Banyak kenangan dengan kuda besi yang satu ini, Honda win keluaran tahun 2005 ku beli saat kami sudah menetap di talang kelapa, di mana menggunakan vespa 65 yang kupunya sepertinya tidak cocok dengan kountur jalan prumnas talang kelapa pada saat itu yang masih banyak rusak, becek banjir dan berbatu.
Di sayangkan karena ekonomi kami saat itu belum begitu baik akhirnya si vespa 65 di lepas dengan harga 3 juta, yang menjadi penyesalan saat ini ternyata sekarang harga vespa tersebut bisa sampai puluhan juta.
Sehingga sejak tahun 2005 akupun mengendarai si Honda Win ini, dulu saat belajar mengendarai motor juga menggunakan honda win ayah tahun 89, keunggulan motor ini sangat irit mungkin karena hanya 98 cc, saat itu kalau di isi full 1 tangki itu bisa setengah bulan pemakaiana jika di bawa ke kantor yang berjarak 21 km, dan rasanya bbm di tangki tersebut tidak habis-habis dan tidak perlu untuk selalu silaturahmi ke SPBU.
Saat kakak lahir pun honda win ini yang menjemput kakak dari rumah sakit pulang ke rumah dan begitu juga saat awal kakak sekolah di kawasan Pahlawan, motor ini yang menjadi kuda kami setiap hari, hujan, panas, ban bocor dan lain sebagianya. Sehingga akhirnya tahun 2017 ada yang menawar motor ini sehingga saat ku sebutkan angka 4 juta si pembeli pun tidak menawar lagi, langsung di bayar tunai, sehingga berganti dengan supra X 125.
Baca : Say Good Bye For Supra
Sama saat seperti melepas si vespa 65, saat ini ada juga penyesalan melepas si win, terutama di kenaikan harga bbm seperti saat ini, tetapi semua sudah terjadi penyesalan hanya tinggal kenangan
No comments:
Post a Comment