Wednesday 14 August 2019

9 Jam Ke Arah Selatan

Perjalanan panjang ayuk kali ini
Terdengar panggilan melalui pengeras suara stasiun bahwa untuk penumpang kereta api Gaya Baru Malam selatan 174 agar dapat memasuki ruang keberangkatan, kamipun segera bergegas sambil mempersiapkan ticket yang sudah di print dan KTP, jam di ruang keberangkatan masih menunjukan pukul 09:30.

"Masih 45 menit lagi,..." kataku dalam hati
"Yah... masih lama kah keretanya datang ?" tanya adek
"Sebentar lagi" jawabku singkat

Para penumpang yang duduk di kursi keberangkatan di panggil melalui pengeras suara untuk masuk kedalam kereta, kamipun mulai duduk di kursi ruang keberangkatan yang beberapa menit lalu hanya bisa berdiri.

Pose adek sesaat sebelum berangkat dari stasiun pasar senen 
"Sudah makan dulu...." kata bunda sambil mengeluarkan makanan yang ayuk beli di mini market tadi, ada roti, ada es krim dan permen.

Merekapun mengambil satu-satu makanan yang rencananya mau di makan di atas kereta tetapi sembari menunggu kereta datang, mereka menjadikan makanan tadi sebagai menu pembuka.

Tepat pukul 10:00 kereta api pun datang, melalui pengeras suara stasiun penumpangpun di persilahkan untuk naik, sambil membawa koper dan ransel kami langsung menaiki kereta yang kebetulan gerbongnya tidak terlalu jauh dari tempat kami menunggu. Kami memang mengambil kursi untuk 5 orang yang terletak dekat dengan pintu dan toilet, anak-anak bisa bertiga sedangkan bunda dan ayah bisa di kursi yang berdua.

Ayuk, kakak & Adek di dalam kereta Gaya Baru Malam Selatan 174

Tepat pada pukul 10:15 kereta mulai berangkat setelah sesaat semboyan 41 berbunyi panjang yang di susul dengan klakson kereta yang meraung keras, kereta melalu perlahan di rel besi yang akhirnya bertambah cepat, dengan bunyi kereta yang khas, si ular besi ini meliuk-liuk tanpa rintangan sampai memasuki daerah Jawa barat pun kecepatannya pun tidak berkurang.

Ayuk, kakak & adek masih tetap dengan kesibukan nya masing-masing, bermain hp ataupun tabletnya, dengan adanya colokan charger membuat mereka tidak takut untuk kehabisan battrey.

"Yah... kalau ada popmie, beli ya ?"celetuk adek
"Iya.. yah, beli" sahut kakak juga, 

"Perasaan baru juga makanin roti"gumaku dalam hati sambil melirik bunda yang hanya tersenyum
"iya.. nanti kalu ada yang lewat kita beli 3" jawab ku

Sekitar 15 menit kemudian pelayanan dari restorasi datang menawarkan bantal, kami pun menyewa 2 buah dengan harga 7 ribu/ buah.

"Om.... kalau ada popmie, adek mau beli" kata adek azam ke om pelayanan restorasi, yang di sambut senyum oleh om tersebut.

Tidak lama berselang, datanglah petugas restorasi yang membawa makanan dan minuman, dan akhirnya 3 popmie pun di beli dan 2 cangkir kopi , padahal bunda sudah menyiapkan nasi putih yang di beli dari salah satu rumah makan padang saat di stasiun pasar senen tadi, dengan bungkusan lauk pauk yang terpisah.

Saat pertama kali tiba di stasiun Lempuyangan Yogyakarta
Keratapun terus melaju dengan gagah di atas rel besi, di beberapa stasiun si ular besi ini pun berhenti untuk sekedar menaikan turun penumpang. Beberapa kali kami turun sejenak dari kereta sekedar untuk menghilangkan penat. 

Pada pukul 15:00, tragedi popmie terulang kembali

"Yah... laper.. beli popmie lagi yah " kata adek pelan
"Popmie lagi......" kataku sambil melotot
"Iya.... yah lapar" kata adek lagi
"Adek Itu kan ada kue, ada snack, ada kacang" kata bunda
"Nggak mau.... mau popmie" jawab adek, Kulihat ayuk dan kakak senyum-senyum bakal ikut ketiban popmie lagi.

Saat petugas restorasi nya datang adek dengan semangat,
"Om ... popmie 3"serunya
"Maaf ... dik popmienya lagi belum di buat"kata petugasnya
"belum di buat dek..." kataku sambil senyum-senyum lihat muka adek yang manyun.

Kurang lebih pukul 16:00 petugas restorasi tersebut membawa popmie
"Itu yah ada popmienya...." kata adek dengan penuh kemenangan
"Dari mana pula petugas ini dapat popmie"rutuk ku dalam hati

Sebentar saja popmie itu sudah habis di makan oleh "three musketeers", raut lelah sudah membias di muka ke tiganya yang akhirnya pada jatuh tertidur, adek tidur di pangkuan bunda, ayuk bersandar dengan bantal di arah jendela sedangkan kakak tidur di pangkuan ayuk dan kakinya di pangkuan ku.

Kereta terus melaju membelah malam yang sudah mulai menyelimuti bumi, tinggal beberapa stasiun lagi kereta api ini akan sampai di stasiun lempuyangan Yogyakarta, kereta api terus merayap yang saat ini sudah mencapai stasiun Wates, berarti kurang lebih 15 menit lagi kereta akan sampai.

Koper, ransel dan barang-barang lainnya ku turunkan dari rak barang di dalam gerbong kereta. Ayuk, kakak dan Adek yang sudah dari tadi bangun sepertinya sudah mulai nggak sabar untuk turun, karena waktu 9 jam 45 menit bukannya waktu yang sebentar di dalam sebuah perjalanan.

Dan akhirnya tepat pukul 19:15 kereta api merapat di stasiun lempuyangan Yogyakarta. Kami datang wahai Yogyakarta.

Ayuk, Kakak & Adek di pelataran parkir stasiun Lempuyangan Yogyakarta
Stasiun Lempuyangan yang saat itu merupakan stasiun sebagai titik akhir jalur kereta api rute Semarang–Solo–Yogyakarta, diresmikan pada tanggal 2 Maret 1872 oleh perusahaan kereta api swasta Hindia Belanda, Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS).

Dengan maraknya industri gula pada saat itu di pulau jawa pada dekade 1870-an yang di kelola oleh pihak belanda, sehingga menuntut pemerintah kolonial berfikir untuk menggunakan  mode angkutan masal yang murah,berkapasitas besar dan aman. Sehingga inilah yang mendasari pembangunan stasiun lempuyangan ini, 

Stasiun tertua dan pertama di daerah Yogyakarta ini, menjadi salah satu angkutan rakyat karena dari awal stasiun ini melayani untuk kereta api ekonomi, walaupun saat ini kereta api lokal dan angkutan barangpun ikut singgaj di sini.



No comments:

Post a Comment