Tuesday, 28 July 2020

Si Bubu Dan Sepatu Bau


Bubu itulah nama yang di berikan kepada anak kucing yang satu ini, anak dari kucing kami si belly, yang sudah melahirkan untuk yang ke dua kalinya, kalau yang pertama kali kemarin belly melahirkan 4 ekor anak ( baca : Cemong & Cimon ), dan yang ke dua  ini melahirkan 3 ekor anak yang salah satunya si bubu ini, dan yang lainnya ada yang sudah di adopsi dan juga mati.

Umurnya sudah 1 bulan lebih tetapi tingkahnya cukup menggmaskan dan membuat rumah jadi repot, karena melatih kucing kecil seperti ini yang paling susah adalah saat akan pup ataupun pipis, karena terkadang dia masih melakukan secara sembarangan. Kelebihan si bubu dengan anak kucing lainnya adalah warna bulunya yang mirip dengan induknya si belly di bandingkan dengan anaknya yang lain.

Si bubu ini di musim anak sekolah melalui rumah seperti saat ini menjadi hiburan menarik bagi ayuk, kakak dan adek dari  di gendong, di angkat-angkat atau pun bermain kejar-kejaran, sehingga bunda pun menyarankan agar anak kucing ini tiap pagi di mandikan agar tidak kotor.

Tetapi ada satu kebiasaan si bubu yang cukup unik kalau tidur malam pasti tidurnya di dalam sepatu safety ukuran 43 yang sering ku gunakan untuk bekerja, sepatu yang sudah bulukan dan mulai berbau itu menjadi tempat yang nyaman bagi si bubu untuk istrahat malam, karena memang sepatu ini ku taruh di rak sepatu yang berada di teras rumah.

Sebenarnya melihat kucing tidur di sepatu seperti ini bukan pertama kali bagi kami, karena sebelum ada belly, pernah juga ada zumi (hilang)  & oka (tertabrak motor) yang juga biasa tidur di sepatu yang ku pakai, zumi dan oka sendiri merupakan kucing yang satu induk dengan belly, mungkin wajar menurun ke anak nya belly jika suka tidur di dalam sepatu tersebut.

Entah apa yang di rasa oleh si bubu ataupun zumi dan oka sebelumnya saat di dalam sepatu tersebut, karena bau sepatu tersebut lumayan menusuk hidung, tetapi karena ukuran tubuh kucing yang pas di dalam lubang sepatu tersebut menjadi perlindungan tersendiri kalau di malam hari.

Pakailah dan nikmatilah bau dan kehangatannya, ... asal jangang engkau pup dan pipis di sana...... 

Sunday, 26 July 2020

Belajar Online Yang........ @#$%^&*((


"Yah... HP kakak mati tidak mau hidup lagi" kata kakak sambil menyerahkan HP nya
"Di charge sudah dak bisa lagi kak ?" tanyaku sambil membolak-balik hp tersebut
"Tidak bisa yah... layarnya sudah jadi hitam semua" jawab kakak lagi

HP yang rusak ini merupakan hp lama yang seblumnya di pakai oleh bunda, dan di gunakan oleh kakak untuk belajar online di saat ini, hp yang sudah lumayan lama di pakai oleh bunda, beberapa kali jatuh dan pernah masuk ke dalam laut, akhirnya saat ini mati total dan layarnya pun menghitam.

"Untuk sementara gabung ke HP bunda dulu ya kak" kata ku

HP bunda di gunakan untuk belajar online adek, dengan rusaknya hp kakak otomatis akan menambah beban dari hp bunda, karena sejak kakak memasuki MTS lumayan memiliki aplikasi yang banyak dengan 17 group WA, 17 Google Class romm, aplikasi e-learning serta aplikasi meeting lainnya seperti zoom dan google meet, entah HP bunda apakah akan sanggup menampung semua itu karena aku tahu kalau hp bunda juga RAM yang di milikinya juga tidak terlalu besar.

Setelah beberapa hari di coba ternyata benar hp bunda mulai di rasakan error dan kakak maupun adek mulai bermasalah belajar onlinenya, banyak tugas kakak yang tidak di serahkan itupun di ketahui saat ada konfirmasi pihak sekolah ke hp bunda. Bunda pun emosinya juga mulai naik karena harus mengurus daring kakak dan adek juga mengurusi pekerjaan bunda sendiri.

