Bukan aku saja yang di buat bingung, tetapi adik perempuanku dan ibuku justru merasa ketakutan dengan perilaku ayah yang seperti itu, terkadang beliau bermain dengan senjata tajam, atau benda tumpul yang di arahkan ke ibu atau adik perempuanku yang semua itu di lakukan di luar kesadarnya sama sekali, beberapa malam akhirnya aku harus tidur di rumah ayah karena untuk mengendalikan kondisi ayah yang emosinya terus meledak-ledak, senjata tajam dan barang-barang berbahaya ku suruh agar ibu menyimpan rapat-rapat dari jangkauan beliau begitu juga benda-benda lain yang dapat membahayakan juga di simpan. Tetapi saat aku ada di rumah beliau justru bicara dengan ibuku bahwa ayah takut kepada ku karena aku bisa silat, tetapi dia sendiri tidak bisa menjelaskan aku itu siapa.
Yang lucunya lagi kepada Ibu yang merupakan istrinya sendiri, ayah memanggil semaunya terkadang mbak, terkadang mbok, bibi, ataupun bunda , suka-suka beliaulah, begitu juga dengan waktu tidur beliau yang bisanya sebelum sakit tidak terganggu saat ini hanya sebentar sekali beliau bisa tertidur palingan hanya 5-15 menit itupun sudah terbangun lagi, yang biasanya jika sudah terbangun sudah sangat susah untuk tertidur kembali.
Di dalam kondisi ayah yang seperti ini kami pun rembukan untuk membawa beliau ke pengobatan alternatif yaitu di Ruqiyah untuk menjaga kemungkinan kalau ayah terkena ganggunan mahluk halus, karena sedari kecil tidak pernah aku melihat sifat ayah yang menjadi aneh seperti ini.
Tempat ruqiyah di kawasan sekip ujung pun menjadi tujuan kami, bada asar merupakan waktu di masa sesi ruqiyah akan di lakukan, kami sudah datang sebelum ashar sehingga ayah bisa di lakukan bekam dulu untuk membuang darah kotor di dalam tubuhnya, tepat bada asar ruqiyah pun dilakukan ada sekitar 7 peserta termasuk ayah, ada wanita dan juga anak-anak, selang berjarak 5 menit dari pembacaan ayat -ayat ruqiyah kudengan dengkuran halus dari ayah, sedari awal aku yangduduk di atas kepala beliau karena menang posisi ruqiyahnya berbaring di kasur, ternyata setelah ku perhatiakan beliau tertidur, akupun hanya tersenyum sambil menyimak pembacaan ayat ruqiyah terus belanjut.
No comments:
Post a Comment