Sunday 7 November 2021

Berkebun , Di Kebun Siapa ???

 

Kebetulan ibu lagi menginap di tempat ayuk yang rumahnya tidak jauh dari rumah kami, biasa bagi ibu terkadang beliau mau menginap di manapun sejak ayah sudah tiada mungkin ini jadi salah satu hiburan liburan bagi ibu.

"Kita ke kebun saja om " ayuku bilang ke saya
"Sekarang ?'Tanya ku
'Sebentar lagi saja tunggu tante datang" jawab ayuk ku kembali

Memang letak kebun ayuk tidak terlalu jauh dari rumah beliau tetapi lumayan capek kalau di tempuh dengan jalan kaki, kami pun menunggu kedatangan adik kami yang paling bungsu setelah itu baru berangkat ke kebun, sekitar kurang dari pukul 10 pagi si tante pun muncul dengan cerita bannya yang kempes kembali karena klep ban motor nya tidak di pasang dengan kuat saat ganti ban kemarin.

Hati-hati kecebur dek.....

"Kita pake mobil saja om .. biar bisa sekali jalan" kata ayuk ku
"terserah" jawabku

Mobil yang memang kebanyakan nangkring di garasi samping rumah beliau ini biasanya hanya di panasi saja oleh keponakan ku, tetapi belum ada yang berani membawanya mobil tersebut berjalan walaupun di dalam komplek tempat mereka tinggal, karena suami dari ayuk ku ini bekerja di luar kota dan biasanya seminggu sekali baru pulang ke rumah.

Jarak yang tidak terlalu jauh membuat aku membawa mobil dengan pelan, selain itu akupun belum pernah mengunjungi kebun ayuk ku ini, tidak sampai 10 menit akhirnya kami sampai ke kebun tersebut, aku pikir sih ini bukan lagi kebun tetapi sudah tanah berharga karena saat ini sudah ada jalan cor di samping tanah tersebut dan tepat di seberangnya ada perumahaan yang sudah banyak berdiri dan di huni.

Ak Akbar sedang memotong ubi kayu/singkong

Banyak ubi yang di cabut oleh ibu walaupun isinya belum terlalu besar, ada juga pisang dan jantung pisang yang di bawa dari hasil unduhan,  akupun mengambil bibit pisang udang yang rencananya untuk ku tanam di belakang rumah talang Jambe, di sini pun terdapat kolam di mana membuat adek dan ak hafiz sibuk bermain di sana.

Di tanah ini lagi di lakukan penimbunan biar tidak terendam air, karena jika di lihat memang sudah lebih tinggi jalan ketimbang tanah ini sehingga kakak iparku melakukan penimbunan atas tanah nya ini, sudah banyak yang menawar tanah tersebut tetapi tidak beliau jual, "biarlah untuk investasi kedepan" katanya.

Lumayan sebagai pengilang penat di sini, karena matahari sudah meninggi dan rencanya ibu dan tante mau balik hari ini, akhirnya kamipun menyudahi berkebun ini, padahal ak rizki baru saja datang ternyata sudah mau pulang, mungkin lain kali bisa bertandang lebih lama.

No comments:

Post a Comment