Sunday, 13 October 2019

Pempek Lala, Mencicipi Makanan Khas Di Kawasan 26 Ilir


Setelah keluar parkiran IP, dan berbelok kekiri meyusuri Jalan Letkol Iskandar yang rencananya untuk langsung kembali pulang kerumah.

"Kakak, adek lapar nggak ? " tanya ku
"lapar ya .." jawab mereka
"kalau makan pempek mau ?"tanyaku kembali
"Ok yah.."jawab adek

Motor pun ku arahkan ke arah pasar Atom 26 Ilir atau jalan Mujahidin, tepat di salah satu toko pempek yang berlabel LALA, aku pun memberhentikan motor ku. Karena toko ini yang paling ramai pengunjungnya di bandingkan dengan toko pempek lainnya yang ada di jalan Mujahidin ini.

"Mbak pempek campurnya 1 porsi, 1 porsi hanya pempek adaaan dan pempek tahu saja"katau ke mbak pegawai toko pempek ini.
"Minumya pak  ? " tanya mbak pegawai tersebut
"2 es campur & 1 es jeruk" jawabku
"Baik pak.. tunggu sebentar" kata mbak pegawai tersebut.



Tak lama menunggu datanglah 2 porsi pempek, 2 es campur dan 1 cangkir es jeruk, adek dan kakak makan dengan lahap terutama pempek adaan, untuk pempek rebus adek kurang menyukai justru kakak yang menghabiskan pempek kulit, rebus dan pempek tahu.

Saat memakan pempek tahu, adek dan kakak memberikan tahunya kepada ku mereka hanya memakan balutan pempeknya saja, banyak juga aku memakan tahu pada hari ini. Adek yang memesan es jeruk langsung di minum sampai habis karena tidak kuat menahan pedas saat menghiruo cuka, padahal menurutku cuka di pempek lala ini tidak terlalu pedas.

Saat meminum es campurnya melalui sedotan kakak memegang mulutnya lagi.
"kenapa kak mulutnya ?" tanyaku ke kakak
"Gigi kakak jadi rata yah, saat bermain bombom car tadi ke bentur stir mobilnya " jawab kakak
"Sakit nggak ?" tanya ku kembali, sambil melihat gigi kakak yang katannya menjadi rata
"Nggak yah.. tapi agak ngilu saat minum es" jawabnya
"Mungkin ada yang rompal, jadi ngilu kena es "jelasku

Kakak pun melanjutkan meminum es campurnya dan  memakan pempeknya , pempek  di sini di jual dengan harga seribu Rupiah perbiji, wajar kalau banyak pengunjung yang membeli makanan khas Palembang ini di sini, baik untuk makan langsung ataupun di kemas dalam bentuk paket untuk pengiriman ke luar kota.

Di sepanjang jalan Mujahidin ini rata-rata pempek di jual dengan harga seribu Rupiah, tetapi memang selera masing-masing jadi tidak heran kalau ada toko pempek di sini sepi pengunjung walaupun harga sudah di turunkan di bawah seribu Rupiah.

Untuk soal rasa pempek lala juga tidak kalah dengan rasa pempek  yang ada di toko pempek terkenal lainnya, begitu juga es campurnya perpaduan kacang merah, tape, cincau, dawet, selasih merupakan paduan khas dengan serutan es yang di siram dengan susu kental manis, membuat kesegaran tersendiri saat minuman tersebut melewati tenggorokan ku.



Saat selesai menikmati makanan khas Palembang di toko pempek lala ini, akupun segera menuju kasir, 46 ribu yang harus ku bayar untuk semua makanan yang kami makan tadi, lumayan murah menurutku dengan rasa yang sepadan yang kami rasa.

Kamipun kembali kerumah, dengan segala cerita di kepala kami masing-masing, dari Big Box promo, ke pasar loak cinde, bermain bombom car sampai makan pempek lala.

No comments:

Post a Comment