Sunday 7 November 2021

Jurnal Dadakan & Absen Sebagai Pilihan

 

"Dimana yah ?" tanya bunda di ujung hp
"Masih di rumah , baru selesai dari kebun ayuk" jawabku

Bunda pun menjelaskan rencana ujuk untuk mengajak berjalan keluarga besar dan juga makan bersama sore nanti.

"Ini adek lagi tidur, selesai dari kebun tadi langsung tidur " jelasku (Baca : Berkebun , Di Kebun Siapa ??? )
"Bukan sekarang yah " jelas bunda
"Sore nanti juga mau jemput ayuk juga di Buper Gandus" Jawab ku ( Bacaa : Bumi Perkemahan Gandus, Tempat Edukasi Yang Sedang Berbenah ).

Ku jelaskan ke bunda bahwa untuk saat ini untuk tidak ikut dulu untuk ajakan ujuk, karena selain jarak yang lumayan jauh ada kerjaan lain yang akan ku lakukan. Setelah selesai menjemput ayuk dari bumi perkemahan pramuka Gandus aku dan adek akan menuju ke talang jambe untuk memanam bibit pisang udang yang di ambil dari kebun ayuk.


"Yuk, kami ke talang jambe ye, pintu di kunci saja... istirahat saja " kataku ke ayuk yang nampak kecapekan setelah melakukan persami-nya
"Iya... ya" sambil mengunci pintu rumah.

Aku dan adek membawa pohon-pohonan yang ku ambil dari kebun ayuk, termasuk antena yang ku bawa dari rumah untuk televisi di sana biar siarannya jelas karena adek sering komplain karena siarannya banyak semut.

Meja inspirasi ku buka adek ku biarkan bermain hp dan jaringan di meja tersebu, palingan juga hanya minecraft yang menjadi andalannya ( baca : Meja Inspirasi Yang Kosong, Untung Hanya Bisul ), aku sendiri mulai mencangkul tanah untuk menanam pisang udang, dua lubang sudah ku buat, semoga ini menjadi awal untuk membuat vegetasi untuk rencana ku kedepan dalam beternak madu klanceng.


Awan hitam mulai menutupi cahaya matahari suasana, gelap semakin menjadi, adik masih asik bermain game nya yang di iringi dengan notifikasi wa ku, 
"Dek... buka sebentar wa nya " kataku ke adek

Adek pun menghentikan gamenya dan membuak wa tampak foto mereka lagi bermain di taman publik TVRI  (Baca : Wisata Ke Taman Publik Pom IX / Taman TVRI Palembang.), tampak keriangan di wajah mereka, entah beberapa puluh foto yang masuk ke hp ku itu sampai notifikasi kapasitas memori habispun berbunyi, belum lagi video yang mereka kirim via wa group.

Akupun melajutkan pekerjaan ku merakit antena yang kupesan via online dan kebetulan hari ini datangnya, dan adek pun ikut membantu saat aku mulai memasang anten ini di tempat tinggi, saat memasang hujan turun dengan derasnya, semoga lampu tidak mati doa ku dalam hati.

" Di sini hujan deras yah..." kata bunda di Hp ternyata posisi mereka sedang berada di warung mas eko (Baca : Warung Pecel Lele Mas Eko 999, Murah, Meriah & Maknyus ), 
"Di sini juga hujan deras... kami tinggal menunggu hujan reda biar bisa pulang"jawabku
"Mau pesen apa ? " tanya bunda
Akhirnya adek memesan ikan gurame asam manis dan kwetiau seperti yang biasa dia makan.

Tetapi sampai bada sholat isya hujan pun tak kunjung reda, akupun mulai mengeluarkan jaket hujan untuk adek yang sudah mulai bersin-bersin.
"Gimana dek mau lanjut ?"tanyaku
"terserah ayah.... adek sudah lapar" jawabnya

Akhirnya kamipun menembus hujan pada malam ini, lumayan membuat dingin badan terutama kaki yang tidak tertutup, 30 menit berlalu akhirnya kami sampai juga.
"kak.. mana bunda ?" tanya ku
"Lagi ajak ayuk ke Bidan rini , yah .. ngurusi kakai ayuk yang luka" jawabnya
"Oh....." gumaku

Mungkin keberasamaan itu penting tapi ada kalanya kita perlu kesendirian kita, semoga tidak ada yang tersakiti kali ini.

No comments:

Post a Comment