Bagian tengah jembatan Gentala Arasy |
Sudah lama ku rasa aku tidak menginjakan kaki ke kota ini lagi, terakhir di tahun 2012 saat bersama keluarga besar untuk menghadiri salah satu penikahan sepupu istri ( Baca : Pertama Kali Menjejakan Kaki Ke Kota Jambi), tapi kali ini kami berangkat untuk menghadiri pernikahaan sepupuku yang berasal dari kota hujan Bogor yang mendapatkan jodohnya di kota angso duo ini, walau di tengah pandemi kamipun tetap berangkat membelah aspal menuju ke kota tetangga ini.
Pagi hari kami sudah bersiap untuk berangkat dengan menggunakan mobil yang di bawa oleh adik, kami berangkat hanya bertiga yang semuanya laki-laki, di karenakan alasan pandemi dan juga kondisi yang tidak memungkinkan, rencana awal acara ini akan di lakukan di kediaman sepupu kami di kota Bogor, dan rencana awal yang sudah di susun setahun yang lalu pada awalnya kami akan menghadiri pernihakan nya di kota hujan tersebut, tetapi saat di terpa badai pandemi akhirnya rencana tersebut pun menjadi berubah.
Nangkrngnya di sini |
Tepat pukul 7 pagi kami pun mulai menyusuri pekatnya aspal lintas timur untuk menuju kota Jambi, sebenarnya kendaraan kami beriringan dengan mobil paman yang juga berangkat bersama istrinya tetapi karena beliau sudah berangkat terlebih dahulu kami pun agak tertinggal.
Jalanan terasa lumayan lengang, kemungkinan di karenakan hari Sabtu di mana banyak pegawai pemerintahaan dan swasta yang libur berkerja, tetapi kemacetan juga kami rasakan di berapa titik di sepanjang jalan dari perbaikan jalan dan pemasangan bronjong untuk penahan tanah amblas merupakan penghias sepanjang perjalanan ini.
Kota seberang yang banyak di diami oleh etnis arab. |
Setelah berehat sejenak akhirnya kamipun mau cari angin, karena rencananya ke dua paman kami akan berkunjung ke tempat mempelai perempuan tapi hanya dengan sedikit orang, akhirnya kamipun memutuskan untuk menuju kawasan wisata yang paling terkenal di kota Jambi yaitu kawasan ancol atau tangga rajo.
Tower Gentala Arasy |
Saat memasuki kawasan tanggo rajo ini lumayan sedikit terperangah melihat perkemabangan di salah satu objek wisata di kota ini, gentala arasy yang selama ini ku baca via internet saja sekarang terpampang di depan mata.
"Gentala Arasy adalah sebuah menara jam yang terletak di Kelurahan Arab Melayu, Pelayangan, Kota Jambi. Menara jam ini mempunyai tinggi 80 meter, dan di dalamnya terdapat museum kebudayaan Jambi. Museum tersebut berisi lebih dari 100 koleksi fakta peninggalan sejarah Jambi di masa lalu" Wikipedia.
Kami bertiga lumayan menikmati suasana di kawasana ini, tidak ada polusi kendaraan bermotor di sini, sana hanya terlihat para goweser yang melintasi jembatan ini dengan beragam sepeda nya, banyak yang berselfie dengan latar belakang sungai, menara taupun matahari senja.
Bunyi kapal bermotor dan percikan air sungai batanghari, menentramkan hari, semilir angin bertiup juga menjadikan kaki enggan untuk melangkah pergi, tetapi semakin sore terlihat semakin banyak warga yang datang menikmati objek wisata ini walau suasana pandemi seperti ini.
Saat kesini memang kebetulan di sore hari, matahari pun sudah hampir memasuki peraduannya, tetapi objek wisata ini masih tetap ramai dengan para penjual jagung bakar menunggu setia, saat azan menggema kamipun meninggalkan objek wisata ini untuk menuju masjid seribu tiang.
Aku berlatar belakang jembatan Gentala Arasy |
No comments:
Post a Comment