Saturday, 30 October 2021

Akhirnya Komplit Juga

Sudah dari beberapa hari ini terus memperhatiakan situs vaksinonline.com tapi ternyata banyak puskesmas yang untuk vaksin ke 1 ataupun ke 2 tidak menggunakan sinovac, tapi sudah hampir setengah bulan ini vaksin yang di gunakan adalah keluaran fizer, astrazeneca ataupun moderna, kalau pada awal kemarin aku melakukan vaksin di puskesmas alang-alang lebar ( baca : Setelah Sekian Lama Akhirnya Vaksin Juga ), untuk vaksin ke 2 ini aku akhirnya memilih puskesmas 11 ilir untuk menjadi tempat vaksinku, bukan tanpa alasan kenapa aku memilih di puskesmas ini karena kesamaan serum vaksin sinovac untuk vaksin ke 2, sedangkan di puskesmas alang-alang lebar sendiri sudah menggunakan vaksin Pfizer.

Sekalian mengantar kakak untuk kegiatan majelis nya akupun langsung melipir ke puskesmas 11 ilir yang memang satu arah dengan tujuan kakak, aku pikir dengan jumlah peserta vaksin yang lumayan sedikit tersebut tidak akan memakan waktu terlalu lama untuk menunggu, tetapi dugaan ku salah ternyata saat aku tiba di puskesmas tersebut banyak pendaftar yang mayoritas ibu-ibu mendaftar secara manual dan membuat pintu masuk tempat pendaftaran di penuhi oleh para ibu-ibu.


Dengan beragam alasan ibu-ibu disini mengapa mereka mau di vaksin, ada yang akan menerima bantuan, ada yang anaknya menerima beasiswa, ada juga yang untuk kerja walaupun sebagai buruh cuci tetapi majikannya mengharuskan untuk sudah tervaksin. 

Aku hanya mendengar saja celoteh ibu-ibu tersebut, tanpa melepas masker aku menuju tempat pendaftaran yang di penuhi oleh para ibu-ibu yang mengantri di panggil, untunglah bagi yang mendaftar secara online mereka sudah memiliki rekap tersendiri jadi kami hanya menyerahkan kartu vaskin yang pertama saja.


Sama seperti vaksin pertama akupun dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu, di tensi, di ukur suhu tubuh dan beberapa pertanyaan sepurta penyakit dan covid-19, hingga akhirnya vaksin ke 2 sinovac masuk ke dalam tubuhku, akhirnya komplit juga ritual vaksin covid-19 ini.

Tetapi sebagai catatan untuk pihak puskesmas hendaknya ditambah petugas penjaga yang mengawasi pintu masuk pendaftaran sehingga tidak setiap orang bisa masuk dan berkerumun di dalamnya, karena ruang tunggu pendaftaran vaksin yang lumayan sempit,  apalagi ada juga ibu-ibu yang tidak menggunakan masker saat mendaftar walaupun pihak puskesmas dengan tegas menolak pendaftaran vaksin bagi yang tidak menggunakan masker. Mengambil contoh seperti di puskesmas alang-alang lebar yang memiliki petugas penjaga sehingga beliau dapat mengatur para pendaftar sehingga tidak menjadi kerumunan, 

Semoga dengan ikhtiar vaksin ini Palembang bisa menjadi sehat kembali dan begitu juga Indonesia bisa pulih secara menyeluruh, sehingga pandemi yang melanda sekarang dapat segera pergi berlalu.

Friday, 29 October 2021

Mabruk Alfa Mabruk Kakak


"Terserah kakak mau makan di mana, yang ulang tahunnya kan kakak " kata bunda singkat
"Kita makan mie ayam lagi saja bun, seperti kemarin" jawab kakak
"Di tempat yang sama seperti kemarin ya" kata bunda lagi.
"Iya, di tempat kemarin" kata kakak lagi.

Kamipun segera meluncur ke tempat warung bakso tersebut, memang hari ini semua tampak sibuk ayuk sekolah dan sorenya di tambah kegiatan keperamukaan, sama seperti kakak yang lupa akan hari milad nya sendiri karena hari ini iya juga sekolah dan siangnya eskul pencak silat, ayah bekerja sedangkan bunda yang sedang ada seminar 2 hari tentang mendidik anak juga pulang sampai sore hari, adek sendiri akhirnya tinggal di titipkan di tempat cicik yang tidak jauh dari rumah di mana beliau bisa bermain bersama sepupu yang lain.

