"Terima kasih, Ak" kata ku ke ak rizki yang mengantar buah cempedak ini ke rumah.
Ada 4 buah cempedak yang memang belum matang secara utuh tetapi bau wanginya itu sudah menyebar kemana-mana, cempedak yang berasal dari Kuang Dalam, Ogan Ilir, tempat kediaman mertua ayuk yang merupakan tanaman hasil kebun dimana hampir 1 truk hasil buah cempedak yang di bagikan kepada tetangga disana temasuk yang ada di Palembang pun turut kebagian juga.
"Butuh di peram beberapa hari lagi cempedak ini" ujarku dalam hati.
karena saat ku injak menggunakan kaki terasa kulit cempedak tersebut masih keras belum lunak seperti cempedak yang sudah masak.
"Buah ini sudah di sembunyikan bun" kata ku ke bunda
"Baunya itu terlalu menarik perhatian orang" kataku lagi
Bunda hanya bisa tersenyum.
Betul saja saat cicik ke rumah, yang menjadi perhatian pertama adalah bau dari buah cempedak tersebut, akhirnya 1 buah untuk cicik untuk di bawa pulang walau masih harus di peram biar matangnya merata, belum lagi tetangga di depan rumah yang juga mencium bau cempedak tersebut akhirnya buah yang sudah mulai matang di potong menjadi dua bagian dan di bagi ke tetangga di depan rumah.
Tersisa hanya 1 buah saja cempedaknya, ku buka buah yang banyak getah ini tetapi rasa buahnya memang nikmat dan lezat sesuai dengan baunya, lain kali barang wangi seperti ini jangan di kirim sedikit kalau perlu sekarung biar bisa di bagi-bagi semua, hahaha itu sih maunya kita, karena yang punya kebon siapa.
No comments:
Post a Comment