Palembang Heritage Half Day Tour Sesion 2 - Adek degan Background Internasional Plaza
Matahari masih beranjak naik, kabut asapun belum sepenuhnya pergi dari ruang nafas kota ini, di saat motor ku memecah embun pagi, rencana pagi ini mau ajak adek jalan ke pasar loak cinde sekedar cuci mata dan melihat keramaian.
Dari barang yang baru sampai yang sudah usang, dari mur sampai lemari jati pun ada di pasar loak ini, kalau di perhatikan bersar juga transaksi perputaran uang yang ada di sini.
Saat ke pasar loak cinde ini adek lebih asik untuk melihat hewan-hewan yang juga ikut di jajakan, ada burung dara, anak bebek dan anak ayam, ayam kalkun, beberapa jenis burung kicau serta ada juga kucing hias.
"Yah... kita keliling-keliling lagi yok, bosen di sini terus .." kata adek sambil memperhatikan seekor anak bebek
"mau kemana ?" tanyaku
" Seperti dulu, keliling-keliling naik monumen" jelas adek
Jujur hari ini aku tidak memiliki rencana untuk mengajak adek jalan jauh seperti Palembang Heritage Half Day Tour yang pertama, karena saat ini pun aku belum berfirkir akan kemana dan mau kemana.
Setelah berjalan menuju parkiran pandanganku pun tertuju kepada bangunan yang terletak tepat di sudut jalan Jend. Sudirman dan jalan Letkol Iskandar yaitu Internasional Plaza, yang langsung memberi ku ide.
"Dek, .. foto dulu ....kita mulai dari sini" perintah ku ke adek, Dengan setengah kebingunan adek bergaya seadanya dengan background gedung Internasional Plaza.
Dari barang yang baru sampai yang sudah usang, dari mur sampai lemari jati pun ada di pasar loak ini, kalau di perhatikan bersar juga transaksi perputaran uang yang ada di sini.
Saat ke pasar loak cinde ini adek lebih asik untuk melihat hewan-hewan yang juga ikut di jajakan, ada burung dara, anak bebek dan anak ayam, ayam kalkun, beberapa jenis burung kicau serta ada juga kucing hias.
"Yah... kita keliling-keliling lagi yok, bosen di sini terus .." kata adek sambil memperhatikan seekor anak bebek
"mau kemana ?" tanyaku
" Seperti dulu, keliling-keliling naik monumen" jelas adek
Jujur hari ini aku tidak memiliki rencana untuk mengajak adek jalan jauh seperti Palembang Heritage Half Day Tour yang pertama, karena saat ini pun aku belum berfirkir akan kemana dan mau kemana.
Setelah berjalan menuju parkiran pandanganku pun tertuju kepada bangunan yang terletak tepat di sudut jalan Jend. Sudirman dan jalan Letkol Iskandar yaitu Internasional Plaza, yang langsung memberi ku ide.
"Dek, .. foto dulu ....kita mulai dari sini" perintah ku ke adek, Dengan setengah kebingunan adek bergaya seadanya dengan background gedung Internasional Plaza.
Adek di salah satu lantai di Internasional Plaza Mall |
Tepat di samping Cinema 21, permainan anak-anak dari mobil-mobilan, ding dong dan juga bom-bom car tersaji di sana walaupun saat ini permainan tersebut hanya tersisa sebagian saja dan sebagian lagi menjadi arena bola biliyard.
Bagian atrium IP yang di bidik dari lantai 2 |
Sejak di resmikan pada tanggal 28 Februari 1992 oleh Gubernur Sumatera Selatan saat itu H. Ramli Hasan Basri, internasional plaza ini langsung menjadi magnet sebagai icon baru di Palembang yang bernama mall, hampir setiap hari pengunjung memadati mall ini, dari pelajar sampai pegawai, dari ibu-ibu sampai mahasiswa, dan lebih ramai lagi saat akhir minggu di karenakan pengunjung yang berasal dari luar kota Palembang pun turut berdatangan.
Elevator di IP yang sudah tidak berfungsi lagi |
Cinema 21 yang terletak di lantai 6 mall ini. |
Tetapi setelah 3 dekade berdirinya bioskop internasional yang di klaim sebagai bioskop dengan daya tampung yang cukup besar saat itu, terus mengalami penurunan baik dari persaingan sesama bioskop dan juga keluarnya video dalam bentuk kaset beta VHS yang banyak memuat film lokal maupun internasional, sehingga pada akhir tahun 1988-an bioskop ini pamit mundur dari dunia pemutaran film layar lebar.
Intetnasional plaza sendiri memulai pembangunan pada tahun 1989 dengan konsep yang berbeda dan belum ada saat itu di kota Palembang, Mall saat itu merupakan barang baru yang ada di kota ini berbeda dengan konsep "one stop shoping" menjadi momentum yang tepat perubahan dari bioskop ke Cinema 21.
Arena bermain anak yang masih terkunci yang membuat adek kecewa |
Akhirnya kamipun mengakhiri perjalanan kami di mall modern pertama yang bernama Internasional Plaza, dengan sedikit kekecewaan adek yang tidak bisa bermain bom-bom car.
No comments:
Post a Comment