Friday, 24 May 2013

2 Hari Di Kota Udang Cirebon #Part 2, Camilan Nasi Lengko H. Barno & Corak Batik Trusmi

Nasi lengko H. Barno
Hari ke 2 -

Pagi setelah selesai mandi kamipun meluncur dengan menggunakan beca ke salah satu tempat kuliner yang cukup terkenal di kota ini yaitu kuliner nasi lengko dan tahu gejerot, karena rencananya setelah kulineran baru pakai mobilnya saudara teman ini untuk keliling kota.

Nasi Lengko

Nasi Lengko & Tahu Gejrot
Nasi lengko sebagai kuliner khas Cirebon memang kalah kesohor dibanding dengan nasi jamblang yang juga berasal dari Kota Udang. Selain karena penjajanya lebih sedikit ketimbang nasi jamblang, nasi lengko ini sangat sederhana. Berbeda dengan nasi jamblang yang dilengkapi berbagai lauk pauk, nasi lengko lebih mirip penganan vegetarian lantaran bahan-bahannya 100% nonhewani.

Tapi, bicara soal rasa, nasi lengko yang mendapat julukan nasi pecel ala Cirebon punya kelezatan yang bakal Anda sesali jika tidak mencobanya. Dan, salah satu pusat penjual nasi lengko paling terkenal di Cirebon ada di Jalan Pagongan. 

Penjual nasi lengko
Saking populernya, jika Anda minta rekomendasi lokasi kedai nasi lengko ke warga Cirebon, kebanyakan akan kompak menyebut Jalan Pagongan. Di Jalan Pagongan, ada dua kedai yang dikenal paling sedap nasi lengkonya. Pemiliknya masih tergolong kerabat dekat. Cuma, yang paling ramai dikunjungi dan akrab dengan lidah orang Cirebon adalah: Warung Nasi lengko H. Barno di Jalan Pagongan Nomor 15B. 

Jadi, jika Anda berkunjung ke Cirebon, jangan lupa menyambangi kedai milik Barno ini. Lokasinya juga gampang ditemukan. Kalau datang dari arah Jakarta melalui Jalan Raya Indramayu Cirebon, terus saja pacu kendaraan Anda menuju Kota Cirebon via Jalan Siliwangi. Setelah melewati Kantor Wali Kota Cirebon, Anda akan menemui Jalan Karanggetas.

Setelah menemui perempatan pertama, belok kanan dan Anda memasuki Jalan Pagongan. Nah, Warung Nasi lengko H. Barno ada di sebelah kiri, sekitar 500 meter dari mulut jalan yang sekarang bernama Jalan Surya Negara tersebut.

Keranjang tahu gejrot
Penampakan kedai ini sangat sederhana. Meski begitu, ruangannya luas dan bisa menampung 100 pengunjung. Hanya, bagi yang ingin makan dengan tenang, hindari jam makan siang karena pengunjung biasanya membeludak. Oh, iya, kedai ini buka mulai jam enam pagi hingga sepuluh malam. 

Waktunya makan. Dari segi penampilan, nasi lengko racikan Barno minimalis seperti nasi lengko kebanyakan. Sepiring nasi putih dengan irisan timun segar, daun kucai, taoge rebus, bawang goreng, tempe goreng, dan tahu goreng, plus siraman bumbu sambal kacang. 

Sedikit tips saja sebelum makan. Pertama-tama, jangan lupa tambahkan kecap manis yang tersedia di atas meja. Lalu, aduk bumbu kacang dan kecap sampai tercampur merata sama nasi dan lainnya. Kalau tidak, rasa nasi lengko yang bakal Anda santap akan berbeda. 

Seperti kebanyakan penjual nasi lengko di Cirebon, kedai ini menyediakan kecap cap Matahari. Si hitam manis buatan lokal ini sudah menjadi brand yang melekat pada nasi lengko. Keistimewaannya, kecap ini punya rasa manis yang sopan alias tidak kebangetan sehingga tak membuat enek perut.


Tahu Gejrot

Tahu Gejrot
Hidangan khas Cirebon yang terakhir ini merupakan camilan dengan cuka asam manis pedas. Tahu pong atau tahu kosong dipotong-potong kecil, lalu dibanjur kuah cuka dengan kombinasi rasa asam manis pedas. 

Kurang afdol rasanya bila sedang berkunjung ke Cirebon tidak mencicipi kuliner khasnya. Salah satu kuliner yang banyak diburu wisatawan adalah tahu gejrot. Kuliner tahu gejrot berasal dari Desa Jatiseeng, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon. Kuliner ini berbahan dasar tahu gembos yang dipotong kecil-kecil lalu disiram dengan kuah berwarna coklat dari gula merah. Untuk menemukan penjual tahu gejrot di Cirebon tidak sulit, bahkan bisa dikatakan hampir disetiap pojok Cirebon mudah ditemukan. Dahulu pedagang tahu gejrot memikul dagangannya, tetapi kini memakai gerobak dorong.

