Wednesday 26 February 2020

4 Jam Tertirah Di Jakarta Bagian 4 : Ketoprak & Kenangan Masa Lalu

Ketoprak Jakarta

Setelah sampai di halte di depan masjid Istiqlal akupun langsung mencari penjual ketoprak diantara para pedagang yang sedang di tertibkan oleh pol-pp DKI Jakarta, akhinya di sebarang aku menemukan penjual ketoprak.

Si penjual ketoprak ini merupakan orang Tegal yang sudah hampir 13 tahun berjualan ketoprak dengan bandrol harga 13 ribu per porsi, akupun mulai menyantap makanan yang penuh kenangan saat aku masih bekerja di ibu kota.

Dulu saat masih di daerah Tomang sekitar 19 tahun yang lalu,  hampir setiap pagi makan ini menjadi teman setia karena tukang ketoprak yang setiap hari mangkal di depan kantor,  setiap pagi juga membuatkan ku ketoprak, walaupun aku lagi berduit atau lagi berdompet tipis, ataupun saat sudah sarapan atau belum, si ketoprak selalu hadir di meja ku terkadang kadang teman sekantor atau ob di kantor yang menyantap makanan tersebut.


Tiap hari tukang ketoprak ini menjadi teman ngobrol ku, karena rasaku ngobrol dengan beliau asik dan kocak, orang asli tegal yang tinggal di Jakarta di kontrakan kecil demi menghidupi anak bininya, terkadang saat pulang kerja pernah sampai malam aku ngobrol bersama si tukang ketoprak ini sampai dia menutup dagangannya.

"Biarlah mas...... biar mas nya ada makanan" jawab si tukang ketoprak saat kutanya mengapa mengirim ketoprak setiap pagi.
"Lah bayarnya nanti gimana ?" tanyaku
"Terserah mas..... ada uang di bayar , kalau nggak ada ya nggak usah di bayar" jawab si tukang ketoprak tomang.

Karena hal ini lah ketorpak makanan khas Jakarta ini sangat berkesan bagiku, karena memiliki kenangan tersendiri di dalam kehidupan ini, hari ini aku makan lagi malahan sampai nambah 2 porsi bercerita kembali dengan tukang ketoprak ini seperti aku sering bercerita dengan tukang ketoprak di tomang 19 tahun yang lalu.

Om Abu, Anaknya dan om Usman juga menyusul ku kesini dan tertarik juga mencoba ketoprak ini, termasuk ada beberapa jamaah lain yang ikut membeli ketoprak ini, semoga hari ini laris ya pak.... biar nggak pulang terlalu malam.


No comments:

Post a Comment