Hari ke 2 kami di kota Lampung kami memiliki hanya 2 tujuan objek wisata yaitu ke puncak mas dan ke bukit sakura, karena bisa di jangkau dengan taxi online maka kami hari berencana untuk mulai keluar dari hotel pukul 8 pagi, setelah selesai sarapan pagi kamipun bersiap.
Tujuan pertama kali adalah puncak mas yang hanya berjarak 5,3 km dari hotel tempat kami menginap, dengan menyusuri jalan di perkampungan dan sedikit menanjak akhirnya kamipun tiba di gerbang masuk objek wisata puncak mas.
Dengan mengkutip ticket seharga 20 ribu perorang tempat ini menyajikan hal yang baru sebagai spot foto yang bisa di temui di kota lampung seperti rumah pohon, balon udara, wahana permainan anak, zip cycle, dan panorama di ketinggian di kota Lampung. Dengan warna-warna yang mencolok wajar jika objek wisata yang satu ini menjadi cepat terkenal melalui dunia maya.
3 Generasi |
Dari kincir angin seperti di kota Belanda, sampai tulisan puncak mas yang berwarna putih dan merah pun menjadi sasaran swa foto kami, di sini juga di sediakan kantin dan musolah berbentuk rumah pohon di mana antara musolah laki-laki dan wanita berbeda pohon walaupun berdekatan.
Ternyata setelah membaca informasi dari internet bahwa objek wisata puncak mas, tegal mas dan bukit mas merupakan objek wisata yang di miliki oleh satu orang yaitu Thomas Aziz Riska, atas gagasan dan ide beliaulah membuka objek wisata di dataran tinggi seperti ini, dan bagi pengunjung bahwa objek wisata ini juga masih buka sampai pukul 23:00 atau sebelas malam, justur saat di malam hari cahaya lampu-lampu memberikan nuansa berbedar pada objek wisata ini.
Untuk berfoto di atas balon udara pengunjung akan di kenakan biaya tambahan sebesar 10 ribu per orang sedangkan untuk permainan zip cycle atau sepeda gantungnya di kenakan biaya tambahan sebesar 25 ribu per orang. Kakak pun mencoba untuk berpose di balon udara untuk di foto dengan gaya sepuasnya.
Sedangkan ayuk lebih memilih untuk menaiki rumah pohon walaupun ia sendiri takut tapi mumpung lagi di kota ini kapan lagi menikmati objek wisata yang unik ini, adekpun mengikuti menaiki rumah pohon yang jenisnya juga beragam ada rumah terbalik, ada rumah cinta dan lainnya.
Saat di tawari untuk naik sepeda gantung semua menggelengkan kepala takut kejadian seperti di pambanan akan terulang kembali, dan jika di lihat jarak ke bawah lebih tinggi di bandingkan dengan sepeda gantung di kawasan candi Prambanan.
Saat di tawari untuk naik sepeda gantung semua menggelengkan kepala takut kejadian seperti di pambanan akan terulang kembali, dan jika di lihat jarak ke bawah lebih tinggi di bandingkan dengan sepeda gantung di kawasan candi Prambanan.
Panas hari ini tidak menjadi halangan bagi rombongan kami untuk menikmati fasilitas di objek wisata ini, dan jangan takut jika ingin berkjunjung malam hari karena taxi online siap sedia selama 24 jam. Kurang lebih 3 jam an kami berada di sini menikmati panorama dan keindahannya, sebelum pergi ke destinasi selanjutnya mari abadikan dulu kebersamaan ini di tulisan pucak mas.
No comments:
Post a Comment