Friday, 28 May 2021
Entah Sudah Beberapa Purnama..........
Thursday, 27 May 2021
Kelahiran Ke-3 Si Belly
Saturday, 22 May 2021
Bunda, Asam & Lambungnya
Sudah beberapa hari ini bunda menahan sakit lambungnya, yang mengganggu aktifitas kegiatannya, padahal sudah berobat ke dokter di klinik dekat rumah tetapi masih belum ada perubahaan yang berarti, setiap malam keluhan sakit yang terdengar dari bibir bunda.
Penyakit seperti ini bukan kali pertama yang di alami bunda, dulu penah beberapa tahun yang lalu bunda harus di rawat inap di salah satu rumah sakit di kota ini karena penyakit ini, telat makan, salah makan dan juga terlalu banyak pikiran menjadikan pemicu meningkatnya asam lambung dan maag seperti itu yang ku dengar dari dokter tempat bunda berobat.
Hari ini kamipun akhirnya menuju ke salah satu praktek dokter di kawasan Jl. Sosial yang terkenal ramai, ( baca : 9 Hari Dan 2 Minggu ) yang dokternya penah menangai sakit ku beberapa bulan yang lalu. Di hiasi dengan gerimis tampak antrian sudah banyak memadati ruangan padahal saat itu jam baru menunjukan pukul 3 sore.
Satu persatu panggilan dari pengeras suara ruangan dokter, membuat pasien beranjak tetapi tidak membuat tempat praktek dokter ini jadi sepi, hingga akhirnya bunda pun di panggil dan di observasi langsung oleh sang dokter, di masa pandemi seperti saat ini sulit mencari dokter bisa priksa secara langsung, biasanya hanya interview dengan jarak berjahuan dengan alasan prokes.
Akhirnya dokterpun membuat resep setelah menceritakan kondisi bunda yang sebenarnya tidak seburuk yang di pikirkan, kamipun langsung menuju ke apotek yang terletak di jalan Jend. Sudirman ternyata obat paten yang di resepkan lumayan mahal bagi kantongku, tetapi biarlah yang penting ada perubahan kesehatan pada bunda.
Hampir satu jam akhirnya obat tersebut sudah berpindah ke tangan kami, seperti kata orang bijak saat kita sakit baru kita merasa kalau sehat itu sangat perlu, walau terkadang kita melalaikan istirahat, melalaikan makan, melalaikan kesehatan.
Sehat terus ya bunda...........
Monday, 17 May 2021
Saat Kawan Mulai Terpapar
Friday, 14 May 2021
Kakak Saparela
"Ayo.. sini kak ayah foto" kataku kepada kakak , sembari bergaya kakak pun berpose
"Endorse saparela" kata kakak sambil membuat ku tersenyum
Setelah tahun lalu merasakan minuman ini di daerah sungai tawar untuk tahun ini di tempat abi ternyata tersedia minuman legenda ini, yang justru di beli di kawasan talang kelapa seharga 55 ribu perlusinnya, ternyata minuman ini membuat suasana menjadi cair dan ceria. Apalagi saat kakak juga ikut mencicipi minuman berkola ini.
Tradisi Silaturahim Keluarga Besar Yang Masih Bertahan Sampai Dengan Saat Ini
Di keluaga besar istri lebaran hari ke 2 memiliki tradisi sendir yaitu kunjungan ke masing-masing anggota keluarga yang di kota Palembang sendiri di kenal dengan nama rumpa-rumpakan atau umpak-umpakan atau sanjo lebaran.
Entah sudah beberapa lebaran tradisi ini kurasa terus ada dari adik-adik istri yang masih berlum bekeluarga sampai saat ini sudah pada memiliki anak, tidak terasa ternyata sudah cukup lama berjalan tradisi ini.
Di hari lebaran ke 2 biasanya sedari pagi kami sudah bersiap, baik mempersiapkan diri dan juga rumah yang akan di kunjungi oleh keluarga. Makanan dan minuman khas lebaran pun di persiapkan semaksimal mungkin biar kunjungan semakin meriah.
Satu persatu rumah dari adik-adik istri pun di datangi, seperti tahun ini dengan titik awal atau titik kumpul di talang betutu dimana sudah 2 tahun ini titik kumpulnya kami tentukan di sana, mulailah kami berkunjung dari rumah ke rumah di sana di mana ada 3 rumah yang di kunjungi di sana.
Setelah selesai di lanjutkan ke tempat kami di talang kelapa yang kebetulan ada 2 tempat yang di kunjungi di sini, selanjutnya kami menuju ke arah kenten laut di mana tempat wawak istri yaitu kakak datuk, rute macet menjadi salah satu hiasan di tempat ini saat lebaran, sepanjang jalan kenten laut kemacetan menjadi suatu yang lumrah. Selanjutnya sungai tawar menjadi tujuan yang merupakan rumah keluarga besar dari nyai, cukup lama juga berdiam di sini karena bukan hanya satu dua orang yang di temui.
Dan titik terakhir kami pun berkumpul di tempat nyai, sembari melepas lelah dan penat karena lumayan capek juga berhari-hari berada di jalan dan berkunjung ke rumah-rumah, semoga tradisi ini bisa selalu kami jaga dan dapat di laksanakan.