Sunday, 29 March 2020

Satu Hari Tanpa Teknologi

Permainan Monopoli, Permainan Jadul Yang Asik Di Mainkan Bersama

Minggu kedua setelah pemerintah mengumumkan melakukan kerja dari rumah ataupun sekolah dari rumah untuk memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19 atau yang lebih di kenal dengan nama Corona ini.

Biasanya anak-anak pada saat hari bisa sudah mulai standby mulai pukul 7 pagi di depan alat bantu kerjanya masing masing baik itu smartphone ataupun laptop, tetapi untuk hari Minggu semuanya libur tidak ada tugas yang harus di selesaikan ataupun di kerjakan, hari ini memang libur seperti hari libur biasa.

Anak-anak pun hanya menonton tv yang banyak di penuhi oleh film anak-anak pada pagi hari Minggu, nasi goreng sebagai sarapanpun sudah selesai di santap dari tadi, tapi justru ini membuat anak-anak menjadi bosan, program ku hari ini akan mencoba sehari tanpa internet, tanpa ada hp tetapi entah mau buat permaian apa yang bisa di mainkan banyak orang dan durasinya lama.

Orang lain pada duduk adek sendiri yang rebahan
Akhirnya teringat aku ada permainan milik kakak yang tersimpan di atas lemari pakaian yang sudah lama tidak di mainkan, yaitu permainan monopoli, dulu kakak dan teman-temannya sering memainkan permainan ini tetapi sejak hidung adek kemasukan dadunya, entah bagaimana sampai hidung nya kemasukan dadu akhirnya permainan tersebut ku simpan.

Kubawa permaian tersebut ke mereka, adek yang sudah lancar membaca pun mengetahui kalau permainan yang ku bawa itu adalah permaian monopoli, permainan yang mengandalkan strategi, investasi, kejujuran permainan dan kesabaran.

Setelah bada zuhur kamipun memulai permainan ini dengan syarat tidak ada yang membawa handphone, seluruh gadget pun di letakan di tempatnya masing-masing, permaian pun berlangsung seru, masing-masing saling mengejar investasi dengan tujuan untuk mengalahkan lawan.

Membayar, membeli tanah, rumah dan hotel, kesempatan dan dana umum menjadi teman kami hari ini, tidak terasa sudah 3 jam lebih kami memainkan permainan ini, dan pemain yang masih bermain adalah ayuk dan kakak, hingga setengah jam kemudian ayukpun memenangkan permaian ini.


Setelah mandi sore hari tugas kakak dan ayuk melatih adek untuk bermain catur, yang memang adek sendiri sangat menyukai permaian ini, entah sudah beberapa kali adek kalah, hingga kami bersiap-siap untuk berjemaah di rumah.

Sejak kegiatan belajar mengajar di alihkan kerumah, adek memang lebih sering mengajak untuk bermain catur, yang selama ini selalu di kalahkan oleh kakak ataupun ayuk, terkadang juga ia minta bermain bersama ayah, tetapi semangatnya yang tidak pernah surut walaupun selalu kalah.

-----------------
Mungkin banyak permainan-permainan yang bisa di siapkan oleh orang tua saat anak-anak di haruskan berada di rumah sebagai pembunuh jenuh mereka, seperti bermain ular tangga, bermain karet gelang, gundu, atau permainan lainnya yang tidak harus di fasilitasi dengan internet.

Sekali-sekali di buat program beberapa jam tanpa internet, seperti yang saya terapkan saat magrib sampai ke isya anak-anak tidak di perkenankan untuk memegang hp atau menonton tv tetapi kami isi dengan mengaji bersama sampai ke isya.

Dengan bermain bersama ini akan menambah keakraban antar anggota keluarga sehingga kejenuhan mereka saat berada di rumah bisa teratasi, semoga bisa menjadi inspirasi.

Saturday, 28 March 2020

Bukan Duku, Ini Langsat Muara Dua


"Adek, ini bawa masuk buah langsat dari dusun" kata adek menirukan wawak tetangga 2 rumah dari rumahku saat mengantarkan buahan ini.

"Dari siapa dek ?"tanyaku
"Dari wawak kacamata yang ada mobil pickup ya"kata adek

Tetangga yang tinggal 2 rumah dari tempat tinggalku ini memang sudah beberapa hari, mudik ke dusunnya di kawasan muara dua, Ogan Komering Ulu, dan biasanya pada saat musim duku seperti saat ini beliau selalu membagikan buah tersebut kepada para tetangga di sekitaran rumah beliau.

