Sampai saat ini anak-anak masih juga belajar di rumah, mengerjakan tugas secara online ataupun ofline, banyak ketakutan yang di timbulkan oleh epidemi virus yang satu ini, sejak dari Desember 2019 sejak di ketahui penyebaran pertama kali di kawasan Wuhan, Cina.
Sudah hampir satu minggu ini anak-anak hanya berdiam diri di rumah, diantara bermalas-malasan dan mengerjakan tugas yang di berikan oleh pihak sekolah secara online, di kerjakan di foto dan di kirim via wa ataupun di email.
Ayuk, kakak dan adek juga terdampak dari hal tersebut di atas, sejak sekolah mereka meliburkan kegiatan belajan mengajar secara tatap muka membuat aktivitas mereka saat ini kembali ke rumah, kegiatan mengajar bunda pun otomatis terhenti sejak adanya pengumuman dari pihak terkait. Hanya ayah yang masih bertugas tetapi itupun dengan rasa was-was di mana di kantor pusat Jakarta sendiri kegiatan bisa di bilang sudah hampir di ujung tanduk.
Memang di kota Palembang sendiri sampai saat ini belum ada berita resmi kasus yang terjangkit Covid-19, pernah juga tersiar kabar di media tetapi ternyata semua merupakan kasus negatif corona, tapi kita tidak pernah mengetahui siapa pembawa virus (carrier) yang berasal dari kota lain atau telah melakukan perjalanan dari kota lain.
Tetapi justru dengan libuaran seperti ini anak-anak di tempat tinggalku memanfaatkan nya dengan bermain, mereka nggak berfikir corona itu apa dan siapa yang penting mereka asik dengan dunia nya masing-masing.
Padahal pihak pemerintah sudah banyak menyampaikan anjuran dan juga himbauan agar bisa berdiam diri di rumah atau dengan bahasa kerennya social Ditancing, biar dapat mencegah penyebaran virus ini lebih meluas lagi, dari pihak pemerintah sendiri bahwa darurat corona ini di perpanjang hingga akhir idul fitri, yang berarti pada bulan Ramadhan ini kita masih di dalam status darurat corona.
Himbauan dari MUI pun sudah muncul masalah pelaksanaan peribadatan untuk sholat Jumat, ada sebagian masjid di kota ini sudah menutup masjidnya dan meniadakan sholat jumat, masjid Agung SMB Jayo Wikromo yang merupakan masjid terbesar dan tertua di kota ini pun sudah melipat karpet masjidnya sebagai bentuk antisipasi perluasan virus corona ini.
Di bank dan kantor pemerintahan pun tidak luput dari pemeriksaan suhu tubuh saat memasuki pintu utamanya dan juga harus mencuci tangan menggunakan hand sanitaizer yang katanya ampuh untuk mencegah penyebaran virus covid-19 ini.
Kami pun menghimbau kepada pembaca blog ini agar dapat mematuhi apa yang sudah di umumkan pemerintah agar kasus ini bisa cepat selesai, biar kan tenaga medis menjadi garda terdepan untuk mengatasi masalah yang semakin meluas ini, dengan mematuhi himbauan pemerintah setidaknya kita mengurangi tugas dari para petugas medis yang sedang bertugas mati-matian untuk negara ini.
Entah sampai kapan kasus ini akan berakhir, semoga ini bukan merupakan teguran dari Allah karena selama ini kita sering meninggalkan rumah Nya, Baitullah sudah tertutup entah sampai kapan, begitu juga Masjid Nabwai di Madinah pun, semoga semua ini segera berakhir agar kita bisa betemu dengan Ramadhon yang penuh berkah tanpa ada corona di antara kita.
No comments:
Post a Comment