Sudah beberapa bulan ini kondisi SPBU yang ada di kota ini selalu ramai seperti ini sejak wacana penguruangan BBM subsidi menyebabkan antrian para pengharap BBM semakin mengular, seperti malam ini kebetulan bersama supra akupun ikut bersilaturahmi ke SPBU yang terletak si simpang bandara SMB II, lumayan panjang antrian untuk motor yang membuuhkan 3,2 liter atau 25 ribu ini.
Pernah juga beberapa hari yang lalu sempat antri sampai 2,5 jam hanya untuk mendapatkan BBM jenis solar bersubsidi seharga Rp.5.150/ liter untuk mobil pick up yang kubawa, terkadang yang mengesalkan saat tiba gilirian pengisisan solarnya habis, sudah lama antri 2 jam lebih menjadi sia-sia.Karena jika melakukan pengisisan dexlite uangnya lumayan juga karena perliter ada di angka 15 ribu.
Untuk mengisi eceran pun juga tidak di lakukan sering-sering karena takut kalau minyak tersebut di oplos, walaupun si abu sudah di ini beberapa kali di isi eceran tetapi tidak mengalami kendala, ini juga menyebabkan bunda dan ayuk menjadi malas untuk antrti di SPBU yang terkadang mengular sampai ke jalan raya dan itu membutuhkan waktu 15-20 menit kandang sampai 30 menit,
Menurut pendapat pribadi kalau memang tiada pilihan pemerintah untuk menaikan BBM di karenakan tidak sanggup lagi menanggung subsidi, lebih baik di naikan dengan catatan memikirkan efek domino dari kenaikan BBM tersebut seperti kenikan sembako, kenaikan harga transport, dan lain sebagainnya.
Tetapi jangan pula setelah di naikan harnaya BBM masih langka dan seperti kurang suplai seperti saat ini, biar kndisi bisa berjalan dengan normal, karena jika di hitung sudah berapa banyak kerugian akibat antri seperti ini baik kerugian waktu, kerugaian BBM dan lainya/
** Saat curhat dengan si Abu ( Baca : Tunggangan Yang Sama Tapi Berat Badan Yang Berbeda ).
No comments:
Post a Comment