Sunday 18 August 2019

Batara Kresna , Kereta Api Berasa Trem Luar Negeri


Alhamdulilah setelah pukul 8 lewat kereta api Parameks 252 mulai memasuki stasiun purwosari itu yang aku ketahui dari pengeras suara stasiun. Kakak dan adek yang turun langsung lari-lari di pintu keluar stasiun tersebut, setelah formasi lengkap kamipun mengabadikan di depan stasiun tertua ke dua di kota Surakarta tersebut.

Stasiun purwosari saat masih menjadi stasiun pulau Foto : Wikipedia
Stasiun Purwosari merupakan stasiun kereta api tertua kedua di Kota Surakarta. Dalam peta jalur Samarang–Vorstenlanden terbitan 1869, koleksi Universiteit Leiden Belanda, stasiun ini sama sekali tidak disebutkan. Yang disebutkan dalam rencana pembangunan jalur kereta api oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) adalah Stasiun Solo (Stasiun Solo Balapan) dan Stasiun Solo-Rivier yang terletak di lembah Bengawan Solo. Namun, pada peta yang dibuat tahun 1878, nama stasiun ini mulai disebut (tetapi dengan nama yang salah, yaitu Poerwodadie). Diperkirakan penambahan stasiun ini dilakukan bersama dengan finishing jalur kereta api tersebut dan juga dibuka bersama dengan pembukaan resmi jalur pada tanggal 21 Mei 1873. Sejak tahun 1907, stasiun ini menggunakan arsitektur yang mirip dengan Stasiun Kedungjati dan Willem I Ambarawa. Stasiun yang semula berperon sisi kemudian menjadi stasiun pulau. Ukuran bangunan stasiun ini lebih kecil daripada Kedungjati maupun Purwosari karena bentang atapnya hanya 13 meter, sementara Kedungjati 14,65 meter dan Ambarawa 21,75 meter. Bangunan ini terdiri atas kanopi yang memayungi bangunan utama serta jalur yang mengapitnya.

Ruang Tunggu Keberangkatan Stasiun Purwosari
Kamipun duduk di ruang masuk ke ruang tunggu pemberangkatan cukup lama untuk menunggu keberangkatan batara kresna pada pukul 10 nanti, sepatu, kaus kaki dan ikat pinggang pun di keluarkan bunda, segera ku pakai dan merapikan diri. Adek dan kakak sibuk bermain tabletnya, detik terasa berjalan lambat, ayuk sibuk dengan hp nya tinggal bunda dan aku yang saling bertatapan sambil menunggu batara kresna datang.

Rail Bus Batara Kresna Foto : Wikipedia
Batara Kersna yang kami tunggu ini bukanlah batara kresna yang saya tuliskan diatas,  yang merupakan salah satu toko pewayangan favorit saya, tetapi batara kresna ini berbentuk kereta api, Batara Kresna adalah layanan bus rel (rail bus) milik PT Kereta Api Indonesia yang beroperasi di rute Solo Purwosari-Wonogiri dan merupakan proyek kerja sama Pemerintah Kota Surakarta dengan PT KAI, pada saat Kota Surakarta dipimpin oleh Joko Widodo. Bus rel ini adalah bus rel kedua di Indonesia setelah bus rel Kertalaya di Sumatra Selatan.

Pada pukul 9:30 panggilan dari pengeras suara untuk penumpang kereta api batara kresna dapat memasukki ruang tunggu keberangkatan, kami bergerak untuk memasuki ruang keberangkatan anak-anak yang dari tadi sibuk bermain tablet dan hp menghentikan sesaat kesibukan mereka.

Ticket Batara Kresna
Ticket yang saya beli pun di scan petugas dan mempersilahkan masuk dan saat masuk di ruang keberangkatan saya tidak melihat kereta batara kresna dengan warna khas merah putihnya ini, mungkin kereta ini belum datang kataku dalam hati.

Tujuan kami naik Batara Kresna hanya ke stasiun solo kota (Sangkrah) sekitar 30 menit dari stasiun purwosari, tetapi banyak artikel menarik mengenai sensasi menaiki batara kresna ini terutama saat melintas di kawasan jalan Slamet Riyadi, dimana kereta tersebut bisa berdamipingan  dengan mobil ,motor  atau pejalan kaki.

Di dalam gerbong batara kresna
Setelah kutanya petugas ternyata batara kresna sudah ada di spur 6 yang terhalang oleh salah satu kereta yang masih nangkring di spur 5,  dan akhirnya kami pun  di persilakan menaiki batara kresna ini oleh petugas, tepat pukul 10:00 kereta bergerak perlahan menuju ke stasiun pertama yaitu ke stasiun solo kota yang sekaligus menjadi termpat pemberhentian kami.

Pada saat batara kresna ini mulai memasuki jalan Selamet Riyadi, ada kegembiraan tersendiri, kebetulan saat ini hari Minggu sehingga lagi di berlakukan car free day di jalan ini, kereta berjalan pelan di sisi kanan jalan banyak para pedagang yang mulai membereskan dagangannya, bangunan-bangunan eksotik yang terletak di jalan Selamet Riyadi ini juga menjadi nilai tambah saat menaiki batara kresna ini.

Pintu sambungan antara gerbong.
Kereta ini berjalan pelan sekali, mungkin lebih cepat orang yang mengayuh sepedah ketimbang kereta ini, tapi karena keunikan ini lah banyak kesan yang melekat dari batara kresna ini. Saya menemukan keunikan lain, saat di  persimpangan jalan tanpa palang kereta api yang kami lewati. Kendaraan seperti tanpa komando berjajar rapi menunggu kereta yang sedang melintas meski mereka melewati jalan raya yang tak berpalang.

Jalan Slamet Riyadi yang juga menjadi pembatas wilayah Kasunanan Surakarta dengan Kadipaten Mangkunegaran pun selesai kami lewati. Kini, kami menuju daerah Benteng yang akan bermuara ke Stasiun Solo Kota untuk menaik turunkan penumpang. Tepat pukul 10:30 kami pun sampai di stasiun solo kota sebagai pemberhentian pertama yang mengakhiri kebersamaan kami bersama KA.Batara Kresna.

Peta Jaringan Perjalanan KA. Batara Kresna

No comments:

Post a Comment