Thursday, 7 February 2019

Ini Pantai Berok Bukan Kambing Berok

Pantai berok
Kamis, 07 Februari 2019 (Hari ke- 5)

Hujan melanda anyer sejak sebelum subuh dan makin bertambah deras, anak-anak masih pada tidur.

"Yah... Kalau Anak-anak bangun pasti nanyain kapan ke pantai" Kata. Bunda sambil melipat mukena
"Tunggu hujan reda... Kalau masih hujan takut petir" Kataku Saat anak-anak bangun
"Ya... Jadi ndak ke pantai? " Tanya azam sambil menggoyang kan kaki ku. Sambil melihat hujan yang belum juga berhenti.
 "nanti ya tunggu hujan reda takut ada petir" Kataku
"Iya tunggu hujan reda dahulu" Datuk ikut menyahuti. 

Sampai jam 07: 00 hujan akhirnya reda tapi masih grimis yang lumayan deras,
"Ya, ke pantai sudah nggak hujan lagi? " Rengek azam
"Iya.. Sebentar lagi" Jawabku
"Bawa mobil saja kak, biar bisa banyak yang ngikut" Kata tante yang merupakan istri acek si pemilik rumah.
"Iya... Te, Terima kasih... Nunggu rekaan sedikit lagi" Jawabku

Co ... Sweet

Pukul 07: 30 hujan berhenti, sambil menanyakan kepada tante lokasinya tepatnya dengan dicocokan dengan membuka goggle maps. Mobil bergerak maju ke arah pantai berok nggak sampai 5 menit enam orang yang ikut di dalam mobil, dan tak lama berselang tante mampir bersama cicik sbelum ke pasar.

Dulu pantai berok ini cukup terawat tetapi sejak penginapan di sana tutup maka pantai berok pun tidak terurus. Karang dan cangkang keong yang banyak tersebar di pinggir pantai, terdapat pula beberapa perahu nelayan.

Beberapa orang terlihat terapi kaki dengan sebaran karang dan kulit keong yang ada di sepanjang pantai. Sekitar 1 jam di sini anak-anak menyelesaikan bermain di pantai, Acik wancik yang mencari kerang mengumpulkan hampir setengah karung dan bunda mencari kulit kerang dan karang 1 kantong yang lumayan berat.

Anaknya yang mandi emaknya yang basah
Tak lama berselang kami kembali ke rumah di pandawaan, untuk bersiap berangkat ke Jakarta menggunakan kereta api.


No comments:

Post a Comment