Tetapi kali ini yang beliau bawa adalah langsat bukan duku, memang sekilas kalau di lihat buahan ini mirip sekali dengan buah duku tetapi ternyata buah langsat sangat berbeda dengan buah duku, dan perbedaan ini pun baru ku ketahui saat bunda menjelaskan mengenai buah langsat dan duku.


Adapun perbedaanya antara lain :
  1. Kalau buah langsat kandungan getah pada buah lebih banyak di bandingkan dengan buah duku, jadi tidak heran kalau saat menikmati buah langsat tangan akan lebih bergetah ketimbang menikmati buah duku. Dan salah satu penyebab langsat kurang di gemari oleh masyarakat karena getahnya ini, sehingga harga ekonomis dari langsat ini akan jauh lebih murah dari pada duku.
  2. Kulit pada buah langsatpun bisa di bilang lebih tebal jika di bandingkan dengan buah duku dan untuk urusan daging buahnya buah duku masih menjadi juara.
  3. Kandungan air pada buah langsat ini lebih banyak jika di bandingkan dengan buah duku, jadi tidak heran kalau buah yang satu ini umur simpanya tidak bisa terlalu lama di bandingkan dengan buah duku.
  4. Untuk urusan rasa buah langsat sendiri memiliki cita rasa yang agak lebih asam ketimbang buah duku yang manis, ini juga yang menyebabkan sebagian orang enggan untuk menyantap buah yang satu ini.
Baru tau kalau selama ini langsat dan duku adalah 2 buah yang berbeda walau masih dalam satu species, tetapi karena memang aku sangat hobi dengan buah duku apa salahnya untuk mencoba langsat, walaupun tangan harus bergetah dan agak sedikit asam.

Hikmah Di Balik Cepatnya Penyebaran Virus Covid-19

Ilustrasi Virus Corona Kredit Foto : Lampung Post
Hampir seminggu berlalu dari tulisan terakhir, anak-anak yang masih berdiam di rumah sudah mendekati angka 14 hari, mereka masih berkutat dengan tugas sekolah secara onlinenya, kakak pun baru beberapa hari ini juga menggunakan laptop sebagai sarana kegiatan belajar mengajar secara e-learning yang harus di ikuti oleh siswa, sedangkan adek sendiri masih mengerjakan secara manual melalui WA smartphone bunda.

Setiap jam 10 pagi anak pun kami suruh keluar rumah untuk berjemur sebentar barang 15-20 menit agar bisa terkena panasnya sinar matahari sekalian berinteraksi dengan tetangga di depan ataupun yang berada di samping rumah kami, seperti inilah kegiatan anak-anak pada pagi hari di saat mematuhi himbauan pemerintah untuk tetap berada di rumah.

Secara nasional angka pertumbuhan dari orang yang terkontaminasi virus ini saja per kemarin tanggal 27 Maret 2020 sudah mencapai angka 1046, dengan korban meninggal sebanyak 87 orang, sembuh 46 orang dan dalam perawatan sebanyak 913 orang. Sedangkan untuk di Sumatera Selatan Sendiri orang dalam pengawasan (ODP) mencapai 467 orang sedangkan pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 22 orang dan pasien di kota Palembang sendiri yang positif Covid-19 ini ada 1 orang walaupun beliau sudah meninggal beberapa hari yang lalu.

Hal ini yang membuat banyak orang menjadi cemas dan takut dengan pesatnya pertumbuhan virus ini, rasa itu pun sempat terselip di dalam relung hati ini, takut dan cemas berbaur menjadi satu, tetapi justru dengan ketakutan kita tidak akan bisa menghadapi apa-apa sedangkan musibah yang sedang melanda negeri ini perlu peran serta seluruh masyarakat agar kita bisa dapat memutus mata rantainya. Hingga itulah kami menguatkan diri dan hati dan yakin bahwa badai wabah ini akan berlalu pada saat nya nanti.

Tetapi secara jujur banyak hikmah yang bisa kami ambil dari kejadian ini, hampir selama 14 hari anak-anak diam di rumah membuat rumah kembali ramai dan ceriah dengan segala permasalahannya, tetapi di balik itu ada makan bersama yang kami lakukan setelah melakukan sholat berjamaah dan membaca Al-Quran, dan ternyata bukan hanya keluarga kami saja yang melakukan hal ini beberapa keluarga di tempat tinggal ku juga melakukannya juga.