"Bun,.... masalah hp ini sepertinya tidak bisa seperti ini kasihan kakak dan adek" kata ku ke bunda
"iya yah... tapi ada solusinya kah?" tanya bunda
"Kalau uang sedikit sih masih ada,... tapi lebaran gimana ?" tanyaku
"Cari yang penting saja dulu yah.... lebaran juga kan hanya sepintas berlalu saja" jawab bunda
"Ok lah kalau seperti itu, temani ayah ke ******** Cell biar bisa beli hp" kataku lagi

Akhirnya dengan aku bersama bunda pun meluncur ke salah satu counter yang tidak terlalu jauh dari rumah kami, bunda yang melakukan nego hingga di dapatlah hp dengan warna merah. Saat melihatnya kakak cukup senang tetapi ada persyaratan yang di sematkan bunda saat dia menerima hp tersebut.

"Kakak boleh pegang hp nya kalau hafalan jus 30 dan jus 29 yang sudah ada di ulang lagi" Jelas bunda
"Mau dengan Bang ****** atau Ustad *** ?" tanya bunda
"Sama Ustad *** nda" jawab kakak
"Deal ya" kata bunda sambil bersalaman dengan kakak

-------------------------------------------------

Berkaca dari cerita di atas untuk pembelajaran online harus juga di lengkapi dengan fasilitas-fasilitas pendukung seperti hp, kuota, laptop dan alat penunjang pembelajan lainnya. Yang menjadi pemikiran saya adalah bagaimana dengan anak-anak dari kalangan yang tidak mampu yang untuk makan saja harus berhitung dengan hari harus mengadakan hp dan kuota.

Seperti di sekolah adek yang notabene merupakan madrasah swasta di lingkungan kami banyak siswa yang tidak bisa melaksanakan belajar dengan metode daring seperti ini dengan alasan tidak ada hp, tidak ada kuota dan hp lagi di bawa orang tua kerja, walaupun solusi secara manual juga di terapkan di sini.

Seperti di sekolah kakak dan ayuk walaupun belajar secara online tetapi tetap harus memiliki buku yang seluruhnya di kisaran angka 1-1,5 juta yang di beli melalui pihak sekolah, bagaimana dengan anak-anak sekolah yang tidak memiliki dana untuk membeli buku-buku tersebut karena tidak ada lagi buku pinjaman yang di pinjamkan melalui sekolah.

Banyak anak-anak sekolah yang saat ini juga terdampak karena kondisi pandemi saat ini, karena orang tua mereka yang terkena PHK, adanya pemotongan gaji, ataupun hal lainnya.

Harusnya pihak pemerintah terutama dari kementerian pendidikan dan kementerian terkait lainnya ikut mencari solusi yang terbaik mengenai hal ini, karena hal ini menjadi beban bagi orang tua murid, 

Friday, 24 July 2020

Sedekah Kok 2 Ribu...... Pelit


Ku lihat indikator BBM di motorku mulai meyebrang ke tanda merah, tidak jauh lagi SPBU juga nampak agar aku bisa mengisi bbm di motor ku, setelah masuk ke dalam SPBU ternyata ramai juga antrian yang harus aku jalani untuk mendapatkan BBM untuk motor ku.

Ku masukan tangan ke dalam saku celana ternyata pecahan 20 ribu dan 2 ribu yang tersisa, lumayan BBM bisa bertahan agak lama juga pikirku, matahari yang menyengat untung di ikuti oleh pergerakan antrian yang cukup cepat, tak lama akupun sudah mulai mendekat ke arah mesin pengisian.

Tekat ku yang awalnya akan mengisi BBM senilai 22 ribu di buyarkan dengan adanya 2 anak kecil yang cukup dekil sedang duduk di pinggir SPBU sambil menunggu keberuntungan sedekah dari para konsumen SPBU, di ujung pintu keluar pun tampak orang tua yang juga sambil duduk membawa karung besar yang berisi barang-barang bekas, pemandangan seperti ini bukan merupakan pemandangan yang asing di SPBU ini, tiap melakukan pengisian BBM di sini pasti pemandangan seperti ini akan terlihat.

"Isi berapa pak" ? Tanya petugas SPBU
"20 ribu saja" jawab ku sambil menyingkirkan uang 2 ribuan yang sudah ku pegang tadi

Angka meteran mesin BBM berjalan sampai menunjukan angka yang ku sebutkan tadi, kututup tangki motor dan jok motorku, dan aku dan motorkupun beranjak menuju 2 anak yang tampak asik bermain, ku sodorkan uang 2 ribu yang tersisa.

