Thursday 8 September 2022

Semakin Menjadi Ular

 

Saat nya silaturahmi lagi ke SPBU satu ini demi memberi minum si ABU, sejak pengumuman kenaikan harga BBM bersubsidi tanggal 3 September 2022 pukul 14:30 beberapa hari yang lalu walaupun sebagian pejabat menyatakan kalau ini penyesuaian harga akibat kenaikan BBM dunia, tetapi pada akhirnya pertalite menjadi 10 ribu Rupiah dan Bio solar menjadi 6.800 Rupiah, sedangkan untuk di tingkat pengecer pertalite di jual dengan harga 12-15 ribu per liter.

Sedangkan untuk pertamax 92 sudah menyentuh harga 14.850 Rupiah, 1 berbanding 1,5 jika dengan pertalite, tapi yang masih mengganjal di hati kenapa antrian panjang masih terjadi di setiap SPBU walau harga BBM sudah di naikan, untuk motor sendiri antrian berkisar di 20-30 menit, dan ini lumayan menyita waktu untuk pengisian tangki si ABU yang hanya 3,2 liter. seperti cerita sebelumnya antri bio solar untuk miobil pickup bisa sampai 2,5 jam.

Entalah apakah kedepan kondisi ini akan bisa membaik dan kembali normal, saat berbicara dengan operator SPBU pun mereka bilang ini adalah peraturan dari pihak penyedia BBM, jadi tidak heran kalau melihat antrian di SPBU panjang seperti ular bahkan sampai ke jalan raya.

Apalagi informasi ke depan yang ku baca ada wacana untuk penghapusan BBM yang memiliki RON rendah dengan alasan emisi gas buang dimana hal ini pasti akan berdampak pada peralite 90 dan pertamax 92 yang bakal terhapuskan dan berganti ke Pertamax Turbo 98 dengan harga yang lumayan melambung.

Harga-harga barangpun sudah mulai di rasa bergerak naik, dari sembako, cabe, beras, dan lainya begitu juga ongkos angkot dan ojek yang mulai menyesuaikan dengan kondisi kenaikan BBM, dan hal ini menjadi wajar jadi pemicu untuk aksi demonstrasi dari para mahasiswa dan elemen masyarakat untuk menolak kenaikan harga BBM ini.

Semoga kondisi ekonomi di negara ini bisa pulih kembali, harga bisa turun seperti biasa, masyarakat bisa makan cukup 3 kali sehari, lapangan kerja mudah, tidak lagi menjadi ular saat antri BBM, sekolah mudah dan murah, semoga penjabat yang menjalankan negeri ini mengerti akan semua bukan hanya menjadi retorika belaka.

No comments:

Post a Comment