Friday, 28 May 2021

Entah Sudah Beberapa Purnama..........


Entah terasa sudah lama sekali tidak menikmati suasana seperti ini sambil menikmati makan malam, kawasan yang kami pilih saat ini adalah salah satu tempat fast food yang terletak di pinggir sungai musi, dengan suasana yang terasa damai dan semilir angin yang berhembus pelan.

Ayuk yang bertugas memesan pun kembali ke meja dengan beberapa jenis makanan dan minuman, memang kali ini ayuk yang memesan versi dia, walaupun ada beberapa makanan yang agak terlambat datang di karena kan masih dalam proses pembuatan di bagian dapur.


Tidak harus menungu lama ternyata makanan tersebut sudah menjadi pengganjal perut kami di malam ini, lumayan ramai tempat yang kami pilih untuk malam ini karena bersebelahan dengan sungai musi, suara air, suara deru perahu ketek, ampera yang gagah menjadi pemandangan yang menemani kami malam ini.

Untuk beberapa saat kamipun mengurai kata sambil menghabiskan makanan dan minuman yang tersisa entah sudah beberapa purnama hal ini tidak kami lakukan, apalagi sejak adanya pandemi yang mewabah membuat kami lebih banyak untuk berdiam di rumah saja. Dari sini kulihat tampak purnama yang sebagian tertutup awan mulai muncul di atas ampera. 


Sang Purnama Di Atas Ampera


Berdiri di pelataran sungai musi ini membuat kedamaian sendiri, setelah menghabiskan seluruh makanan dan minuman kamipun keluar menuju pelataran di bagian belakang, sungai dan ampera merupakan hal yang tidak asing bagi penduduk kota ini.

Berjalan di suasana malam seperti ini memang sudah jarang kami lakukan , karena situasi saat ini yang bisa di bilang agak "menyeramkan", ternyata malam ini membuat kesan tersendiri bagi kami , beberapa kali kakak dan ayuk minta di foto dengan latar belakang sungai musi dan jembatan Ampera begitupun adek.

Purnama yang muncul di balik awan, menambah kesan indah pada malam ini, walaupun tidak seindah kondisi negeri ini yang sedang berduka.

Thursday, 27 May 2021

Kelahiran Ke-3 Si Belly


Sudah beberapa belly bolak balik masuk kedalam sofa di ruang tengah, di saat perutnya yang semakin membesar menandakan ia akan melahirkan dalam waktu dekat ini, dan benar apa yang kami sangka akhirnya belly pun melahirkan tepat di bawah sofa tempat dimana dulu ia pernah melahirkan cimon dan cemong.

Kalau sebelumnya si belly melahirkan 4 ekor anak, kali ini hanya yang di lahirkannya hanya ada 3 ekor yang di beri nama momo, toti dan baba, dan tragedi itupun terjadi saat ada kucing laki yang merupakan bapak dari anak-anak belly menyerang anak-anaknya yang baru di lahirkan sehingga akhirnya si baba harus menerima gigitan di kaki belakang sebelah kanan dan kaki depan sebelah kanan yang membuat si baba tidak bisa berdiri terlalu lama.

Dan yang membuat adek sedih sejak belly melahirkan cemong tidak pernah lagi pulang ke rumah, saat di perhatikan cemong sudah sibuk dengan dunianya dan kucing wanitanya, sepertinya ia sudah jadi "don juan" di lingkungannya yang baru sehingga tidak mau pulang lagi.

Saturday, 22 May 2021

Bunda, Asam & Lambungnya

Sudah beberapa hari ini bunda menahan sakit lambungnya, yang mengganggu aktifitas kegiatannya, padahal sudah berobat ke dokter di klinik dekat rumah tetapi masih belum ada perubahaan yang berarti, setiap malam keluhan sakit yang terdengar dari bibir bunda.

Penyakit seperti ini bukan kali pertama yang di alami bunda, dulu penah beberapa tahun yang lalu bunda harus di rawat inap di salah satu rumah sakit di kota ini karena penyakit ini, telat makan, salah makan dan juga terlalu banyak pikiran menjadikan pemicu meningkatnya asam lambung dan maag seperti itu yang ku dengar dari dokter tempat bunda berobat.

Hari ini kamipun akhirnya menuju ke salah satu praktek dokter di kawasan Jl. Sosial yang terkenal ramai,  ( baca : 9 Hari Dan 2 Minggu ) yang dokternya penah menangai sakit ku beberapa bulan yang lalu. Di hiasi dengan gerimis tampak antrian sudah banyak memadati ruangan padahal saat itu jam baru menunjukan pukul 3 sore.

Satu persatu panggilan dari pengeras suara ruangan dokter, membuat pasien beranjak tetapi tidak membuat tempat praktek dokter ini jadi sepi, hingga akhirnya bunda pun di panggil dan di observasi langsung oleh sang dokter, di masa pandemi seperti saat ini sulit mencari dokter bisa priksa secara langsung, biasanya hanya interview dengan jarak berjahuan dengan alasan prokes.

Akhirnya dokterpun membuat resep setelah menceritakan kondisi bunda yang sebenarnya tidak seburuk yang di pikirkan, kamipun langsung menuju ke apotek yang terletak di jalan Jend. Sudirman ternyata obat paten yang di resepkan lumayan mahal bagi kantongku, tetapi biarlah yang penting ada perubahan kesehatan pada bunda.

Hampir satu jam akhirnya obat tersebut sudah berpindah ke tangan kami,  seperti kata orang bijak saat kita sakit baru kita merasa kalau sehat itu sangat perlu, walau terkadang kita melalaikan istirahat, melalaikan makan, melalaikan kesehatan.

Sehat terus ya bunda...........

