Thursday 5 November 2020

Surga Yang Tersenyum Part.1

HUJAN DI AWAL HARI


"Kak, ayah sudah tiada" saat suara adik perempuanku yang merupakan anak bungsuku menggetarkan telinga ku
"Inalilahiwainailahi rojiun" jawabku sepontan
"Pastiin lagi dek, coba panggil tetangga untuk bantu mengecek keadaan ayah.

Hujan deras yang mendera kota ini sedari tengah malam membuat suasana dingin semakin dingin.
"Sudah... ambil wudhu dulu ... sholatlah dulu ?" kata bunda

Akupun bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan badan dan berwudhu yang tidak lama ada telpon yang berdering yang sudah di angkat bunda, ternyata telpon dari kakak kami. 
"Te, nanti sebentar lagi kami jemput... bersiaplah kita ke tempat Ayah" kata bunda kepada ku saat menerima telpon dari kakak iparku yang memang tinggal tidak jauh dari rumahku.

Ku sujudkan kepala ku dalam-dalam di atas sajadah sambil meminta ampunan atas dosa-dosa ayah dan ibu, tidak terasa bulir panas mulai menetes dari mata ini, berharap semoga ayah khusnul khotimah.

Ibu dan adek perempuanku di bantu oleh para tetangga ternyata sudah beberes rumah dari mengeluarkan kursi dan meja, membentang kasur untuk jenazah ayah dan lain sebagianya, hujan yang kelihatannya tidak kunjung berhenti membuat beberapa titik jalan di kota ini menjadi tergenang.

Adiku sepulang dari kuburan ayah

Saat si kuda membelah malam menerjang aspal yang mengkilat di terpa hujan, akupun menghubungi adik laki-lakiku yang nomor 3 yang saat terakhir aku kontak dengan beliau mengatakan sedang tugas di kota Dumai.
"Assalamualaikum, dek sudah dapat kabar kalau ayah sudah tiada ?' tanya ku kepada dia
"Sudah kak" jawabnya
"Baguslah, kalau mau balik cari penerbangan paling pagi ,,,tidak usah terburu-buru" saranku kepada adik ku tersebut yang ku kira masih di kota Dumai.

Ku perhatikan kakak ipar ku yang fokus mengendarai mobil di tengah lebatnya hujan malam ini yang di iringi syahdu lantunan mahalul qiyam maulid simtud durror, sebentar lagi kami sampai semoga selamat sampai di tujuan. Hujan yang tidak bertanda untuk reda membuat kami sedikit berlari ke rumah ayah, sesampai di rumah sudah banyak tetangga yang berkumpul di sana termasuk paman (adik dari ayah) pun sudah tiba di sana bersama istrinya, ayah sudah di baringkan di atas kasur di ruang tamu, muka bersih nya bertabur senyum.

Pembacaan surah yasin melantun dari rumah ayah, sembari menunggu subuh.. hilang sudah penderitaan mu selama ini, hilang juga sakit yang engkau derita, alam baru yang engkau tuju menjadi kebahagiaan baru bagimu.

Ambulan yang mengantarkan ayah ke peristirahatan terakhirnya

Kutatap lekat-lekat muka ayah  seperti orang tidur biasa sama seperti kemarin-kemarin, ibu kulihat tidak lagi menangis hanya adik perempuanku yang masih terisak, teringat kemari bahwa ayah sudah menunjukan tanda-tanda yang tidak biasa di mana sepulang kerja aku langsung mampir ke rumah ayah untuk melihat kondisi nya.

"Ayah jangan di tinggal lagi bu.... di lihat terus kondisinya" kataku kepada ibu dan adik perempuanku ku yang baru saja pulang dari mengajar.

Memang sudah hampir 3 minggu ini stamina ayah terus menurun hal ini di sebabkan beliau tidak mau makan lagi hanya minum yang melewati tenggorokannya itupun tidak banyak, setiap hari ibu menyuapi makanan tersebut tetapi seperti enggan untuk di telan , apakah beliau sakit gigi atau tenggorokan atau ada hal yang di rasakannya juga tidak tahu karena sudah sulit berkomunikasi dengan beliau.

"Kasih kabar saja dek kalu ada apa-apa dengan ayah " pesan ku kepada adek perempuan ku sebelum aku pamit pulang dari rumah ayah.
"iya kak" jawabnya

Hal ini lah membuatku tidak menyangka kalau kemarin adalah hari terakhir bertemu ayah, sebelum pulang sempat ku cium pipi dan kepalanya, badan yang renta tergolek di atas ranjang tidak bisa banyak bergerak hanya mata dan erangan kata yang tidak terucap yang sempat terdengar dan terlihat. Ada penyesalan menyeryuak di dalam hati, kemarin yang seharusnya merupakan jadwal kami berkunjung ke rumah ayah bersama istri dan anak-anakku tidak bisa terlaksana, tetapi takdir berkata lain apa hendak di kata.

Takziah

No comments:

Post a Comment