Saturday, 22 February 2020

H 3 : Menapaki Pulau Madura Mengunjung Makam Sang Guru

Masjid Syech Kholil Bangkalan
Selepas dari makam sunan giri bus pun menuju ke arah bentangan jembatan suramadu yang terkenal itu, hujan deras masih mengiring langkah perjalanan ini, sekitar 1,5 jam kamipun akan tiba di daerah Bangkalan, tujuan kami kali ini adalah makam ulama terkenal dari pulau Madura yang banyak menelorkan ulama-ulama besar lainnya yaitu makam KH Syech Kholil Bangkalan.

Hujan yang sepertinya tidak mau berhenti, jembatan suramadu yang gagah pun tampak kabur terhalang rinai rintik hujan, suasana di dalam bus yang dingin membuat para jamaah lebih memili untuk tidur menghilangkan lelah.

"Kita sudah sampai di masjid KH. Kholil, bagi jemaah yang mau berziarah di persilahkan turun" informasi dari koordinator bus kami menggema saat menggunakan mikropon bus.
Ku usap muka ku, yang kurasa masih mengantuk rasanya baru sesaat tertidur selepas ziarah dari makam Sunan Giri tadi.

Aku pun turun dari bus bersama Abu dan anaknya, dan Usman yang merupakan adiknya, dimana sejak dari makan Sunan Gunung Jati tadi kami selalu berziarah bersama, dari tempat parkiran bus tampak terlihat masjid KH. Kholil yang berdiri dengan indah, di tambah dengan sorot lampu menambah keindahan masjid tersebut.

Melalui jalan yang sepertinya habis di guyur hujan membuat kami harus berhati-hati biar tidak kotor, untungnya aku dan teman-temanku sudah mengambil wudhu di kawasan parkiran bus tadi, jadi tidak perlu antri panjang untuk mengambil wudhu di masjid lagi. 



Ustad Jamal yang sudah berdiri di depan makam KH. Kholil Bangkalan , melantunkan salam, tahlil dan doa-doa, hampir seluruh jemaah mengikuti ziarah, dan masjid yang tidak pernah sepi ini pun di datangi jemaah hampir dari penjuru Indonesia, bahkan ada yang dari luar negeri seperti Malaysia dan Singapura.

Membaca dari sejarah bahwa Syech Kholil Bangkalan ini merupakan guru dari KH. Hasyim Azhari yang merupakan pendiri organisasi Nahdatul Ulama yang juga sekaligus pendiri pondok pesantren Tebuireng. Banyak murid-murid beliau yang menjadi ulama besar yang tersebar sampai ke seantero Indonesia, seperti sehingga tidak heran kalau nama beliau tetap harum sampai dengan saat ini.


Setelah selesai melakukan ziarah jemaah kembali ke bus, untuk melanjutkan perjalanan walaupun koordinator rombongan memberikan sedikit waktu agar jamaah bisa berbelanja dan kulineran di daerah Bangkalan ini.

No comments:

Post a Comment