Sunday 8 December 2019

Perjalanan Mencari Laut Di Kawasan Laut Palembang


Di Palembang ternyata ada pulau mirip ikan pari, bro lautnya juga biru banget.. kapan-kapan bisa di temani ke sana?, saat salah satu DM masuk ke inbox instagram ku, saat sang teman membaca artikel mengenai pulau maspari, pantai dan lautnya yang notabene bukan berada daerah di Palembang tetapi sudah termasuk di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) yang bisa di tempuh 4-5 jam dengan perjalanan darat dari kota Palembang. 

Pertanyanya apakah di Palembang ada laut?, pertanyaan ini seharusnya tidak perlu di jawab karena jawabanya pasti tidak ada jika laut yang berbentuk fisik dengan pasir lembut dan deburan ombak, tetapi laut yang ada di Palembang merupakan hal yang sama sekali berbeda konsepnya.

Dengan lebar sungai rata-rata 540 meter, hali ini yang menyebabkan masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir pinggiran Sungai Musi sangat akrab dengan segala sesuatunya di sungai ini, sehingga tidak heran segala sesuatu aspek kehidupan terkait dengan sungai ini.

Simpang Jembatan Musi IV
Pagi ini kami menyusuri salah satu jalan dikawasan seberang ulu yaitu jalan. KH Azhari dan di persimpangan 5 ulu ke arah 1 ulu nama jalanya berubah menjadi H.Faqih Usman, terbentang dari kelurahan 16 ulu sampai 1 ulu sepanjang kurang lebih 7 km yang memang terletak tidak jauh dengan alur sungai musi yang awal mulanya di diam oleh masyarakt etnis Palembang, etnis Arab dan etnis Tionghoa. 

Masyarakat di Palembang mengenal sebagai daerah laut entah mengapa di namakan demikaian padahal tidak ada sangkut pautnya dengan laut sama sekali, sehingga beberapa nama lorong juga berakhiran laut seperti lorong tangga raja laut menujukan lorong tersebut mengarah ke arah sungai musi, lorong tanggo rajo darat merupakan sebaliknya bahwa lorong tersebut mengarah ke arah darat yang lebih jauh dari sungai.

Jalan yang hanya lebar 9 meter ini sering kali di hiasi dengan kemacetan tiap harinya


Kawasan yang akan di singgahi pada hari ini
Berdasarkan tuturan dari mulut kemulut bahwa kata "laut" sendiri menunjukan sangking lebarnya dan juga panjangnya sungai musi di mana tempat mereka berdiam, karena dahulu rumah-rumah di pesisir bagian mukannya mengahadap ke arah sungai, dan tuturan keseharian pun dari masyarakat yang terbiasa menyebut sungai musi dengan kata laut. "Din, jangan nemen igo maen ke laut ye..kagek teberak" (Din, jangan terlalu sering main ke laut .. nanti bisa tenggelam), itulah salah satu contoh kalimat orang tua yg tinggal pinggiran sungai Musi, entah sejak kapan kata-kata laut ini di pakai oleh masyarakat pesisir belum ada rujukan yang dapat menjelaskannya.

Jalan ini dulu yang pernah di lalui oleh mobil ketek, sehingga saat ku ceritakan ke adek mengenai mobil ketek, adekpun pingin sekali melihat kendaraan tersebut, walaupun kupikir apakah masih ada mobil ketek yang masih tersisa di tahun 2019 walaupun hanya sisa rongsokanya saja ?, motorpun mulai bergerak menyelusuri jalan laut yang penuh dengan kepingan sejarah dan nostalgia.

Selamat menikmati Palembang Heritage Half Day Tour Sesion ke 3 dari kawasan laut.
Jalan di 3-4 ulu


No comments:

Post a Comment