Ikut membantu pekerjaan pasangan kita di rumah atau ikut nimbrung saat anak-anak menyelesaikan tugas sekolahnya, hikmah lainnya kita terus di ingatkan dengan menjaga kebersihan minimal cuci tangan dengan sabun yang terkadang selama ini kita lalai untuk melakukannya, bermain bersama anak-anak, bernyanyi, menjadi pelawak bahkan bermain bersama anak-anak kita lakoni, atau hal yang sederhana sekalipun seperti tidur siang bersama yang selama ini jarang kami lakukan, karena kesibukan kerja, mengajar ataupun anak-anak yang sedang sekolah.

Dengan tetangga yang selama ini juga sibuk, pada saat berjemur kam bisa bertegur sapa bahkan berbagi makanan ke masing-masing tetangga, atau sekedar ngobrol sambil berjemur.

Saat malam aku terduduk di atas sajadah, aku sadar kami bukan apa-apa kesombongan ku runtuh karena mahluk yang berukuran nano meter yang di tugaskan oleh Allah sebagai tentara langit untuk menyadarkan manusia, yang selama ini aku banyak tidak perduli dengan rumah ibadah sesaat tersentak karean sudah ratusan rumah ibadah yang tidak lagi buka saat menjalankan sholat Jumat kemarin.

Ampunan dan terima kasih kami panjatkan kepada Nya yang telah menurunkan tentaranya yang bernama Corona ini, yang sudah mencabik-cabik hati ini agar selalu ingat kepada Nya, yang membuat kami lebih pasrah atas kehendakNya.

Apakah di bulan Romadhon yang tinggal hitungan hari virus ini akan menghilang, entahlah semuahnya tergantung dari sang pencipta, tugas kita di sini hanya sebatas ikhtiar jangan keluar rumah, jangan mudik saat lebaran nanti, jangan bepergian ke daerah yang sudah terjangkiti, karena kita tidak tahu apa kita merupakan pembawa virus atau justru orang yang akan terinfeksi virus, karena menurut penelitan 80% para pembawa virus adalah orang yang sehat.

Tapi kita doa kan juga saudara-saudara kita yang tetap keluar mencari makan untuk anak istrinya agar selalu berhati-hati dan di berikan kesehatan oleh sang kuasa, karena ini memang menjadi dilema yang cukup rumit diantara penyebaran virus dan kebutuhan sehari-hari yang harus di penuhi. Tapi yakinlah bahwa badai corona ini akan segera berakhir, tetaplah berfikir positif dan menebarkan kebaikan kepada orang lain.

Saturday, 21 March 2020

Corona Mahluk Mini Berdampak Maxi



Sampai saat ini anak-anak masih juga belajar di rumah, mengerjakan tugas secara online ataupun ofline, banyak ketakutan yang di timbulkan oleh epidemi virus yang satu ini, sejak dari Desember 2019 sejak di ketahui penyebaran pertama kali di kawasan Wuhan, Cina.

Sudah hampir satu minggu ini anak-anak hanya berdiam diri di rumah, diantara bermalas-malasan dan mengerjakan tugas yang di berikan oleh pihak sekolah secara online, di kerjakan di foto dan di kirim via wa ataupun di email. 

Ayuk, kakak dan adek juga terdampak dari hal tersebut di atas, sejak sekolah mereka meliburkan kegiatan belajan mengajar secara tatap muka membuat aktivitas mereka saat ini kembali ke rumah, kegiatan mengajar bunda pun otomatis terhenti sejak adanya pengumuman dari pihak terkait. Hanya ayah yang masih bertugas tetapi itupun dengan rasa was-was di mana di kantor pusat Jakarta sendiri kegiatan bisa di bilang sudah hampir di ujung tanduk.

Memang di kota Palembang sendiri sampai saat ini belum ada berita resmi kasus yang terjangkit Covid-19, pernah juga tersiar kabar di media tetapi ternyata semua merupakan kasus negatif corona, tapi kita tidak pernah mengetahui siapa pembawa virus (carrier) yang berasal dari kota lain atau telah melakukan perjalanan dari kota lain.

Tetapi justru dengan libuaran seperti ini anak-anak di tempat tinggalku memanfaatkan nya dengan bermain, mereka nggak berfikir corona itu apa dan siapa yang penting mereka asik dengan dunia nya masing-masing.

