Unik & Keren Idenya ... Yang Awalnya ku kira apa...??? |
Kendaraan kamipun meluncur menyusuri jalan untuk mencari jalan keluar menuju jalan luar kota Jambi, dengan menggunakan google map beberapa kali kami di buat salah arah sehingga kamipun banyak bertanya dengan orang-orang di pinggir jalan.
Cukup lama juga kami mencari arah ke luar kota, yang menurut petunjuk dari orang yang kami tanyai harus melalui Pal 10 atau KM 10, tapi di mana itu jalannya kamipun tidak tau karena tidak tertera di dalam google map, setelah hampir 2 jam kami menyusuri jalan akhirnya kamipun bisa menemukan jalan KM 10 yang ternyata cukup panjang juga.
Kulirik jam tangan ku saat waktu sudah menunjukan pukul 14:30, wajar kalau perut sudah minta di isi ulang, dan kami belum melakukan sholat zuhur, akhirnya kami berhenti di salah satu rumah makan yang terletak di kawasan kota Jambi tetapi sudah berbatasan dengan Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
Ternyata Toilet ........wkwkwk |
Kamipun memasuki salah satu tempat kuliner tepat di pinggir jalan lintas sumatera ini, awalnya terkesan dengan ide kreatif yang di lakukan oleh pengelolah atas toilet mereka yang banyak di tempel banner yang berisi teka-teki humor yang menggelitik hati, di setiap pintu di tempel banner dengan materi humor yang berbeda-beda, shingga kalau di baca satu persatu lumayan banyak dan membuat tersenyum.
Setelah selesai dengan ursan kebelakang dan sholat kami pun mulai bergerak ke depan untuk melakukan pemesanan makanan, tapi di sini sempat membuatku kesal karena lama sekali waktu penyajian makanan yang akhirnya kami hanya bisa bengong dan menguatak- atik andoid kami masing-masing.
Dengan waktu penyajian yang lama seperti ini kami hanya bisa menunggu dan menggerutu, mereka justur menyajikan makanan-makanan kecil dan softdrink dalam kemasan, tetapi kami tidak tertarik sama sekali, beberapa kali bertanya dengan wittres nya jawabannya hanya "maaf, tunggu sebentar pak.. masih di buatkan".
Lama .... sekali ........ |
Akhirnya makanan pesanan kamipun tiba, rasa sebah di perut pun ikut menyertai saat makanan itu memasuki lambung kami, kami makan pun dengan cepat, lapar yang sudah mendera ini mengalahkan logika sesaat, akhirnya kamipun menyudahi makan kami dan segera berlalu dari rumah makan tersebut agar tidak terlalu kemalaman saat tiba di kota Palembang.
Sepanjang jalan ini kami di temani oleh suara tausiyah salah satu ustaz kondang asli Palembang yang sudah almarhum, entah sudah beberapa kali kami medengarkan tausiya beliau yang bisa membuat kami tertawa dan merenung.
Ahirnya hari sudah menjelang sore kamipun mampir ke salah satu rumah makan yang menjual sate rusa, berbeda dengan saat pergi kami tidak makan di tempat tetapi hanya di bungku saja karena target kami biar bisa melakukan sholat magrib di daerah Betung saja.
Kendaraan kamipun meluncur deras menuju daerah Betung, saat ku perhatikan adiku membawa mobil, terucap dalam hatiku "ternyata caranya bawa mobil di luar kota lebih baik dari ku". Tapi memang tidak mengherankan karena beliau bekerja di salah satu perusahaan kontraktor di kota ini yang sering sekali di tugaskan di luar kota. Sedangkan aku sendiri lebih banyak manjanya, lebih banyak menggunakan sopir atau kendaraan umum saat perjalanan jauh, wajar kalau skill mengemudi adik ku ini jauh di atas ku.
Saat azan magrib berkumandang kamioun tiba di Masjid al-Muhajirin Betung yang merupakan masjid terbesar yang ada di daerah ini, di sini sangat nyaman untuk beristirahan dan keamanan parkir sangat terjaga,
Kamipun melakukan sholat magrib, sekalian melepas penat dan juga memakan sate rusa yang sudah kami beli tadi, duduk di warung yang terletak di halaman masjid kamipun membuka bungkusan sate tadi, kopi dan teh hangat ikut menyertai santap malam kali ini tidak lupa seekor kucing kampung milik yang punya warung ikut bergabung untuk menikmati satu rusa tersebut.
Kemacetan yang masih sering menghiasi jalur ini.... |
"Kayaknya jalan di depan macet kak" saat kutunjukan google maps yang berwarna merah
"Iya...ya" jawab kakaku singkat.
"Bagaimana mau berangkat sekarang atau menunggu ?" Tanya ku ke adik ku yang baru kembali dari toilet.
"tersera" jawabnya juga
"Di depan ada perbaikan jalan.... jadi kalau malam seperti ini jalannya gantian" terang pemilik warung setelah mendengan percakapan kami.
Setelah berberes dan membayar minuman kepada pemilik warung kamipun melanjutkan perjalanan, ternyata benar kata pemilik warung bahwa perbaikan jalan antara perbatasan Betung dan Sumbawa lumayan macet juga, adik ku yang lumayan capek menyetir dan tidak mau di ganti dari pergi dan pulang ini pun sempat tertidur sebentar di dalam antrian kemacetan ini.
Kendala di jalur ini kemacetan menjadi pemandangan yang tidak asing lagi, baik itu perbaikan jalan, jalan rusak ataupun saat ada kendaraan berbadan besar terbalik , di karenakan sempitnya jalan dan tidak adanya jalan alternatif yang bisa di lalui.
Sampai akhirnya 1,5 jam kami menunggu hingga mobil yang kami kendaraai bisa terbebas dari belenggu macet yang berjarak 2 KM, pukul 22:00 kami tiba di rumah kulihat muka letih adik ku, karena dia sendiri harus kembali ke rumahnya di kawasan Plaju yang paling tidak memakan waktu 1 jam lagi.
"Hati hari dek" sapaku
"Iya Kak"di jawab dengan suara seraknya.