Monday, 20 July 2020

9 Hari Dan 2 Minggu


Terasa sangat menderita sekali, di mana saat malam harus berpacu dengan batuk dan tidak bisa tidur, ini bukan hari pertama yang ku jalani, mungkin karena salah satu minuman yang ku minum beberapa hari yang lalu membuatku terbaring terus di kamar, setiap malam saat akan merebahkan badan batu tersebut akan datang dan baru selesai saat menjelang subuh.

Sudah di beberapa tempat yang ku datangi untuk berobat, begitu juga obat-obatan herbal dan segala jenisnya sudah ku coba tetapi batuk ini tidak juga mau beranjak dari tempatnya. Kerokan, urut, minum jamu, obat batuk, ke dokter bahkan ke bidan juga sudah semua ku jalani.

"Sabar yah, mungkin Allah belum mau mengangkat penyakit ini" kata bunda

Aku hanya bisa tersenyum getir, tiap malam tidak tidur seperti ini membuat tensiku pun beranjak naik, ini ku ketahui saat berobat ke dokter, dokterpun melaukan banyak observasi ke pada ku, interview yang cukup lama karena berkaitan dengan batuk, maklum di musim pandemi corona seperti ini tingkat kewaspadaan dari pihak medis menjadi bertambah.

Tidak terasa hari ke 8 kulalui dengan batuk yang masih bertengger di tenggorokan ku, saat tidur malampun kadang di lalui dengan halusinasi karena tidak bisa tidur sama sekali, badanpun makin terasa melemah, sampai akhirnya akupun di sarankan untuk ke dokter lagi yang ada di kawasan pal 5.

Sore harinya dengan tenaga yang ada bersama bunda ku pacu motorku ke tempat dokter praktek yang sudah di sarankan, sekitar 30 menit kamipun sampai, tempat praktek yang lumayan ramai di mana saat sekarang banyak para dokter yang menutup tempat prakteknya karena pandemi dan melayani secara online.

Cukup lama menunggu di ruang tunggu akhirnya giliran akupun masuk ke ruangan praktek dokter, akupun di observasi seperti di tempat dokter lainnya, tetapi di sini akupun di periksa langsung, paru-paru ku pun langsung di USG.

"Mudah-mudahan hanya alergi tenggorokan pak, kalau masih belum sembuh nanti rontgen saja"kata dokter tersebut.

Ada kelegaan di dalam hati ini, pikiran ku tentang covid-19 pun sirna, sambil menerima resep racikan dan rujukan rontgen kamipun langsung menuju ke apotek, lumayan lama juga kami menunggu karena saat azan magrib kami baru tiba di rumah.

Obat dari dokterpun langsung ku makan dengan dosis 3 kali sehari, ternyata malam ini aku bisa tidur dengan nyenyak tanpa ada batuk sama sekali, walaupun ku rasakan pusing kepala ku semakin menjadi setelah makan obat tersebut terutama saat melakukan sholat.

Masa pemulihan ternyata juga tidak berjalan mudah, 2 minggu ku jalani setelah 9 hari terserang batuk. Nafsu makan ku hilang sama sekali, tidak ada keinginan sama sekali untuk makan sehingga wajar alau berat badan ku turun sampai 10 kg, karena setiap makan palingan hanya nasi putih saja itupun hanya sebanyak 2 sendok. Berbagi vitamin dan supplemet pun banyak ku makan di sini biar bisa mendongkrak nafsu makan tapi tetap saja.

20 Juli aku mulai kembali melakukan aktivitas dengan normal, setelah 9 hari off dan 2 minggu pemulihan, benar kata orang bijak kalau kesehatan itu terasa mahal saat kita sakit.

No comments:

Post a Comment