Selanjutnya kamipun menuju ke arah kelenteng Sam Po Kong, yang hanya berjarak sekitar 3 Km dari jalan pandanaran, sepanjang jalan akupun banyak bertanya tentang pak Suratno, ternyata pak Suratno ini sudah berumur 63 tahun, dan jadi driver dari travel ini pun hanya sebagai pengisi waktu luang setelah pensiun dari perusahaan swasta di kota Semarang ini.
Hanya sekitar 10 menit perjalanan kamipun sampai di kawasan kelenteng Sam Po Kong ini, warna merah dari gerbang menyambut kami ramah. Kelenteng Sam Po Kong yang memiliki nama lain yaitu Klenteng Gedung Batu, merupakan tempat persinggahan dan peristirahatan Laksamana Cheng Ho, seorang Laksamana asal China yang berlabuh di perairan Semarang untuk beristirahat. Sakit yang diderita awak kapal bernama Wang Jinghong atau Kiai Juru Mudi Dampo Awang, membuat empati Laksamana Cheng Ho untuk tinggal lebih lama disana.
Di depan gerbang kelenteng Sam Po Kong , tetapi pintu masuknya di sebelah kirinya |
Setelah sampai di lokasi pembelian ticket kami di tanya untuk membeli ticket biasa atau terusan, kamipun membeli ticket biasa dimana dewasa di kenakan harga 7 ribu perorang dan anak-anak 5 ribu perorang. Kalau terusan itu maksudnya sampai areal sembahyang.
Matahari semakin bersinar terik,saat masuk kedalam ada 4 bangunan kelenteng besar yang merupakan bangunan tempat ibadah. Kelenteng tersebuta adalah kelenteng Dewa Bumi, Kelenteng Juru Mudi, Kelenteng Sam Poo Tay Djien, dan Kelenteng Kyai Jangkar.
Tak sekedar menjadi tempat wisata bersejarah, Sam Poo Kong juga menjadi tempat peribadatan bagi kaum beragama Budha, Kong Hu Cu, dan Taoisme. Terdapat pula bangunan masjid di kawasan Sam Poo Kong karena laksamana Cheng Ho merupakan laksamana muslim yang dijuluki Haji Mahmud Shams.
Kami hanya mengambil foto dari halaman saja selain terbatasnya waktu dan juga jangan sampai mengganggu ibadah umat lain.
Matahari yang semakin terik dan jarum jam terus bergerak akhirnya kamipun harus mengakhiri kunjungan kami ke kelenteng Sam Po Kong ini.
Cita-cita kakak foto di sini terwujud, setelah baca komik 3 manula jalan-jalan ke pantura |
No comments:
Post a Comment