Mercusuar Tanjung Kalian |
18 Agustus 2013 (Hari Ke-4)
Hari ini kami memulai perjalanan dari rumah acik mimin, acik sendiri merupakan kakak kandung dari bunda sedangkan ujuk merupakan adik kandung bunda dan acik yang paling bungsu, dengan menggunakan mobil rental yang sama kamipun menuju ke Tanjung Kalian yang tidak berjahuan dengan pelabuhan penayebrangan, saya penasaran sekali dengan mercusuar yang ada di kawasan tanjung kalian yang berdiri gagah penyambut para pendatan saat turun dari kapal. Dengan menempuh jarak +/- 1 jam 30 menit dari rumah tempat kami menginap, mobil yang kami rental melaju cepat karena jalan-jalan di kota Bangka bisa di bilang hampir 100% kondisinya mulus.
sessat kemudian kamipun tiba di lokasi mercusuar, kamipun bertemu dengan penjaganya dan justru beliau yang menawarkan kami apakan mau untuk menaiki mercusuar tersebut, dengan membayar 5 ribu Rupiah per orang, akhirnya kami berempat mulai menapaki tangga mercusuar tersebut dengan semangat ternyata capeknya luar biasa bro...... apalagi untuk orang yang berbadan besar seperti saya...heehehe.
Aku Bersama kakak, di lengkungan bekas lift |
Saya sempat beristirahat beberapa kali sekedar untuk mengambil napas biar bisa menapaki anak tangganya satu persatu, itupun di iringi oleh cerita kakak safira kalau di melihat tangan penuh darah di salah satu dinding di saat kami menapaki anak tangga tersebut, memang cerita dari penjaga banyak kisah mistis yang di lihat oleh para pengunjung terkait mercusuar ini itu yang saya dengar setelah turun kembali ke bawah, tetapi satu hal yang pasti di balik cerita itu semua bahwa saya harus sampai di puncak mercusuar.
Mercusuar tanjung kalian, mercusuar ini di bangun oleh Belanda pada tahun 1862, tengan menjulang kokoh dengan ketinggian kurang lebih 65 meter dan memiliki 117 tangga batu yang berbentuk melingkan dimana sebanyak 19 anak tangga terbuat dari kayu, letaknya di bagian atas. Setiap anak tangga yang berjumlah 10, maka akan ada ruang dengan sebuah jendela yang berbentuk lingkaran sedang, dimana kita bisa melihat keluar dari menara. Tapi untuk yang punya sakit jantung ataupun tekanan darah tinggi yang akut tidak di sarankan untuk menaiki mercusuar ini, karena bisa membahayakan dirinya.
Di bagian atas mercusuar terdapat perangkat lampu yang masih asli dengan kekuatan sorot 40 mil dengan kekuatan 1.000 watt, setiap di nyalakan di butuhkan 20 liter solar yang bisa bertahan sampai dengan 12 jam.
Plat produksi yang di tempel di dalam ruangan bagian atas. |
Lubang pintu untuk melihat keluar foto : kompasiana.com |
Anak tangga kayu yang berada di atas foto : kompasiana.com |
Didalam mercusuar ini ruangan antar anak tangga begitu sempit, sehingga jika ada pengunjung yang ingin naik bertemu dengan pengunjung yang akan turun maka salah satu diantara mereka harus mengalah menepi dahulu ke ruangan yang berjendela itu. Didalam mercusuar Bagi saya, anak tangganya lebih besar daripada anak tangga yang normal, jadi harus melangkahkan kaki cukup tinggi supaya tidak tersandung, bahaya loh kalo tersandung dan jatuh dari tangga, fatal akibatnya, jangan ditanya lagi.
Tangga mercusuar foto : kompasiana.com |
Konon menara ini juga merupakan tempat eksekusi gantung para tahanan Jepang, jadi jangan heran jika aura mistik disini begitu kuat. Waktu saya akan masuk ke mercusuar saja, bulu kuduk saya merinding berdiri sendiri. Tapi walaupun begitu katanya, sang penjaga mercusuar, makhluk-makhluk disitu tidak menganggu, hanya saja residu dari tragedi masa lalu yang pahit, pantas saja “Mister Tukul Jalan-Jalan” sampai pernah meliput disitu, ternyata oh ternyata penyebabnya itu loh.
Kaka safira menunjuk " Di sini yah... ada tanggan yang berdarah" |
Anak tangga dari kayu yang berada diatas Didekat pintu masuk mercusuar ada sebuah sumur yang berukuran cukup sedang, katanya menurut penjaga mercusuar juga, sering nampak wanita yang sedang duduk dipinggir sumur sambil memainkan rambutnya yang panjang. Wah kalo itu sih saya antara percaya dengan enggak juga, mana mungkin makhluk abstrak menampakkan rupa, sedangkan rupa mereka begitu buruk, makanya jangan heran kalo lihat yang begituan, ada yang teriak, nangis, takut, dan sebagainya, karena wajah mereka itu buruk, kata ibu saya itu sih, tapi kalo dipikir-pikir lagi, ada benarnya juga sih wajah buruk dengan respon korban yang melihatnya, hehehe.
Walaupun sekarang sudah berumur kurang lebih 153 tahun lamanya, menara ini masih dalam kondisi sehat, hampir tak ada cacat sama sekali, walaupun sudah melewati 1 abad lamanya, hanya saja diatas, memang banyak coretan nama yang ditulis oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, walaupun begitu, tak mengurangi nilai estetiknya menjadi sebuah tempat wisata dan sangat bersejarah. Selain itu juga pekarangan halamannya juga bersih, sangat enak untuk dipandang oleh mata para pengunjung.
Aktifitas dari pelabuhan tanjung kalian di lihat dari atas mercusuar foto : kompasiana.com |
No comments:
Post a Comment