Wednesday, 3 April 2019

Menguak Kepingan Budaya Palembang Di Museum SMB II



Palembang Heritage Half Day Tour  -  Tangga lengkungnya ada 2
Kami melangkah membelakangi Monpera menyusuri trotoar yang ada di sisi jalan "benteng", kamipun segera melihat bangunan besar dengan dua tangga melengkung di sisi masuknya inilah  Museum Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II), yang merupakan bekas bangunan rumah residen kolonial Sumatera Selatan abad ke-19. Bangunan ini juga saat ini menjadi kantor dinas pariwisata Palembang. 

Menapaki halaman museum ini kami di sambut dengan beberapa arca yang di pajang di halaman museum yang berpagar besi, dengan tujuan untuk pengamanan arca tersebut karena di takutkan ada tangan-tangan jahil yang melakukan vandalisme ataupun pengerusakan. Dan Sebelum menaiki tangga adek sempat nangkring di atas meriam yang ada di tangga masuk museum

Adek bingun acranya berbentuk apa ????

Arca Ghanesa & Es Krim Coklat

Hati-hati dek nanti meletus...
Memasuki pintu masuk kami di kenakan tiket masuk sebesar 5 ribu Rupiah sedangkan adek tidak perlu membayar ticket, saat memasuki ruangan museum kami di sambut dengan ruangan yang luas dengan lantai kayu tebal yang sudah jarang bisa di dapatkan sekarang ini.

Pada tahun 1823, seiring penghapusan kekuasaan Sultan Najamuddin IV Prabu Anom (1821-1823 M), Belanda mulai melakukan pembangunan di bekas tapak Benteng Kuto Lamo secara bertahap. Rumah yang dibangun ini rencananya diperuntukkan bagi Komisaris Kerajaan Belanda di Palembang. Yaitu, Yohan Isaac van Sevenhoven, seorang advokat fiskal, yang menggantikan posisi Herman Warner Muntinghe.

Muntinghe menjadi Komisaris di Palembang selama November 1821 - Desember 1823. Pada tahun 1824, tahap pertama rumah dikenal sebagai Gedung Siput itu selesai dibangun. Setelah itu, bagian bangunan terus dilakukan penambahan. Berbeda dengan bangunan yang didirikan pada masa Kesultanan Palembang Darussalam yang umumnya memakai bahan kayu, Museum Sultan Mahmud Badaruddin II memakai bahan bata.

Jangan di duduki kursinya dek......!!!




Senjata dari zaman kesultanan Palembang
Di depan puade pengantin

Banyak cerita sejarah dan budaya di museum ini, dari kursi yang di pakai untuk perundingan dengan pihak Belanda, pakaian adat pernikahan Palembang, tradisi sunatan, kamar pengantin, puade penganten juga tersaji di sini, walaupun ada juga diorama perang menteng, senjata-senjata kesultanan, mata uang, peta serta beberapa barang bersejarah lainnya.

Banyak yang bisa di pelajari dengan kujungan di museum ini terutama anak-anak seperti adek, sangat arif jika saat liburan untuk membawa anak-anak sekali-sekali ke museum untuk memperkenalkan budaya dan sejarah bangsa.


Setelah berfoto di beberapa tempat di dalam Museum SMB II ini membuat adek berkata
"ternyata museum ini bagus juga yah", kujawab dengan senyum saja.




No comments:

Post a Comment