Monday, 17 May 2021

Saat Kawan Mulai Terpapar


Suasana lebaran masih terasa, di tempat kerjapun silaturahim masih tetap terjalin walaupun sudah sejeak beberapa minggu ini Palembang masih berstatus zona merah covid-19, tetapi tidak banyak berpengaruh ke masyarakat, buktinya mall dan pasar tetap ramai, yang paling heboh saat mengahadapi lebaran yaitu tarik ulur  pelarangan sholat idul fitri yang banyak memnuhi time line medsosku.

Telpon ku berdering, ternyata teman satu ruangan dengan ku bercerita pajang lebar, dia bercerita bukan tentang pekerjaan atau kegiatan tetapi tentang kondisi nya yang terindikasi terpapar covid-19, kluster keluarga menjadi penyebab utama, dari kunjungan keluarga yang memang sudah sakit menyebabkan  keluarga lain harus di rawat inap di rumah sakit daerah di kota ini.

Panjang lebar dia bercerita tentang asal mula virus itu bisa hinggap ke keluarga besarnya, aku hanya bisa menyuruhnya bersabar dan banyak berdoa dan tidak lupa mengkonsumsi makanan yang bisa meningkatkan imun tubuh.

"Alhamdulilah negatif" katanya di ujung telpon setelah mengirimkan foto hasil swab pertamanya.
"Alhamduliah" jawabku,
Tetapi seperti apa yang ku baca masih terlalu dini untuk menentukan kalau hal tersebut hasil yang tetap masih di perlukan beberapa test kembali karena terkait masa inkubasi dari virus, dan hal ini terbukti setelah 7 hari kemudian, dia mengatakan diri positif setelah melakukan swab ke 2, seluruh keluarganya terpapar kecuali anak yang sulung, sehingga walaupun di isolasi di satu rumah tetapi berbeda ruangan denagn si sulung.

Begitu juga dengan teman yang lain nya di mana justru istrinya yang positif covid-19 setelah di lakukan swab saat hari pertama masuk kerja di tempat istrinya bekerja, apalagi di ketahui kalau istrinya ini lagi hamil, justur kecemasan teman tersebut semakin menjadi. Karyawan lain juga ikut di swab ulang untuk memastikan bahwa tidak ada yang terpapar, tetapi ternyata dari sekian banyak ternyata virus ini sudah menular ke karyawan lainnya di kantor tersebut.

Memang tidak di sangka kalau virus itu menyebar begitu cepat, "Pakai masker, itu hal yang paling efektid" kata teman yang sedang menjalani isolasi mandiri saat ini. Karena obat-obatan saja hanya sebatas mengurangi gejala bukan menyembuhkan.

Obat-obatan dan banyak multivitamin yang di konsumsi ternyata bukan barang yang murah, memang benar kata orang bijak kalau "sehat itu mahal" , waspada dan terapkan selalu protokol kesehatan merupakan hal yang paling tepat untuk mencegah penyebaran virus ini.

Friday, 14 May 2021

Kakak Saparela


"Ayo.. sini kak ayah foto" kataku kepada kakak , sembari bergaya kakak pun berpose
"Endorse saparela" kata kakak sambil membuat ku tersenyum

Setelah tahun lalu merasakan minuman ini di daerah sungai tawar untuk tahun ini di tempat abi ternyata tersedia minuman legenda ini, yang justru di beli di kawasan talang kelapa seharga 55 ribu perlusinnya, ternyata minuman ini membuat suasana menjadi cair dan ceria. Apalagi saat kakak juga ikut mencicipi minuman berkola ini.

Tradisi Silaturahim Keluarga Besar Yang Masih Bertahan Sampai Dengan Saat Ini

 

Di keluaga besar istri lebaran hari ke 2 memiliki tradisi sendir yaitu kunjungan ke masing-masing anggota keluarga yang di kota Palembang sendiri di kenal dengan nama rumpa-rumpakan atau umpak-umpakan atau sanjo lebaran.

Entah sudah beberapa lebaran tradisi ini kurasa terus ada dari adik-adik istri yang masih berlum bekeluarga sampai saat ini sudah pada memiliki anak, tidak terasa ternyata sudah cukup lama berjalan tradisi ini.

Di hari lebaran ke 2 biasanya sedari pagi kami sudah bersiap, baik mempersiapkan diri dan juga rumah yang akan di kunjungi oleh keluarga. Makanan dan minuman khas lebaran pun di persiapkan semaksimal mungkin biar kunjungan semakin meriah.

Satu persatu rumah dari adik-adik istri pun di datangi, seperti tahun ini dengan titik awal atau titik kumpul di talang betutu dimana sudah 2 tahun ini titik kumpulnya kami tentukan di sana, mulailah kami berkunjung dari rumah ke rumah di sana di mana ada 3 rumah yang di kunjungi di sana.

Setelah selesai di lanjutkan ke tempat kami di talang kelapa yang kebetulan ada 2 tempat yang di kunjungi di sini, selanjutnya kami menuju ke arah kenten laut di mana tempat wawak istri yaitu kakak datuk, rute macet menjadi salah satu hiasan di tempat ini saat lebaran, sepanjang jalan kenten laut kemacetan menjadi suatu yang lumrah. Selanjutnya sungai tawar menjadi tujuan yang merupakan rumah keluarga besar dari nyai, cukup lama juga berdiam di sini karena bukan hanya satu dua orang yang di temui.

Dan titik terakhir kami pun berkumpul di tempat nyai, sembari melepas lelah dan penat karena lumayan capek juga berhari-hari berada di jalan dan berkunjung ke rumah-rumah, semoga tradisi ini bisa selalu kami jaga dan dapat di laksanakan.