Wednesday 3 April 2019

Bangunan Terlantar Yang Menjadi Kampung Mural

Palembang Heritage Half Day Tour - Adek bergaya di salah satu lukisan kampung mural
Sendirian di rumah, karena kakak sudah siap-siap karena diajak oleh teman nya untuk berenang maka membuat adek bete. 
"Yah, Anter kakak sekarang saja, sudah di tunggu sama kawan kakak..... "Kata kakak minta antar ke rumah temanya di kawasan benteng kuto besak. 
" Yok... Adek ikut nggak? Tanyaku kepada adek
Dengan muka bete... "Ikut ya"

Dengan perlahan motorpun ku pacu, karena jarak rumah temannya kakak juga tidak terlalu jauh. Sehingga 5 menit berlalu sampailah kami ke tempat temenya kakak. 
"Yah.... Kita jalan-jalan saja" Kata adek
"Jalan kemana?" Tanyaku
"Terserah ayah" Kata adek


Terpikir di kepala kalau ku ajak saja adek keliling seputaran BKB yg di penuhi oleh Cagar budaya. Kulihat jam tangan sudah menunjukan pukul 9 pagi, aku berfikir kemana mulai nya, saat melintas di gedung Jacob van den Berg sedang di lakukan pembersihan, maka ku arahkan motor ini ke arah kampung mural gudang buncit.

Gudang buncit yang sekarang menjadi kampung mural yang penuh dengan lukisan-lukisan biasa & juga yg 3D, dulunya lokasi ini merupakan komplek pergudangan milik etnis cina yaitu Ong Boen Tjit, yg akhirnya lebih di kenal dengan gudang buncit. Informasi dari masyarakat sekitar kalau dulunya di kawasan ini pernah berdiri pabrik karet yang cukup besar,  tetapi kebakaran yang menghabiskan dari pabrik tersebut, sehngga di ganti menjadi kawasan pergudangan.

Lokasi ini pernah juga di jadikan sebagai pergudangan beras, tetapi itupun tidak bertahan lama karena tingkat keamanan yang sangat kurang saat itu dan pengaruh dari krisis ekonomi yang buruk, akhirnya setelah gudang itadak terpakai dan menjadi terlantar, banyak besi-besi, seng dan barang lainnya yang di ambil satu persatu oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Lama terlantar lokasi gudang tersebut di penuhi rumput, ular dan biawak  maka pada awal 2018 pemerintah kota Palembang berinisiatif membenahi kawasan ini menjadi kawasan wisata, dengan menggandeng Dulux sebagai produsen cat yang mewarnai kampung tersebut.


Banyak Spot yang menarik dan dapat menjadi pengisi laman medsos, sehingga  tidak heran saat sore hari banyak pengunjung yang sekedar duduk-duduk, ber selfie ria, ataupun memancing di sungai musi.

Support dari pemilik lahan yaitu Pak Taslim yang merelakan lahannya untuk dijadikan tempat wisata dan juga kepada Pak Iwan Harda yang memelopori dibukanya lokasi ini, menjadikan lokasi selama ini di anggap liar tersebut menjadi berbalik 180 drajat.


Menurut penilaian saya bahwa lokasi gudang boencit ini harus lebih banyak berbenah lagi, fasilitas penunjang wisata seperti toilet, bangku taman atau lampu-lampu yang bisa menerangi saat malam hari, karena beberapa kali saat kunjungan malam kesini, saat berdiri di dekat tulisan tepian sungai musi akan nampak indah, kilatan air yang terkena cahaya, temaram cahaya dari jembatan Ampera, siluet sang musi VI yang membekas. Tetapi akan berbanding terbalik saat melihat gudang boencit yang masih gelap gulita.

Lokasi Gudang Boencit

Untuk menuju ke tempat belum ada angkutan umum yang melintasi  lokasi ini, yang paling dekat dari kawasan Benteng Kuto Besak berjalan ke arah sekanak sekitar 300 meter atau bisa menggunakan becak ataupun angkutan online.
Trotoar Warna-Warni
Awas hati-hati dek.... kuku bucketnya tajam

No comments:

Post a Comment