Seperti biasa mie ayam yang menjadi pesanan kami malam ini, karena perut yang sudah sangat melapar  dan kondisi warung baksonya tidak terlalui ramai membuat pesanan yang tiba di meja kami tidak terlalu lama, seperti  pesanan sebelum nya ( baca : Nggak Jadi Nambah ? ), karena anak-anak sudah familier dengan menu makanan di sini.

Mie ayam super yang di pesan oleh kakak dan ayuk, entah apakah malam ini mereka akan menghabiskan nya atau tersisa seperti pada kunjuan sebelumnya, tetapi ternyata karena capek habis kegiatan extrakulikuler membuat santapan dan minuman mereka habis tanpa tersisa, tapi seperti yang bisa kutebak sebelumnya mereka tidak mau menambah karena sudah kenyang.

Kali ini adek yang minta tambah 1 porsi mie ayam biasa, kulihat memang ia menghabiskan mie ayam ceker di mangkok pertamanya, akhirnya mangkok ke duapun datang tetapi setelah beberapa saat hanya separuh yang bisa di habiskan oleh adek.

"Adek kenyang yah.... di bungkus saja" kata adek sambil berbisik
"Aku hanya bisa tersenyum, "Itu namanya sisa lapar dek... bukan lapar" kataku pelan\
"Tapi di bungkus saja yah ... jam 10 nanti lapar kembali" kata adek
 
kami hany bisa tersenyum mendengan penuturan adek, akhirnya kakak yang  minta sisa mie ayamnya di bungku dan beli satu lagi jika masih ada yang merasa lapar.

"Mabruk alfa mabruk kakak, selamat milad teruslah istiqomah dijalan Allah semoga engkau menjadi anak yang soleha."

Friday, 8 October 2021

Melintasi Kembali Jembatan Musi VI


"Kita lewat musi II saja yah" kata ayuk
"Tapi jaraknya lumayan jauh yuk" sahut ku
"Ini kan sekalian muter lewat belakang..yah" ayuk berdalih lagi

Seperti biasanya kalau hari Jumat sore kami berkunjung ke tempat orang tua kami / neneknya anak-anak, kebetulan jalan tembus terminal alang-alang lebar lagi mengalami perbaikan jadi menjadikan untuk menlintasi jalan tersebut agak sedikit khawatir.Dan bisanya kamipun menggunakan jalan alternatif lewat belakang yang memang lebih cepat jika melalui jembatan musi II.

Kamipun menyusuri jalan tersebut dan saat mendekat ke jembatan musi II ternyata saat ini sedang di lakukan pengupasan dan perbaikan badan jembatan, terlihat banyak aspal yang di kerok, melihat sepierti itu aku pun memutar stir ke kiri masuk ke kawasan karang anyar, tangga buntung, alternatif lainnya adalah dengan melintasi jembatan musi VI, tetapi di jalan ini kami tidak bisa terlalu cepat karena banyaknya kendaraan yang berlalu lalang.

Ini ketiga kalinya aku melintas di jembatan ini bisa di hitung dengan jari, saat pertama melintas bersama adek dan bunda pada awal tahun baru tidak lama setelah peresmian jembatan musi VI, kamipun menghentikan kendaaraan sesaat sekedar untuk mengabadikan momen di jembatan ini.

Memang jembatan musi VI ini menjadi salah satu jalur alternatif jika ingin ke kawasan seberang ulu, tetapi bagi kami lebih cepat jika menggunakan jembatan musi IV ataupun jembatan Ampera, di bandingkan dengan menggunakan jembatan musi VI. Tetapi ada hal lain yang bisa kita temukan dengan melintasi jembatan musi VI ini, banyak para pedangan makanan khas Palembang di sepanjang jalan laut yang dapat di jadikan santapan ataupun buah tangan.

Thursday, 7 October 2021

Setelah 365 Hari libur Karena Pandemi, Kini Kita Mulai Kembali


Walaupun masih di kondisi pandemi kegiatan yang sudah setahun libur ini sudah mulai di lakukan kembali, malam ini maulid iftitah di kawasan pemakaman para aulia Kambang Koci Pelabuhan Boom Baru, yang merupakan pembukaan dari rangkaian maulid arbain 40 malam yang bisanya setiap tahun di lakukan pada bulan Rabiul awal atau yang di Palembang sendiri sering disebut dengan bulan maulud.

