Perjalanan kali ini kami mulai di perkampungan Arab yang di sebut komplek Assegaf, komplek yang terkenal dengan pabrik es nya yang sudah ada sejak zaman kolonial. Perkampungan Arab yang lebih eksclusive di bandingkan dengan kampung Al-Munawar, terletak di kawasan 16 ulu dan komplek ini sudah ada sejak awal abad 20 yang di dirikan oleh Habib Alwi Al-Habsyi.
Banyak bangunan yang menjadi icon di komplek ini selain dari pabrik es yang di buat tahun 1929, 1932 dan terakhir 1974, juga ada rumah panjang yang sering menjadi tempat kegiatan maulid dan keagamaan lainnya, begitu juga musolah yang informasinya pernah di tabrak oleh kapal milik Rusia.
Dengan background rumah panjang dan musolah |
Pabrik es yang masih beroperasi dan libur pada tiap hari Jumat ini, memproduksi es balokan untuk para nelayan dan penjual hasil laut di pasar-pasar yang ada di kota Palembang, ataupun para nelayang yang langsung membeli es balok ke pabrik assegaf ini sehingga tidak heran jika di depan pabrik es ini sendiri banyak kapal-kapal yang membawa ikan sedang sandar untuk membeli es untuk membekukan hasil lautnya. Sebelumnya pabrik es Assegaf ini bernama NV.Julliana dan bukan hanya saja sebatas pabrik es, ada juga penggilingan beras, panglong kayu (menurut salah satu cerita dari warga komplek sini salah satu sumber kayu untuk pembangunan masjid jami Al-Riyad kwitang berasal dari panglong kampung Assegaf) dan juga pabrik strup /limun, yang akhirnya seleksi zaman hanya pabrik es yang bisa bertahan sampai saat ini
Komplek Assegaf yang masih banyak mempertahankan tradisi seingga tidak heran jika bangunan lama masih banyak bisa di lihat dengan ornmen asli tempo dulu, begitu juga kegiatan pengajian dari rumah kerumah yang juga merangkul masyarakat sekitar komplek assegaf yang di laksanakan setiap habis magrib dan jumat pagi.
Pabrik es Assegaf yang masih beroperasi sampai saat ini |
Adek sempat berfoto dengan background rumah panjang dan juga musolah, setelah berputar-putar kamipun menuju ke perkampungan etnis lainnya yang ada di kawasan laut ini. Sebaiknya jika ingin lebih leluasa untuk berfoto atau mengambil informasi seputar komplek assegaf ini harus meminta izin terlebih dahulu dari tokoh masyarakat di komplek ini, biar bisa di ajak berkeliling dan mendapatkan informasi yang akurat.
Akupun menghidupkan motorku untuk melanjutkan tujuan kami berikutnya
No comments:
Post a Comment