"Terima kasih om" kata mereka

Akhirnya akupun berjalan untuk pulang, selama perjalanan pulang aku berfikir kalau dengan angka seperti itu saja anak-anak tersebut begitu senangnya apalagi kalau ada yang mengasih uang lebih besar lagi pasti akan lebih gembira lagi.

Tapi hari ini kusebut sedekah ini  sebagai "sedekah pelit" hanya 2 ribu karena itulah yang tersisa di kantongku karena sudah habis semua, aku hanya berfikir banyak kebutuhan di dalam kehidupan kita yang di penuhi dari dari BBM motor, makan, pakaian dan lain-lain tetapi sedekah kok hanya 2 ribu....apakah itu yang terbaik menurut kita ?, apakah yang kita sedekahkan itu merupakan barang sisa?, apakah sebanding dengan nikmat Allah selama ini ?..... aku tidak bisa menjawab. Laju motor ini terus berjalan akankah ku temui jawabannya di depan sana.. ???

Monday, 20 July 2020

9 Hari Dan 2 Minggu


Terasa sangat menderita sekali, di mana saat malam harus berpacu dengan batuk dan tidak bisa tidur, ini bukan hari pertama yang ku jalani, mungkin karena salah satu minuman yang ku minum beberapa hari yang lalu membuatku terbaring terus di kamar, setiap malam saat akan merebahkan badan batu tersebut akan datang dan baru selesai saat menjelang subuh.

Sudah di beberapa tempat yang ku datangi untuk berobat, begitu juga obat-obatan herbal dan segala jenisnya sudah ku coba tetapi batuk ini tidak juga mau beranjak dari tempatnya. Kerokan, urut, minum jamu, obat batuk, ke dokter bahkan ke bidan juga sudah semua ku jalani.

"Sabar yah, mungkin Allah belum mau mengangkat penyakit ini" kata bunda

Aku hanya bisa tersenyum getir, tiap malam tidak tidur seperti ini membuat tensiku pun beranjak naik, ini ku ketahui saat berobat ke dokter, dokterpun melaukan banyak observasi ke pada ku, interview yang cukup lama karena berkaitan dengan batuk, maklum di musim pandemi corona seperti ini tingkat kewaspadaan dari pihak medis menjadi bertambah.

Tidak terasa hari ke 8 kulalui dengan batuk yang masih bertengger di tenggorokan ku, saat tidur malampun kadang di lalui dengan halusinasi karena tidak bisa tidur sama sekali, badanpun makin terasa melemah, sampai akhirnya akupun di sarankan untuk ke dokter lagi yang ada di kawasan pal 5.

Sore harinya dengan tenaga yang ada bersama bunda ku pacu motorku ke tempat dokter praktek yang sudah di sarankan, sekitar 30 menit kamipun sampai, tempat praktek yang lumayan ramai di mana saat sekarang banyak para dokter yang menutup tempat prakteknya karena pandemi dan melayani secara online.

Cukup lama menunggu di ruang tunggu akhirnya giliran akupun masuk ke ruangan praktek dokter, akupun di observasi seperti di tempat dokter lainnya, tetapi di sini akupun di periksa langsung, paru-paru ku pun langsung di USG.

"Mudah-mudahan hanya alergi tenggorokan pak, kalau masih belum sembuh nanti rontgen saja"kata dokter tersebut.

Ada kelegaan di dalam hati ini, pikiran ku tentang covid-19 pun sirna, sambil menerima resep racikan dan rujukan rontgen kamipun langsung menuju ke apotek, lumayan lama juga kami menunggu karena saat azan magrib kami baru tiba di rumah.

Obat dari dokterpun langsung ku makan dengan dosis 3 kali sehari, ternyata malam ini aku bisa tidur dengan nyenyak tanpa ada batuk sama sekali, walaupun ku rasakan pusing kepala ku semakin menjadi setelah makan obat tersebut terutama saat melakukan sholat.

Masa pemulihan ternyata juga tidak berjalan mudah, 2 minggu ku jalani setelah 9 hari terserang batuk. Nafsu makan ku hilang sama sekali, tidak ada keinginan sama sekali untuk makan sehingga wajar alau berat badan ku turun sampai 10 kg, karena setiap makan palingan hanya nasi putih saja itupun hanya sebanyak 2 sendok. Berbagi vitamin dan supplemet pun banyak ku makan di sini biar bisa mendongkrak nafsu makan tapi tetap saja.

20 Juli aku mulai kembali melakukan aktivitas dengan normal, setelah 9 hari off dan 2 minggu pemulihan, benar kata orang bijak kalau kesehatan itu terasa mahal saat kita sakit.