Tuesday, 5 February 2019

Makanan Khas Serang & Masjid Agung Banten Dengan Segala Barokahnya.

Tempat kami di jamu makan siang

Setelah beranjak dari rumah teman di perumahan lopang indah maka beliau mengajak kami makan siang terlebih dahulu sebelum menuju ke masjid agung Banten. Menu yg di sajikan seputar ikan bandeng, ayam, Bebek belut dalam beragam olahan menunya.




Akhirnya kami mencoba makanan khas serang yaitu Pecak bandeng, Goreng belut, Pindang bandeng mercon yg super pedas, memang nikmat dan membuat tubuh berkeringat. Adek yang memesan belut goreng ini entah dari mana ia tahu, saat di tanya iya jawab tau saat lihat di televisi

Pecak Bandeng
Sekitar pukul 13: 00 kamipun meluncur ke masjid agung Banten. Kami tiba di masjid agung Banten sekitar pukul 13: 30 wib, tampak kemacetan dari awal masuk antrian memasuki kawasan masjid agung Banten, mungkin karena bersamaan waktunya dengan perayaan Imlek karena ada kelenteng yang terletak tidak jauh dari kawasan masjid agung Banten tersebut.

Belut Goreng
Terlihat jelas pada awal memasuki kawasan masjid agung Banten menara putih sudah terlihat dari kejahuan, Kraton sorosowan, tetapi saat itu banyak jalan yang di tutup dan di alihkan ke jalan lain

Para pedagang ramai memadati sekitar masjid agung Banten, dari telor asin sampai dodol , dari air minera sampai mainan anak. Yang tampak mencolok yg jualan air mineral untuk ziarah dan kantong kresek untuk sendal. Begitu juga para peziarah yang datang dari berbagai macam tempat sehingga pada hari itu keadaan masjid agung Banten menjadi sangat padat.

Masjid agung Banten yg sedang di percantik ini belum bisa di buka untuk umum, di halaman masjid yg sudah terpasang payung-payung besar seperti di Masjid Agung Semarang menambah keindahan masjid Agung Banten ini.

Masjid Agung Banten yang berdiri sejak tahun 1569 merupakan salah satu peninggalan sejarah kesultanan Banten, yakni Sultan Maulana Hasanudin yang merupakan putra pertama dari Sunan Gunung Jati. Berbicara soal arsitektur bangunan, Masjid Agung Banten sendiri terdiri dari perpaduan beberapa sentuhan budaya, antara lain yaitu Tiongkok, Jawa, Hindu Serta Eropa.

Menara Masjid Agung Banten yang unik tersebut tidak tampak seperti menara masjid pada umumnya. Bentuknya mengingatkan kita pada mercusuar buatan Belanda yang juga ada di Anyer. Pengunjung dapat naik ke puncak menara dengan menaiki 83 anak tangga dan lorong sempit.

Bentuk atap dari mesjid agung Banten
Sejarah pendirian Masjid Agung Banten (Sumber : wacana.co) berawal dari instruksi Sultan Gunung Jati kepada anaknya, Hasanuddin. Konon, Sunan Gunung Jati memerintahkan kepada Hasanuddin untuk mencari sebidang tanah yang masih “suci” sebagai tempat pembangunan Kerajaan Banten. Setelah mendapat perintah ayahnya tersebut, Hasanuddin kemudian shalat dan bermunajat kepada Allah agar diberi petunjuk tentang tanah untuk mendirikan kerajaan. Konon, setelah berdoa, secara spontan air laut yang berada di sekitarnya tersibak dan menjadi daratan.

Mimbar masjid agung Banten
Di lokasi itulah kemudian Hasanuddin mulai mendirikan Kerajaan Banten beserta sarana pendukung lainnya, seperti masjid, alun-alun, dan pasar. Perpaduan empat hal: istana, masjid, alun-alun, dan pasar merupakan ciri tradisi kerajaan Islam di masa lalu. Masjid pertama yang dibangun adalah Masjid Agung Banten Lama yang sampai hari ini masih terjaga dengan baik. Masjid agung ini merupakan simbol kejayaan Islam saat itu. 

Di masjid tersebut banyak aktivitas yang bisa kita lakukan, seperti berziarah, mendapati bukti-bukti sejarah, menikmati arsitektur masjid yang cukup tersohor. Keunikan arsitektur Masjid Agung Banten terlihat pada rancangan atap masjid yang beratap susun lima, yang mirip dengan pagoda Cina.

Para peziara di masjd agung Banten
Konon, masjid yang dibangun pada awal masuknya Islam ke Pulau Jawa ini desainnya dirancang dan dikerjakan oleh Raden Sepat. Ia adalah seorang ahli perancang bangunan dari Majapahit yang sudah berpengalaman menangani pembangunan masjid, seperti Demak dan Cirebon. Selain Raden Sepat, arsitek lainnya yang ditengarai turut berperan adalah Tjek Ban Tjut, terutama pada bagian tangga masjid. Karena jasanya itulah Tjek Ban Tjut memperoleh gelar Pangeran Adiguna.

