Monday 24 February 2020

Ziarah Ke Makam Raden Dja'far Sodiq, Sunan Dari Kota Kretek


Hanya sekita 45 menit perjalanan selanjutnya menuju makam Sunan Kudus dari Sunan Muria, kamipun sampai di tempat pemberhentian bus di lahan parkir yang sudah di tentukan, selanjutnya para peziarah di arahkan untuk menggunakan alternatif transportasi seperti becak 15 ribu per 2 orang, atau mobil odong-odong 5 ribu per orang ataupun ojek dengan tarif 10 ribu per 2 orang.

Dari parkiran kamipun di arahkan ke loket tempat pembelian ticket yang terletak tidak jauh dari bus tempat kami parkir, akupun lebih memilih naik mobil odong-odong dengan tiket 5 ribu per sekali jalan.


Akhirnya membeli ticket mobil seharga 5 ribu Rupiah
Kamipun harus melewati pusat penjualan oleh-oleh khas Kudus, menyusuri para pedagang yang menjajakan beragam dagangannya, hingga akhirnya kami sampai ke tempat parkiran mobil yang akan mengantar kami ke makam Sunan Kudus, ternyata mobil odong-odong yang mereka sebut adalah mobil jenis pick-up yang sudah di modifikasi menjadi mobil penumpang.





Ternyata mobil ini lumayan banyak bisa mengangkut peziarah kata sopirnya harus maksimal 18 orang termasuk kursi bagian depan, tetapi untuk ukuran badan XL seperti kami bisa muat beberapa orang ya ...???.

Setelah mobil terisi penumpang maka berangkatlah mobil ini, untuk jarak mungkin tidak sampai 1 kilo karena tidak sampai 5 menit kita sudah sampai ke tujuan, tinggal menyebrang maka tampaklah menara kudus yang menjadi icon kota kretek ini.

Kamipun langsung menuju lokasi makam untuk berziarah ada yang mengambil wudhu terlebih dahulu sebelum memasuki makam, dengan ornamen dan bentuk yang khas seperti yang ada pada candi-candi pada umumnya membuat tempat wudhu ini menjadi salah satu pusat perhatian peziarah.


Setelah selesai bebersih dan berwudhu kamipun menyelusuri jalan ke area makam yang masih di bilang artistik dengan ornamen dan arsitektur gapura candi, dengan dinding bata merah khas bangunan tempo dulu. Hujan yang juga menerpa kota Kudus membuat suasana menjadi sejuk dan nyaman, 

Termasuk menara kudus yang sudah terkenal sampai ke seluruh Indonesia bahkan luar negeri, dan tak jarang mereka datang ke kota ini hanya untuk melihat dan berfoto di depan menara kudus yang artistik tersebut.



Ustad Jamal yang memimpin ziarah di ikuti hampir oleh jamaah, karena cuaca yang bagus dan juga di siang hari, banyak juga peziarah yang datang dari kota lain yang juga berziarah ke makam ini, baik itu secara rombongan ataupun sendiri-sendiri.



Setelah selesai melakukan ziarah kamipun ingin kembali ke bus, setelah puas berfoto di menara kudus, banyak fotografer yang menawarkan jasanya untuk memfoto langsung jadi dengan harga yang sudah di tentukan, tetapi bagiku dengan kecanggihan kamera sekarang tidak perlu melakukan cetak ke hard copy, biar bisa di lakukan di Palembang, yang penting bisa di pastiin kalau hasil fotonya bagus.

Saat akan kembali ke bus, keributan terjadi antara sopir angkutan dan pengatur kendaraan sehingga sempat terjadi baku hantam, beberapa kali kami turun dan naik mobil tersebut hingga akhirnya sang sopir mengalah dan mengantar kami ke tempat awal pemberangkatan kami.

No comments:

Post a Comment