Padahal pihak pemerintah sudah banyak menyampaikan anjuran dan juga himbauan agar bisa berdiam diri di rumah atau dengan bahasa kerennya social Ditancing, biar dapat mencegah penyebaran virus ini lebih meluas lagi, dari pihak pemerintah sendiri bahwa darurat corona ini di perpanjang hingga akhir idul fitri, yang berarti pada bulan Ramadhan ini kita masih di dalam status darurat corona.

Himbauan dari MUI pun sudah muncul masalah pelaksanaan peribadatan untuk sholat Jumat, ada sebagian masjid di kota ini sudah menutup masjidnya dan meniadakan sholat jumat, masjid Agung SMB Jayo Wikromo yang merupakan masjid terbesar dan tertua di kota ini pun sudah melipat karpet masjidnya sebagai bentuk antisipasi perluasan virus corona ini.

Di bank dan kantor pemerintahan pun tidak luput dari pemeriksaan suhu tubuh saat memasuki pintu utamanya dan juga harus mencuci tangan menggunakan hand sanitaizer yang katanya ampuh untuk mencegah penyebaran virus covid-19 ini.

Kami pun menghimbau kepada pembaca blog ini agar dapat mematuhi apa yang sudah di umumkan pemerintah agar kasus ini bisa cepat selesai, biar kan tenaga medis menjadi garda terdepan untuk mengatasi masalah yang semakin meluas ini, dengan mematuhi himbauan pemerintah setidaknya kita mengurangi tugas dari para petugas medis yang sedang bertugas mati-matian untuk negara ini.

Entah sampai kapan kasus ini akan berakhir, semoga ini bukan merupakan teguran dari Allah karena selama ini kita sering meninggalkan rumah Nya, Baitullah sudah tertutup entah sampai kapan, begitu juga Masjid Nabwai di Madinah pun, semoga semua ini segera berakhir agar kita bisa betemu dengan Ramadhon yang penuh berkah tanpa ada corona di antara kita.

Sunday, 8 March 2020

Musolah Al-Kautsar - Lorong Masawa, Bersama Anak Bujang Naik Ketek

Sesaat hampir tiba di Lorong Masawa 13 Ulu

"Yah nanti saat ke tempat nenek kita naik ketek yok" kata adek kepada ku
"Mana bisa sampe ketempat nenek naik ketek" Jawab ku ke adek
"Maksudnya kita nyeberang pake ketek selanjutnya naik angkot ke tempat nenek"terang adek lagi

Karena motor di pakai ayuk dan kakak karena hari ada pengajian di kawasan kenten, sehingga aku dan adek akhirnya harus menggunakan angkutan umum yang ada di kota ini.

Tapi tumben ide dari adek hari ini di ingin sekali naik ketek, padahal baru kemarin ada kejadian anak di kawasana ini meninggal karena tenggelam yang jenazahnya terakhir di temukan pada pukul 2 dini hari tadi.

Memang sejak adanya musi 4 jarak rumah nyai dan nenek jadi tidak terlalu jauh hanya berkisar 3,5 km kalau di tempuh dengan kendaraan darat, tetapi hari ini adek sepertinya pingin naik ketek yang memang sudah lama kami tidak naiki, terakhir saat ada acara haflah di pondok pesantren ayuk.


Musolah Al- Kautsar 10 Ilir
Dari rumah nyai kami pun berjalan sebentar menjuju musolah Al-kautsar di kawasan 10 ilir atau di kampung arab yang memang banyak di huni oleh warga keturunan arab, kebetulan ada 1 perahu ketek yang sedang sandar saat itu, air sungai sedang pasang yang hampir menutupi tiang musolah.

"kak.... betarik dak ,,,, nak nyeberang ? (Kak, Kerja tidak, Mu ke seberang ?)" tanyaku 
"Nak kemano  ?(Mau kemana ? )" tanya supir ketek tersebut
"Lorong Masawa kak" jawab ku 
"Jadi (ok) " jawab sang supir ketek


Akhirnya bapak supir ketek yang sedang tidur pun beranjak bangun, kami pun naik ke dalam ketek, adek tampak senang, dengan tubuh kekar yang mulai keriput sang supir ketek mulai melepaskan tambatnya dan menengahkan keteknya agar bisa berlayar.

Tidak sampai 5 menit kamipun tiba di Lorong Masawa 13 ulu, lebar sungai yang rata-rata 504 meter ini membuat sensasi sendiri bagi adik, dengan ongkos hanya 5 ribu perorang merupakan hiburan yang murah meriah di hari Minggu ini.