Kami menyempatkan untuk sholat zuhur si ruang utama masjid agung Banten, walaupun tempat wudhunya agak jauh dan karena di padati oleh para peziarah dan para pedagang harus extra hati-hati. Dan untuk mengambil kenang-kenagan maka kami berfoto bareng dengan background menara masjid agung Banten. Setelah selesai sekitar pukul 14:00 wib dan cuaca sudah cukup panas kami langsung ke stasiun karangantu untuk kembali ke stasiun krenceng.

Pose bersama 2 keluarga besar di masjid agung Banten

Hampir terulang lagi untung telat 

Di antar om Satar & keluarga sampai kereta berangkat
Setelah sholat zuhur dan keliling komplek masjid agung banten pada pukul 14: 00 kami memutuskan untuk kembali ke anyer.

"Om... Kita langsung saja minta anter ke stasiun saja? " Kataku kepada om satar.
"Mau stasiun mana nih... Ke serang atau karang antu ? * tanyanya kembali
" Emang di karang antu bisa beli ticket? " Tanyaku kembali
"Bisalah" Jawabnya. 
"Kalau ke stasiun karangantu hanya sekitar nggak sampe 5 menit dari sini sekitar 1 kiloan" Ujarnya lagi.


Akhirnya kami putuskan untuk kembali ke anyer via stasiun karang antu. saat sampai kulihat banyak penumpang yang sudah menunggu di stasiun tersebut dan langsung saya membeli ticket kirain sudah telat ternyata masih bisa karena keretanya telat sehingga langsung beli 6 ticket dg harga 3 ribu per orang.

"Untung keretanya telat kalau tidak bisa bisa episode pacar ketinggalan kereta jilid 2 bisa terulang lagi.." Guma dalam hati sambil tersenyum

Tak sampai 5 menit datanglah kereta api dari stasiun serang, segeralah berpamitan dan kami langsung naik ke atas naik dan om Satar dan keluarga tetap menunggu sampai kereta api yang kami tumpangi berangkat.

Terima kasih om Satar & Istri atas sambutannya semoga Allah selalu memberkahi kalian sekeluarga.



"Kang.... Tambahin 10 ribu Lagi"

Saat turun di stasiun krenceng
Didalam kereta api ramai tapi tidak ada yang berdiri karena semuanya kebagian ticket, jadi kami bisa langsung duduk setelah melalui 2 stasiun yaitu stasiun tonjong baru sangat stasiun cilegon yang kiri kanan rel kereta banyak di hiasi oleh hamparan persawahan sampailah ke stasiun krenceng tepat pada jam 15:00 wib, setelah keluar stasiun langsung naik ke angkot jurusan anyer kembali.

Setelah keluar dari stasiun krenceng maka kami langsung naik angkot silver tujuan ke anyer. Lumayan lama menunggu mang supir cari penumpang lain, sekitar 15 menit baru sopir berjalan setelah membawa ibu pedagang rambutan yang membawa dagangannya dan lumayan memenuhi di dalam mobil. lumayanlah olahraga angkat rambutan......wkwkwk

Kurang lebih 10 menit pejalanan setelah persimpangan kereta api maka ibu itupun turun dan membayar ongkos + seikat rambutan kepada mang sopir.

Karena kecapekan Kakak dan Adek sudah tertidur lelap di bangku mobil karena kecapekan. 

"Kang kalau langsung ke dalam.. Tambah berapa?" Tanya datuk yang duduk di depan, Mang sopir tidak menjawab,
"Masuk kedalam samping lorong Midori ya? " Tanya mang sopir
"Iya" Jawab datuk

Tanpa menjawab sopir angkot pun langsung berbelok ke arah yang di sebut kan tempat kami menginap tadi, tak lama berselang sampailah di rumah tempat kami menginap. 

"Terima kasih kang" Sambil ku serahkan 3 lembaran uang 10 ribuan dan 2 lembar yang 5 ribuan. Karena saya beranggapan dari krenceng ke Midori 5 ribu perorang 6 orang jadi 30 ribu + 10 ribu masuk ke dalam lorong tempat kami menginap.

"Kang tambahin 10 ribu lagi" Pintanya setelah menerima uang tersebut. 

"Kurang ya kang" Tanya ku naif sambil mengeluarkan kembali uang 10 ribuan untuk di berikan ke sopir tersebut. 

Kraton sorosowan
Selesailah perjalanan di hari ke 3 ini tanggal 05 Februari 2019, sebenarnya masih banyak yang belum saya dan keluarga telusuri di kawasan Banten lama ini yang meleset dari rencana perjalanan kami seperti ke : Situs kraton sorosowan, Museum kepurbakalaan Banten Lama, Situs Kraton Kaibon, Vihara Avalokitesvara, Benteng Speelwijk. yang memang terletak di satu kawasan yang di rencanakan akan di kunjungi satu persatu, tapi karena kondisi dan waktu saat ini hal tersebut tidak memungkinkan. Tapi suatu saat aku akan kembali untuk mengkesplore tempat wisata mu lagi, Insya Allah.

No comments:

Post a Comment