"Gimana ya jadi dak malam ini maulid nya ?"Tanya adek
"Jadi tapi syaratnya adek harus tidur siang dahulu, jangan sampai mengantuk saat acara maulid" jelasku

Mendengar kata-kata tidur siang membuat dahi adek agak berkerut maklumlah kalau tidak terlalu capek adek tidak mau tidur siang, kecuali kalau banyak bermain dan capek baru bisanya tidur siang. Hal itupun ku pesankan ke bunda agar adek tidur siang biar tidak mengantuk malam harinya.

Selepas sholat isya kami pun berangkat menuju ke tempat acara yang jaraknya hampir 17 kilo ini, hujan gerimis mulai mengiringi kami, tapi masih bisa kami tembus dan tidak perlu menggunakan jaket hujan.

Saat tiba di parkiran sudah banyak motor dan mobil yang terpakir rapi disana, panitia melakukan pengecekan suhu dan membagikan masker untuk peserta yang tidak menggunakan masker, karena saat seperti sekarang prokes juga harus selalu di tegakkan. Bener-benera ramai malam ini jamaah maulid berdatangan dari mana-mana kelihatan sama seperti acara ziarah kubro yang ramai sesak, terlihar juga para aparat yang berjaga memantau kondisi acara.

Makin malam jamaah pun makin membeludak, ini kemungkinan karena sudah satu tahun lebih acara maulid seperti ini libur karena pandemi, lantunan syair maulid simtud durror pun terus mengalun, qosidah  pun turut melengkapi maulid iftitah malam ini.

"Adek bawa susu ya, tadi di buat in bunda" kata adek sambil mengeluarkan botol air mineral yang suadh berisi susu.
"Di minum saja susunya, kalau adek capek duduk saja" bisik ku biar tidak mengganggu orang lain.

Tapi dasar anak-anak karena bosan yang tinggi adek pun keluar ketempat kontainer yang menjadi pembatas acara dan pelabuhan peti kemas, adek bersandar di situ, duduk di situ, tinggal aku saja yang menepuk kepala, "baju putinya dek ... bakal jadi hitam" gumaku dalam hati.

Wednesday, 6 October 2021

Bermain Di Agrowisata Di Kebun Jeruk H.Ibrahim Pangkalan Benteng


Setelah menyeleusuri peta berdasarkan google maps akhirnya kamipun sampai ke agrowisata kebun jeruk H.Ibrahim di kawasan Pangkalan Benteng, Banyuasin. Dengan waktu tempuh lebih kurang 10 menit-an, dari daerah simpang rimbo, pankalaan benteng, kawasan yang sedang marak pembangunan  perumahan ini, ternyata tidak meninggalkan industri agro wisatanya sejak di tetapkan pada tahun 2020 melalui SK bupati banyuasin tentang penetapan desa wisata.

Setiba di kawasan agro wisata kebun jeruk ini memang banyak terlihat pohon jeruk yang terhampar di mana di antara pohon-pohon tersebut terdapat buah jeruk yang masih belum terlalu matang, dengan ticket 5 ribu Rupiah per orang atau pun membeli jeruk yang di bandrol 20 ribu Rupiah per kilo, kita bisa menikmati hamparan kebun jeruk H. Ibrahium ini.  Walaupun dengan fasilitas seadanya, kebun jeruk ini selalu buka, tapi di saran kan untuk bersama teman atau keluarga karena memang kawasan di sini masih belum banyak di diami jadi masih terkesan sepi, Adek, ak Wafi dan Ak Ucup pun langsung menaiki batang jeruk yang terletak tidak jauh dari pintu masuk kebun jeruk tersebut,  dengan jeruk yang kondisinya belum matang membuat kami hanya menikmati sejuknya udara dan rimbunya kebun jeruk ini.
Selain dari kebun jeruk ini yang di tetapkan sebagai kawasan/desa wisata ada beberapa tempat lagi di kawasan pangkalan benteng yang juga ikut di tetapkan sebagai desa/kawsan wisata seperti : wisata buatan (Sriwijaya floating market ), wisata air parameswara, wisata agro pangkalan benteng ( Pondok Adano). Tetapi saat menyelusuri di google maps sriwijaya floating market dan wisata air parameswara tidak ku temukan justu yang ada agrowisata benteng 89 dan agrowisata kebun bunga pangkalan benteng, apakah kedua tempat tersebut menjadi bagaian dari kawasan wisata air parameswara ...entahlah.

