Senja memang sudah menjelma, saat azan magrib menggema seantero raya, tetapi nada panggilan dari telpon ku sudah beberapa kali tidak terjawab.
"Ayuk sudah di stasiun LRT yah " itu WA terakhir yang engkau kirimkan ke hp ku, tetapi saat ku telpon tidak ada balasan sama sekali, akhirnya aku hanya bisa menunggu di bagian bawah stasiun LRT ini.
Teringat dulu kakak tertua saya, beliau cewek dan kamipun memanggilnya Ayuk (Ayuk kalau di Palembang merupakan salah satu panggilan untuk wanita yang lebih tua dari kita). Orang yang pertama kali bertanya adalah ayah kalau ada apa-apa dengan ayuk, karena kemanapun ayuk saat pergi harus memberi tahu terlebih dahulu, apalagi saat itu belum ada teknologi hp hanya sebatas telpon rumah dan telpon umum.
Saat ayuk kuliah malam tidak jarang ayah yang menungguinya pulang, sambil terkadang terkantuk di parkiran hanya untuk menjemput anak gadisnya yang dalam padangannya masih merupakan gadis kecilnya itu. Apalagi kalau mau menginap atau bertandang ke tempat temannya sederetan pertanyaan seperti ujian negara pun akan meluncur dari bibir beliau. "di mana rumahnya..... dengan siapa tinggal,.... orang tuannya kerja apa...... apa yang di lakukan di sana .....blablabla."
Memang beralasan kekawatiran seorang ayah terhadap gadis kecilnya, ingin mereka aman, nyaman, dan bebagai kondisi menyenangkan lainnya, ayah tidak ingin kalau anaknya mengalami kenapa-kenapa.
Berkaca dari kejadian di atas, itulah yang juga aku dan bunda rasakan sekarang takut kalau ayuk bergaul di lingkungan yang tidak benar, atau takut begini, takut begitu, padahal secara tidak sadar gadis kecil kami sekarang sudah beranjak dewasa dan sudah mulai menjajaki dunia mereka sendiri.
Terkadang kekhawatiran itu datang dan selalu ada, bunda yang selalu menasehati ayuk yang terkadang menurut ayuk meruipakan pengekangan dari jiwa muda mereka, memperbaiki sifat malas juga bukan perkara yang mudah harus di lawan setiap hari.
Nasehat tentang bagaimana bergaul mereka sendiri, mengurusi diri sendiri dan juga nasehat tentang dunia mereka saat ini, Tapi itulah dunia remaja, yang saat ini kamipun sudah mulai terlibat di dalamnya tetapi hanya sebagai penonton dan penasehat.
Sudah 3 kali pluit di stasiun LRT atas berbunyi yang menendakan kereta datang untuk berhenti dan berangkat, ayuk masih belum terlihat, aku menghela nafas panjang..... masih menunggu di bawah stasiun sambil berdoa bantu kami semoga kami bisa menjagah amanah ini.
No comments:
Post a Comment