Friday 8 February 2019

Buta GPS Dan Tersesatnya Bunda Di Pasar Tanah Abang

Stasiun Gambir Jakarta
Jumat, 08 Februari 2019 (Hari ke-6)

Setelah menghitung-hitung perjalanan estafet ke tanjung karang, belum lagi barang-barang yang cukup berat kami bawa maka kami putuskan untuk menggunakan armada damri, armada angkutan plat merah ini sudah lama tidak aku gunakan mungkin sejak kecil saat sering mudik itulah terakhir menggunakan bus Damri.

Antrian di loket pool damri gambir
Pada pukul 7 pagi aku meluncur dari penginapan ke arah pool damri gambir menggunakan GO-JEK, mas gojeknya jago cari jalan yg nggak kena macet., sesampai di pool damri gambir ternyata masih kepagian. Memang loket untuk kelas Royal sudah di buka pukul 7 sedangkan loket kelas executive dan bisnis baru di buka pada pukul 8.

Karena lama menunggu kuputuskan untuk keliling stasiun Gambir, sambil nongkrong di salah satu cafenya. Pukul sudah menunjukan pukul 8 kurang 2 menit, aku beranjak kembali ke loket bisnis ternyata antriannya sdh lumayan panjang.

"Ngantri di belakang mas" Kata calon penumpang yang akan membeli ticket untuk hari senin (11/02/19) ke metro yang saat aku sampai sempat berbincang-bincang denganku.
"Iya, mas" Jawabku.

Sebenarnya di HP ini sudah di install aplikasi ticket damri bisa beli secara online tapi karena belum pernah di coba dan mumpung dekat dengan penginapan sekalian saja ke pool nya.

5 ticket aku beli itupun tuk tempat duduk di bagian belakang, karena karena untuk kelas bisnis ada 40 seat ber-ac, 3 di smoking room dan ada toiletnya. Dengan estimasi sampai ke Tanjung karang +/- pukul 5 sore.

"Lumayan sempit ini kursinya... Semoga anak-anak tidak rewel" Pikirku dalam hati


Buta GPS

Adek & Kakak bersama ondel-ondel di salah satu sudut pasar tanah abang
Jumat pagi masih di putuskan kan untuk ke pasar grosir tanah abang lagi karena untuk ke Monas dan kota tua nanti akan di lakukan setelah sholat jum'at.

Masih seperti sore kemarin Bunda dan nyai wisata belanja disini datuk pun ikut karena ingin tahu perkembangan pasar tanah abang, karena di era tahun 1970-an datuk pernah punya toko kasur di kawasan ini.

Kakak dan Adek aku yang menemani kami terpisah karena azam mulai rewel entah apa yg dia mau. Bunda, Nyai dan Datuk terus menyusuri jalan sedangkan Aku, kakak, dan Adek. Saat kami tepat di depan pasar jaya blok F. Ternyata setelah kutanya terus ia ingin balon tiup.

"Iya nanti dek nanti kalau ada kita beli" Tegas ku.

Rengekannya mulai berhenti saat membeli harum manis (gulali) yg kebetulan lewat di depan kami.

"Yah... Pengen naik gereja" Seru Adek sambil tangannya menunjuk ke arah depan.
"Hahaha hahahaha" Sontak aku dan kakak tertawa karena gereja yg di maksudnya adalah kendaraan Bajaj.
"Bukan gereja dek... Tapi bajaj" Kataku
"Iya... Yah naik bajaj" Kata Azam lagi
"Nanti ya saat ke monas saja lebih enak" Kata ku

Pukul sudah menunjukan pukul 10:30 kakak & Adek mulai mengeluh panas.
"Bunda... Di mana posisi? " Tanyaku
"Di depan toko ini yah" Jawab bunda.
" Waduh... Gimana mencarinya,, bisa kirim lokasi GPS nya nggak via goggle map?" Tanyaku
"Bunda... Coba ya " Jawab bunda , Tenyata yg di kirim via WA adalah foto maps dalam bentuk jpg. 
"Bunda, bukan dalam bentuk JPG.... Harusnya begini caranya, ku jelaskan via telpon cara share lokasi via Google maps. 

Ternyata walau sudah di jelaskan masih tetap keliru juga.

Tempat kami menginat di Jalan bali,kawasan tanah abang
"Mungkin aplikasi goggle maps nya ada masalah" Pikirku dalam hati.
"Posisi sekarang di mana Bunda? " Tanya ku kembali
"Jalan jati baru yah" Jawab Bunda di seberang telpon menjelaskan ada jembatan penyeberangan ke arah stasiun tanah abang.
"Lurus saja ke kiri biar bisa balik ke arah tanah Abang" Jawabku

Setelah beberapa menit masih juga belum ada tanda-tanda kedatangan Bunda.
"Bun... Kami duluan balik ke hotel ya.. Anak-anak rewel, sekalian mau jumatan" Kataku ke Bunda
"Iya.. Yah kami menyusul" Jawab Bunda

Bunda.......bunda.... perlu training Google maps kayaknya


No comments:

Post a Comment