Tidak terlalu lama kami menikmati agrowisata kebun jeruk ini, karena hari sudah menjelang sore dan juga kondisi di agrowisata ini tidak memungkinkan untuk berlama-lama, kalau saja kawasan wisata ini bisa lebih "terurus" dan di lengkapi segala fasilitasnya, kemungkinan akan banyak para pelancong dan pendatang untuk menikmati kawasan ini.

Jeruk seberat 2 kilo sudah ada di tangan kami,  walaupun kulitnya masih terasa keras seperti jeruk yang belum sepenuhnya matang, tetapi kawasan pangkalan benteng ini bisa menjadi salah satu alternatif ke depan untuk menggantikan intenerary yang tertunda untuk berwisata ke luar kota bersama keluarga, selain murah dan meriah tempatnya juga tidak jauh dari rumah walaupun sudah berbeda kota.

Sunday, 3 October 2021

Tiwul Kenangan

"Jongkong.... Tiwul...... Jongkong Tiwul" Teriak nenek penjual jongkong dan tiwul yang lewat setiap hari di depan rumah kami.

Dengan nampan besi untuk jongkong nya dan tiwulnya dan satu panci yang berisi kuah untuk jongkongnya, umurnya tidak bisa di bilang muda lagi kami saja sering memanggilnya nenek jongkong entah sipa nama aslinya tapi nenek yang asli berasal dari daerah banten ini tidak mempermasalahkan dia di panggil dengan nama tersebut.

Ibu sering membeli jongkong dan tiwul yang di jajakan oleh nenek jongkong ini, dengan harga per iris jongkong saat itu hanya 50 Rupiah, di siram dengan kuah kental dan nasi tiwul juga di hargai sama dengan taburan kelapa yang menggoda, apalagi tiwul ini malahan sering kami makan dengan sambal cenge ataupun lauk seperti saat makan nasi putih biasa.

Yang unik dari nenek jongkong ini beliau selalu berceritra tentang apa saja secara kocak dan terkadang sering membagikan jongkong atau tiwulnya secara gratis kepada anak-anak, jadi tidak heran kalau anak-anak senang mengiringi beliau saat berjualan terkadang menggantikan beliau berteriak menjajakan jualannya.

Tapi itu kenangan yang sudah lama sekali sudah beberapa puluh tahun yang lalu, nenek jongkong itupun saat ini sudah tidak pernah terlihat lagi.

Beberapa hari yang lalu saat bunda kembali dari kalangan (pasar dadakan jumat)  bunda membeli beberapa bungkus nasi titul yang sudah di taburi dengan kelapa, kenangan itu terurai kembali terutama tentang nenek jongkong, tentang tutur kocaknya, tentang kebaikannya berbagi dengan anak-anak. 

Nasi tiwul yang kumakan ini  terasa sama tetapi kenangan nya yang berbeda,  semoga nenek jongkong mendapatkan tempat yang layak di sisi Allah.... Alfatiha. 

Saturday, 2 October 2021

Nggak Jadi Nambah ?

 

"kalau kurang boleh nambah kan yah ?" tanya ayuk
"Boleh asal kuat makannya " jawabku

"Kita bukan makan di tempat biasa ya ,( baca : Paket 12 Ribu di Tempat Nongkrong Baru) kita makan mie ayam nya di dekat jembatan" kata ku lagi

Kamipun meluncur memang tempat mie ayam ini tidak jauh dari rumah sehingga tidak memerlukan waktu yang lama untuk sampai ke sana. 2 mie ayam ceker, 2 mie ayam super dan 1 mie ayam bakso kecil pun kami pesan tidak lupa dengan minuman es camput, jus alpukat, jus jeruk dan jus mangga.

Tidak lama berselang pesananpun datang, walaupun kondisi warung bakso ini sedang ramai tapi pesanan kami tidak membutuhkan waktu lama untuk mendarat di meja kami, 

"Lumayan besar juga bakso mie ayam supernya yah " kata ayuk
Sambil tersenyum aku bilang "sudah di makan saja dulu"

Kalu makan di warung bakso yang juga bisa kami makan ( baca : Mie Ayam & Takutnya Kakak Naik Kuda ) biasanya pada nambah sampai dua mangkok, pernah sekali waktu total mangkok mie ayam yang ada di meja kami sampai 12 mangkok, walaupun promonya mie ayam + es teh manis hanya 12 ribu saja tapi kalau sudah sampai 12 mangkok lumayan juga uangnya.


