa pengidap sakit apa walaupun standar baku sudah di terapkan oelh rumah sakit seperti cuci tangan, masker dan pengukuran suhu tubuh tetapi rasa khawatir tersebut masih terselip di relung hati. Jaga kesehatan, patuhi anjuran dan himbauan pemerintah, kalau todak berlu benar ke rumah sakit atau ke klinik tidak usah kesana. Kalau bisa berdoa sama Allah jangan sampai sakit di musim pademi ini, jangan sampai kita justru merepotkan petugas medis yang sedang bertaruh nyawa dengan virus yang sedang menyebar.

Friday 10 April 2020

Colekan Kue Ulang Tahun Ke 71 Kali Untuk Nenek Anang

Selamat Milad Nek Anang
Pada tanggal 7 April tadi nenek anang genap berumur 71 tahun, walau dalam kondisi sakit tetapi fisik beliau tetap sehat, hari ini dengan membawa kue kami berkunjung ketempat nenek yang memang rutin kami lakukan setiap minggu, karena kebetulan hari ini merupakan tanggal merah di mana segala kegiatan baik belajar online maupun bekerja libur.

Dengan pengamanan yang lengkap dari masker, jaket, sarung tangan kamipun bertandang di kediaman nenek di Plaju sambil membawa kue ulang tahun berwana putih berhiaskan coklat leleh, beliau tersenyum sambil mencolek kue tersebut, sehingga membuat anak-anak tertawa riang.

Sejak di vonis dimensia akut oleh pihak dokter 4 tahun yang lalu, nenek anang tidak bisa lagi melakukan aktivitas apa-apa hanya di temani oleh nenek ino dan tante sari, walaupun beliau masih bisa berjalan, makan sendiri, ke kamar mandi, duduk di teras,  tetapi untuk mengingat merupakan hal yang menjadi mustahil bagi beliau saat ini.

Saat ini beliau hanya menghabiskan waktu di rumah saja, padahal dulu beliau merupakan orang yang aktif, banyak petuah bijak yang di pesankan beliau kepada ku, tetapi berbeda terbalik terutama saat ini. Nenek anang Sambil mencolek-colek kue tersebut dan memasukan jarinya ke mulut, akhirnya kupotong kue tersebut dan kusuapkan kepada beliau.

Saat ini beliau sangat senang melihat anak-anak kecil bermain, saat adek bermain bersama kakak beliau sering ikut tertawa seolah tenggelam dan ikut bermain bersama kakak dan adek, apalagi kakak yang paling sering bercanda bersama nenek anang, dimana kadang cibiran seperti anak kecil keluar dari bibir beliau yang membuat kami semua tertawa.

Semoga nenek berdua sehat terus terutama nenak anang & nenek ino serta tante sari yang selau berinteraksi dengan nenek anang karena memang menjadi caregiver memang tidak mudah apalagi saat menghadapi orang yang sudah tidak mengenali kita lagi semoga semua berbalas ridho Allah.


Sunday 5 April 2020

Menikmati Gerimis Walaupun Hanya Nangkring Di Pagar


Karena sudah beberapa minggu hanya berada di rumah , kejenuhan akhirnya melanda anak-anak, biasanya anak-anak keluar rumah unutk berjemur pada pukul 10 dan pada saat sholat berjamaah, selain itu anak-anak di larang untuk keluar rumah.

Seperti hari ini, awan hitam menggelayuti tempat tinggal kami, mataharipun bersembunyi di balik awan hitam, dari hembusan angin yang mulai kencang sepertinya hujan akan turun.
"Boleh mandi hujan kah Yah ?" tanya adek ke aku

Aku tau ini hasil dari bisikan kakak yang sedari tadi kasak-kusuk, "boleh saja asal hujanya sangat deras, kalau hujannya kecil nggak boleh " jawab ku
"Hore" jawab anakku

Akhirnya benar, gerimis pun turun perlahan, wajah mereka yang sudah pada sumringha berharap hujan turun dengan sederas-derasnya, tetapi ternyata sudah hampir 10 menit hanya gerimis yang turun dan gerimisnya pun tidak terlalu deras.

"Duduk saja di teras, siapa tau hujanya menjadi deras " kataku kepada mereka
Dengan muka muram mereka duduk di teras sambil menganyun-ayunkan kakinya tetapi saat itu ayuk membawa 2 puding lumer di dalam gelas yang baru selesai di buatnya.

"Ini ayo di coba" kata ayuk sambil menyerahkan satu gelas ke kakak dan satu gelas ke adek
Sambil tersenyum mereka mengucapkan terima kasih, menghilangkan kekecewaan mereka karena hujan deras tidak jadi turun.

Saat kuperhatikan mereka berdua dari belakang aku teringat seperti kucing di film kartun yang lagi duduk di pagar berdua sambil bernyanyi.

Ilustrasi by:gogle

Friday 3 April 2020

Belajar Online & Gagapnya Teknologi


Sejak di mulainya pembelajaran secara online oleh pihak sekolah maka setiap murid dan orang tua mulai memberdayakan kemampuannya masing-masing, seperti ayuk yang lebih berkutat dengan hadphone nya dimana google classroom untuk pengiriman berkas belajar ada di aplikasi tersebut sama seperti adek yang juga menggunakan google classroom di mana aplikasi sebelumnya khoot.com belum bisa berjalan sebagai mana mestinya.

Lain ayuk lain pula kakak yang menggunakan laptop milik ayah, karena aplikasi e-learning yang di pakai lebih komplek dan setiap pagi harus absen menggunakan aplikasi join meeting dimana guru dan murid bisa bertatap muka melalui dunia maya.

Memang sekilas sepertinya mudah melaksanakan pembelajaran online seperti tersebut di atas, tetapi masih banyak guru yang bisa di bilang gagap dengan teknologi sehingga pembelajaran secara online tidak dapat berlangsung sebagai mana mestinya. Dalam beberapa hari mengikuti anak-anak dalam pembelajaran online banyak orang tua yang bertanya ke kami, aplikasi apa yang di pakai, bagai mana membukanya, kirim dokumennya bagaimana, aku kok nggak bisa-bisa ???, bahkan banyak lagi.

Memang tidak heran karena selama ini teknologi terutama handphone hanya di gunakan sebatas, telpon, berkirim pesan, media sosial dan juga selfie. Pada saat kejadian metode belajar berubah dari pembelajaran tatap muka menjadi secara online tidak sedikit yang membuat wali murid ataupun guru sendiri menjadi sakit kepala.

Memang tidak heran karena selama ini dunia pendidikan kita tidak terbiasa menggunakan pendidikan secara online, kecuali di beberapa sekolah yang memang sudah menerapkan dan juga beberapa institusi perguruan tinggi di negeri ini, tetapi mungkin sekarang merupakan saat dimana kita harus mulai melek teknologi, baik itu dari pihak guru dan murid, mungkin dengan petunjuk pengoperasian yang sederhana  bisa membuat, kedua belah pihak akan paham tentang pembelajaran online ini.

Terkadang yang menjadi kendala dengan model pembelajaran di atas adalah bagi anak-anak yang kurang mampu yang tidak dapat memenuhi kebutuhan fasilitas pembelajaran online tersebut, karena dari teman anak-anak kami pun terdapat beberapa yang mengalami kendala saat melakukan pembelajaran online karena keterbatasan sumber daya yang di milikinya.

Entah apakah program e-learning ini berlaku di kawasan desa-desa dan tempat-tempat yang terkadang belum terjangkau oleh internet dan teknologi, karena kedepan hal ini juga menjadi perhatian penting bagi pemerintah.