Wednesday, 4 March 2020

Makan Siang Bersama Sang Mantan


"Pengennya si makan gado-gado yah " kata bunda
"Yah ... sudah kita ke tempat itu saja" kata ku

Sambil kutinggalkan kendaraan ku di parkiran kantor yang kami kunjungi tadi kamipun langsung menuju ke tempat dulu kami pernah makan dan gado-gadonya terkenal lumayan enak. 

Saat ku jemput bunda yang memang sedang ada urusan di salah satu kantor di kawasan jalan Kolonel Atmo dan saat itu juga bertepatan dengan jam makan siang.

"Kak.... gado-gado dua ya, pedasnya sedang saja " kata istri memesan ke penjual gado-gadonya.
"Bukan bapak yang pake peci biasanya bun...... mungkin ini anaknya, bapaknya sudah pensiun" kataku pelan ke bunda sambil menuju ke kursi di dalam rumah makan tersebut.
"Mungkin juga yah... kan sudah tua" jawab bunda.


"Mau Makan apa mas ?" tanya pelayan rumah makan tersebut
"Telor asin saja 2 buah mas"
"Minumnya " tanya nya lagi
"Es Tawar saja" kataku
"Es jeruk " bunda menyahut

Tak lama berselang gado-gado sudah tiba di meja kami, dan telor asin pun menyusul dan terakhir es jeruk dan es tawar juga tiba dengan selamat.

Rumah makan ini sebenarnya merupakan rumah makan yang sudah cukup lama berdiri, terkenal dengan sotonya, biasanya para "Ulo" (Dalam bahasa Palembang sebutan untuk para calo/makelar) banyak berkumpul di sini untuk membicarakan bisnisnya.

Entah sudah beberapa lama kami tidak makan berdua di sini, bercampur dengan obrolan bisnis ala warung kopi, dengan aroma kuah soto dan mengkilatnya meja yang berlapis plat seng.

"Sudah lama tidak makan di sini ...." kata ku sambil menatap bunda
"Iya... yah, tapi tidak pernah banyak berubah" jawab bunda
" Siapa bilang yang tidak banyak berubah, itu tukang gado-gadonya sudah berganti menjadi anaknya" kata ku lagi.

Kamipun diam sesaat sambil menikmati, gado-gado dan segarnya minuman kami.
"Tau nggak apa yang yang berubah di sini selain tempatnya....? tanya ku ke bunda
"Apa ?" tanya bunda balik
"Cintaku padamu tak akan pernah berubah " jawabku seenaknya
"uwek...... gombal, ayah-ayah ingat umur" kata bunda sambil tersenyum


Sunday, 1 March 2020

Es Cincau Hijau, Kesegaran Yang Berkhasiat


Saat selesai membeli buah untuk nenek sempat terlihat penjual yang satu ini, dengan tulisan di grobaknya cincau hijau, makanan segar yang sudah jarang dan langkah di jual di pasaran biasanya juga yang banyak adalah penjual bubur sumsum.

Grobak dagangan yang nangkring di samping lorong di kawasan perbatasan 10 dan 11 ulu ini, setiap minggunya selelu berjualan di sini itu infromasi yang ku dapat dari pedagangnya, "Kalau setiap hari biasanya keliling mas" dengan khas logat sundanya yang kental.

Dengan mematok harga 3 ribu per porsi, yang makan di tempat ataupun di bungkus, lumayan segar kalau di makan saat hari panas, si penjual pun bilang kalau sekitar tengah hari kalau cuaca panas biasanya cincau hijaunya akan habis di beli para pemburu kesegaran.


Dulu pernah menyantap es cincau hijau ini di salah satu mall di kawasan Jakarta, di mana saat itu lagi bulan puasa sampai 3 mangkok menghabiskan es cincau hijau yang menyegarkan ini. Dulu saat kami masih keci, ibu kami sering membuat cincau hijau ini dari salah satu jenis daun yang di ambil tidak jauh dari tempat kami tinggal, tetapi saat ini sudah susah untuk mencari daun tersebut.

Cincau hijau berguna juga untuk kesehatan seperti untuk meredakan demam, baik untuk penderita Diabetes melitus, bisa memperlancar dan memperbaiki pencernaan, juga bagi penderita darah tinggi di anggap bisa menurunkan tensi darah dan masih banyak ragam khasiat lainnya.

Hari ini kami membeli 3 bungkus es cincau hijau, memang harga cukup murah tetapi ada rasa pemanis buatan juga di dalam es ini, tetapi sekali-kali boleh lah, mungkin benar kata orang ada rupa ada harga.