Sunday, 25 April 2021
Apa Yang Ada Di Kantong Kita Belum Tentu Milik Kita
Friday, 16 April 2021
Vienneta, Es Cream 90-an, Yang Baru Terasa di 2021
Matanya sambil melirik ke TV |
Menjajal Kembali LRT (Light Rail Tansit)
Si Supra akhirnya harus opname juga, walau sakit nya belum terlalu parah tetapi dengan opname ini semoga bisa sehat kembali seperti sedia kala.
"Biar kakak turun di stasiun Ampera pasar 16 saja biar bisa naik LRT dari sana ?" kata ku kepada ujuk"Iya kak" kata ujuk yang rencanyanya akan membawa si Supra untuk di opname di tempat temannya di kawasan kertapati.
Kereta yang memasuki stasiun Ampera |
Suasana di dalam gerbong LRT ... Lumayan sepi |
Tuesday, 13 April 2021
1442 H, Hari Pertama Puasa Tanpa Nenek Anang
Pembacaan surah yasin yang di hadiahkan untuk nenek anang |
Pusara Nenek Anang Di Awal Romadhon 1442 H |
Friday, 2 April 2021
Ziarah Di Penghujung Sya'ban
Kami dan Pusara Ayah |
"Jangan terlalu siang nanti ramai" kata ibu dari ujung telpon
"iya bu... nanti habis dari kandang kawat langsung ke sana" jawabku
Memang sebelumnya ibu sudah pernah menelpon untuk mengajak kami berziarah ke makam ayah pada Jumat nanti, hari ini bertepatan dengan libur nasional sehingga jadwal ziarah ku mulai dari pagi mengingat tidak beberapa lama lagi bulan suci Ramadhan akan segera tiba, TPU Kandang Kawat menjadi tujuan kami pertama kali, setelah sekitar 40 menit bermotor dari rumah kamipun tiba di kawasan TPU yang sudah sedari pagi sudah di padati oleh para peziarah.
Kamipun menunggu sebentar umi yang akan juga melakukan ziarah ke TPU ini, tidak lama berselang umi pun datang bersama Ak wafi, kamipun segera menuju ke pemakaman, terlihat banyak penjual bunga yang menjajakan dagangannya, begitu juga penjual makanan anak-anak yang banyak menjajakan makanannya sampai masuk ke dalam areal makam.
Sang Panutan |
Ada beberapa makam yang kami datangi di TPU kandang kawat ini, lantunan doa teruntuk bagi ahli kubur, semoga di tempatkan di sisi terbaik Allah, beberapa anak kecil yang mencoba peruntungan ikut membersihkan makam, beberapa lembaran uang 2 ribuan pun di terima mereka dengan muka tersenyum.
Setelah selesai dengan TPU kandang kawat kamipun melanjutkan , ke tujuan kami selanjutnya yaitu ke tempat nenek dan TPU Telaga Swidak, cuaca semakin memanas lebih kurang 30 menit akhirnya kami pun sampai di tempat nenek. TPU.
Saat melintasi TPU Telaga Swidak tadi kemacetan juga terjadi karena banyaknya para peziarah yang memarkirkan kedaraannya, di tambah para penjual bunga yang juga semakin banyak.
"Pecak Pasar" kata adek
"Makin siang makin ramai dek" jawabku sambil tersenyum
Tante & Bunda |
Pada saat ke TPU ternyata kamipun terkena macet, karena adanya mobil yang parkir sehingga kendaraan yang bisa berjalan hanya menggunakan 1 jalur, hampir 20 menitan kami terjebak di macet tersebut, maju tidak bisa bergerak dan mundurpun sudah tidak bisa lagi karena sudah tertutup kendaraan lain.
Hingga akhirnya kemacetan pun terurai, kamipun langsung memarkirkan kendaraan kami, bunga yang kami beli tadi kami taburkan di makam ayah, doa pun ku lantun kan semoga ayah mendapat tempat terbaik di sisi Allah, terdengar isak ibu yang mengelap air matanya, mungkin ini ramadhan pertama ibu tanpa sosok ayah yang membuat ibu sangat sedih, di tambah lagi cerita mimpi dari Ayuk kami yang membuat kerinduan ibu dengan ayah.
Kami terdiam, akupun merenung memang salah satu nasihat kehidupan yang paling efektif adalah kematian, semakin banyak kita mengingat kematian maka semakin lembut juga hati kita, matahari semakin terik akupun menuntun tangan ibu menyelusuri jalan di antara sela kuburan yang sudah sangat rapat, kamipun melanjutkan ke makam lainnya yaitu adik perempuan yang nomor 4, karena sakitnya umur 1,3 bulan beliau dipanggil kembali menghadap ilahi. Letak makam pun tidak terlalu jauh dari makam ayah. Semoga ziarah hari ini menjadi berkah kami semua,.
Ibu & Makam Adek Tika (Almh) |