Di antara banyaknya huru hara yang menimpa perusahaan asuransi yang ada di Inodonesia, salah satunya adalah yang kami ikuti saat ini, sejak 17 tahun yang lalu kami sudah menjadi nasabah asuransi ini sejak anak berusia beberapa bulan dengan harapan bisa untuk biaya pendidikan ke depannya. Awalnya semua berjalan lancar baik klaim dan pembayaranm sehingga datangnya pusaran badai asuransi yang menyebabkan banyak yang gagal bayar kurang lebih pada 10 tahun yang lalu, walaupun yang terasa bagi kami adalah 5 tahun belakangan ini karena saat mengajukan klaim tidak ada pembayaran tunai dan terpaksa di kompensasi dengan pembayaran premi berikutya.
Memang jumlah yang kami bayarkan saat itu tidak terlalu bersar kurang lebih 300 ribu perpolis per triwulan dan itupyn ada 2 polis yang berkaitan dengan dana pendidikan anak, tapi apa daya setelah semua pembayaran premi selesai dan kontrak habis ternyata pembayran yang di harapkan belum bisa langsung cair karena keterkaitan dengan perusahaan asuransnya yang sedangan di bilang sekarat, dan ini bukan di alami oleh kami saja tetapi oleh para pemegang polis lainnya.
Jujur saja sampai saat ini saya tidak percaya lagi dengan model asuransi untuk investasi atau pun untuk dana pendidikan seperti ini, karena lebih baik menabung menurut saya ketimbang ikut asuransi seperti ini karena kita tidak tahu kejadian ke depan bakal terjadi apa pada perusahaan asuransi tersebutm, apalagi pemberitaan saat ini beberapa perusahaan asuransi yang dulunya merupakan raksasa asuransi di Indonesua mulai berguguran satu persatu, apalagi saat ini pihak OJK kagi membidik 13 asuransi yang dianggap bermasalah.
Kalau asuransiya berupa asuransi kendaraan, kebakaran ataupun murni kesehataan ini tidak bermasaah bagi saya karena bersifat sekali pakai, tetapi kalau investasi harus benar-benar di hitung ulang tetutama mengenai resiko ke depan terkait dengan kembalinya dana kita.
Sebagai gambaran kalau pembayaran yang di lakukan oleh kami per triwulan sebesar 300 ribu yang di investasikan pada perusahaan asuransi akan mendapatkan total sekitar 30 juta an untuk uang pertanggungan dan dana keberlangsungan belajar, memang kalau di lihat sekilas cukup besar, tetapi ada resiko yang harus kita tanggung seperti yang sudah saya jelaskan di atas.
Jika di bandingkan dengan menabung uang yang 300 ribu per triwulan tersebut hasilnya hnya sekitae 20,4 Juta belum termasuk dana pengembanggan nya, memang selisihnya cukup jauh tapi resiko yang ada juga cukup kecil, dan konsep ini kedepannya yang saya pakai untuk investasi walaupun di sini saya tidak menjelaskan secara detail.
Pagi ini saya buka berita lagi bahwa OJK sudah menyetujui program penyehatan Asuransi Bumiputam, dan salah satu mengenai pembayaran klaim adanya pemotongan sebesar 50% dari klaim yang di ajukan, semoga ini bisa tersealisai bukan hanya omongan retorika saja..