Thursday, 15 August 2019

Gereja Ayam, Rumah Doa Seluruh Umat Beragama


Gereja Ayam - Rumah Doa Seluruh Umat Beragama
Destinasi berikutnya adalah ke gereja ayam yang terletak di bukit Rhema, yang tidak terlalu jauh dari candi borobudur, tempat yang hits karena di jadikan lokasi suting film Ada Apa Dengan Cinta 2 yang di bintangi oleh Dian Sastrowardoyo & Nicholas Saputra pada tahun 2016 yang lalu.

Jalan belum terlalu mulus di tapaki oleh ban mobil yang kami tumpangi, masih bercampur dengan pecahan batu, tidak kurang dari 5 menit masuk ke dalam jalan tersebut langsung menuju ke tempat parkiran :

"Mas,... saya parkir disini, gereja ayamnya sendiri ada di atas sana, tempat beli ticket juga ada di atas, mau naik jeep oke mau jalan kaki juga nggak masalah " jelas mas Nogroho
"Kami naik jeep saja mas" kataku ke mas Nugroho, 

kebetulan jeep jenis Rocky 4X4 yang belakangnya sudah di modifikasi untuk angkutan penumpang, baru datang dari atas, dengan di pandu oleh petugas dengan menggunakan HT sehingga bisa berkomunikasi dengan petugas yang di atas, kamipun langsung menaiki mobil tersebut, bunda, ayuk, kakak dan adek mengambil posisi di bagian belakang, sedangkan ayah duduk di sebelah sopir di bagian depan.

Ayuk & Kakak di kendaraan jeep 4x4
Mobilpun mulai berjalan, ternyata mengapa harus menggunakan mobil yang 4X4 pun terjawab sudah jalan tanjankan yang cukup terjal yang harus di lewati oleh kendaraan tersebut, sehabis dari parkiran kendaraan jeep tersebut mulai menanjak landai, setelah belokan mulailah mobil melalui tanjakan yang cukup terjal dan tinggi, sebenarnya tanjakan tersebut tersebut tidak terlalu panjang karena banyak juga wisatawan bule yang berjalan kaki yang melintasi tanjakan tersebut, tetapi sensasi dengan menggunakan jeep ini luar biasa.

Sampai di atas yang juga merupakan tempat pembelian karcis, Jeep yang kami tumpangi pun distop petugas penjualan ticket, untuk ticket masuk sendiri di kenakan 20 ribu perorang di tambah 14 ribu ticket jepp untuk PP jadi total perorang 34 ribu, dimana untuk ticket sendiri bisa di tukar dengan tradisional food di cafe yang ada di arah ekor bangunan tersebut.

AADC Versi Dhinisa Journey
"Itu yah, gereja ayamnya ...."kata kakak

Letaknya memang tidak begitu jauh dari parkiran mobil jeep, kamipun mulai berjalan ke arah bangunan tersebut, bangunan yang tampak menarik karena berbentuk ayam, walapun pada saat masuk di pintu di dalam ruangan tersebut akan di jelaskan kalau bentuk bangunan tersebut adalah berbentuk burung merpati.


Perjalananpun kami lanjutkan perjalanan sebelum masuk gerbang yang banyak di tumbuhi tanaman merambat menyambut kedatangan kami, tempat yang banyak menjadi salah satu instagramable sebagai spot foto di kawasan bukit rhema ini,

Saat di pintu masuk, maka kita akan di temui oleh recepcionist yang akan menjelaskan segala sesuatunya tentang sejarah, tempat dan lokasi dari rumah doa ini, memang banyak ruangan yang di fungsikan sebagai ruangan doa, yang sudah di beri karpet, bengitu juga ada dinding yang berisikan surat-surat harapan dari para pengunjung yang pernah ke sini.

Surat-surat dari pengunjung yang pernah ke sini
Untuk menuju ke puncak kitapun harus berjalan mengikuti petunjuk dari panah arah yang sudah terpasang dinding bangunan.

" Yah ... bunda tunggu di sini saja, bunda capek untuk memanjat ke atas" kata bunda 
"Ndak apa di tinggal sendiri......?"tanya ku lagi
"Nak apa.. bunda ke cafe saja sekalian menukarkan ticket "jawab bunda

Setelah menyerahkan ticket ke bunda kamipun melanjutkan perjalanan ke puncak, banyak gambar berwarna-warni, beberapa anak tangga besi harus kami naiki hingga menuju puncak, sesampai di puncak hangat matahari yang langsung menerpa kami di padu dengan warna hijau dari pepohonan sekitar bangunan ini, dan di kejahuan siluet candi borobudur tampat terlihat gagah.

Di puncak gereja ayam
Terasa hangat matahari menembus kulit di puncak bangunan ini, terbayar dengan keindahan yang bisa di lihat dari sisi atas sini, kamipun tidak terlalu lama berada di puncak gereja ayam ini, karena harus ketempat wisata berikutnya, kurang lebih 15 menit kami di atas, kamipun langsung turun dan langsung menemui bunda lagi yang sedang duduk di kursi di depan tangga naik menuju cafe di dalam bangunan ini.

Di samping bunda juga sudah terdapat bungkusan yang merupakan hasil penukaran ticket masuk di cafe tersebut. Ternyata tradisional food nya adalah singkong goreng renyah yang di kasih sedikit sambel, lumayan untuk mengganjal perut yang mulai berisik di siang hari ini.


Setelah menghabiskan camilan tersebut kami pun kembali ke tempat parkiran untuk menunggu jeep yang akan mengantar kami ke bawah, guna meneruskan jurnal kami berikutnya.


Lokasi Gereja Ayam

No comments:

Post a Comment