Anak-anak nampak asik bersantap, menikmati setiap celah yang ada di dalam mangkok dan gelas jusnya, ketika kulihat isi mangkok sudah pada mau habis akupun iseng bertanya ;"Pada mau nambah nggak ?"

"Nggak yah... kenyang, ternyata porsi satu mangkok ini banyak" jawab ayuk
Kakak hanya menjawab dengan gelengan kepala
Hanya adek yang ingin tambah padahal di dalam mangkoknya masih banyak mie ayam yang tertinggal.

Akhirnya mereka tidak ada yang nambah, biasanya bisa sampai 2 mangkok ini semangkok saja sudah nyerah, harga selisih dikit tapi porsi selisih banyak.


Setelah Sekian Lama Akhirnya Vaksin Juga


Setelah menunjukan barcode yang keluar dari aplikasi vaksinonline.com oleh petugas rumah puskesmas akupun di beri lembaran kertas yang harus di isi dengan data pribadi, hari ini akhirnya aku menyempatkan diri untuk melakukan vaksin covud-19 di puskesmas tempat kami tinggal, sudah lama memang tertunda setelah ayuk yang sudah terlebih dahulu melakukan vaksin pada tanggal 18 September 2021 di sekoolahannya.

Pada pukul 08:30 akupun mulai berangkat ke puskesmas tersebut karena memang tidak terlalu jauh dari rumah, tetapi saat tiba di puskesmas tersebut ternyata puskesmas tersebut sudah ramai di datangi oleh para peserta vaksin selain itu ada pula yang mau berobat yang membaur menjadi satu sehingga tampak puskesmas tersebut menjadi penuh walaupun dengan menjaga jarak.

Setelah selesai mengisi blangko isian akhirnya akupun menyerahkan ke petugas dan tinggal menunggu di panggil saja, pada awalnya keinginan vaksin ku adalah di ex area giant express tapi saat itu kulihat di aplikasi vaksinonline.com bahwa peserta yang sudah terdaftar sudah sebanyak 335 orang dan kupikir akan lama sekali menunggu untuk banyaknya peserta sebanyak itu, sedangkan di puskesmas alang-alang lebar sendiri hanya 40 orang yang sudah terdaftar dan pada saat hari H saat ku cek hanya 46 orang saja yang terdaftar, akhirnya aku memeutuskan untuk merubah pilihan temapat vaksin di puskesmas alang-alang lebar.

Menunggu 15 menit seusai vaksin

Setelah di panggil blangko lembaran kertas yang sudah ku isi pun ternyata di registrasi ulang, setelah selesai di arahkan kembali ke bagian pemeriksaan di mana di lakukan tensi, pengukuran suhu dan juga beberapa pertanyaan yang menjadi dasar persetujuan untuk vaksin tersebut.

Saat di ruang vaksin tampak di sebelah ku pemuda yang mukanya tampak pucat,
"kenapa dek mukanya pucat belum sarapan ya ? tanyaku
"Sudah kak" jawabnya singkat sambil menyeka keringatnya, dalam hatiku mungkin anak ini cemas atau ketakutan saat ingin di vaksin.

Setelah adik yang kutanyai tadi, giliranku pun tiba, ternyata vaksin tidak seperti yang di rumorkan selama ini, tidak ada yang kurasakan pegal, pusing, mual dan yang lainnya, setelah vaksin seperti biasa saja seperti biasa, kamipun di suruh menunggu selama 15 menit di luar ruang vaksin sekalian menunggu kartu vaksin yang akan kami terima, terlihat pemuda yang di sebelahku memegang kepala ku.

"kenapa dek , pusing ?" tanya ku
"sedikit kak " sambil ia mengurut keningnya yang berkeringat

Petugaspun memanggil satu persatu nama yang sudah vaksin tadi untuk menyerahkan kartu vaksin yang berbentuk print out lembaran kertas yang berisi barcode informasi seputar peserta vaksin. Akhirnya kami berdua pun di panggil saat kami terima dan ku baca sebentar kartu vaksin tersebut aku di kejutkan karena pemuda yang di sampingku itu ternyata jatuh pingsan.

Akupun ikut membantu membawa pemuda tersebut untuk di tidurkan di tempat yang di tunjukan oleh perawat puskesmas tersebut. Entah bagaimana kabar pemuda tersebut karena akupun segera meninggalkan puskesmas tersebut untuk tugas lainnya, semoga saja pemuda tersebut baik-baik saja.