Popularitas tahu gejrot, tidak hanya terkenal di Cirebon saja tetapi sudah merambah ke daerah lainnya. Harganya yang murah menjadikan kuliner ini bisa dinikmati semua kalangan. kemunculan kuliner tahu gejrot tidak bisa dipisahkan dengan keberadaan pabrik-pabrik tahu milik orang keturunan Tionghoa yang berada di Desa Jatiseeng. Di tengah situasi politik dan ekonomi yang tidak menentu pada waktu itu, banyak warga pribumi yang bekerja menjadi buruh di pabrik tahu.

Sebelum tahun 1950-an, keadaannya tidak stabil banyak warga sekitar kerja di pabrik untuk memenuhi kebutuhan,Setelah keadaan sudah membaik, banyak dari pemilik pabrik mulai mencari peruntungan baru dan meninggalkan usaha pembuatan tahu. Banyak dari para buruh yang kemudian membuat usah tahunya sendiri. Di karenakan sudah lama bekerja di pabrik tahu, merek memiliki keterampilan membuat tahu. Kemudian pada masa inilah, tahu gejrot semakin populer dan disukai banyak orang,.

Nama tahu gejrot sendiri muncul karena kebiasaan dari para penjualnya yang menaruh air gula merah dalam botol atau gendul. Pada proses penyajiannya, bahan-bahan pelengkap lainnya diulek pada piring gerabah, setelah halus lalu disiram air gula merah. saat di siram airgula merah yang digejrotkan itu lalu menimbulkan bunyi jrot-jrot. Karena itulah kuliner tersebut dinamai tahu gejrot karena berbahan tahu dan air gula merah,

Kecap Cap Matahari

Kecap cap matahari
Wangi olahan kedelai hitam semerbak saat melihat aktivitas Pabrik Kecap Cap Matahari di Jalan Pagongan Gang Kebon Blimbing Kelurahan Pekalangan, Kota Cirebon.  Kecap Cap Matahari merupakan salah satu warisan kuliner Nusantara dari Pantura Cirebon. Berdiri sejak 1965, pembuatan kecap cap Matahari tersebut masih tradisional.

Kecap Cap Matahari dirintis pertama kali oleh Dipa Cahya. Sang perintis menjual menggunakan gerobak berkeliling dari rumah, pasar, hingga pedagang kuliner khas Cirebon. Berbeda dengan kecap lain yang sudah beredar, kecap ini tidak menggunakan bahan pengawet. Namun, daya tahan Kecap Cap Matahari sampai satu tahun.

Rasa dari kecap cap matahari berbeda dengan kecap lain yang ada di pasaran. Manis dan asin dalam kecap seakan menyatu dan sangat terasa di lidah. Harga kecap kami itu per botol Rp 17 ribu dan uniknya kecap ini bisa di lakukan dengan tukar botol.

Proses pembuatan kecap dilakukan secara tradisional untuk menjaga mutu dan cita rasa yang khas. Oleh karena itu,sehari industri kecap ini mampu memproduksi 1000 botol kecap. Namun, pasar pembuatan kecap hanya di kawasan Cirebon saja. Sementara bahan olahan kecap didapat dari pedagang yang ada di wilayah Pantura Cirebon.

Batik Trusmi

Batik Trusmi
Lokasi Kawasan Wisata Sentra Batik Trusmi cukup mudah ditemui. Terlebih lagi sejak ada pembangunan tol Cipali (Cikampek-Palimanan). Kamu hanya perlu keluar gerbang tol Plumbon kemudian sekitar 500 meter sampai 1 km di perempatan Plered, akan terlihat gapura batik trusmi tersebut. Di kampung itulah berjejer kuliner khas Cirebon hingga butik-butik batik sampai ke pusat toko batik terbesar dan terlengkap. Singkat cerita, adanya Desa Trusmi ini berawal dari Ki Gede Trusmi sebagai pengikut Sunan Gunung Jati mengajarkan seni membatik sembari menyebarkan agama Islam. Begitulah warisan leluhur yang dijaga sampai sekarang.

Salah satu corak yang ada pada batik trusmi

Perlu diingat, kalau setiap daerah memiliki motif sendiri. Sama halnya dengan Jawa Barat. Di Batik Trusmi sendiri motif andalan khasnya, yaitu motif yang bernama Megamendung. Motif menyerupai awan dan memiliki warna yang tegas ini terus konsisten ada sebagai corak khas. Bahkan sudah dikenal hingga maca negara. Selain itu, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata akan mendaftarkan motif megamendung ke UNESCO sebagai warisan dunia. Menariknya, industri batik trusmi semakin berinovasi dalam memodifikasi untuk menghasilkan fashion batik yang modern. Mega mendung merupakan percampuran budaya Tiongkok dengan Islam di era Wali Songo. Karena itu motifnya perlu dijaga sebagai nilai warisan leluhur.

Gaya dulu sebelum kereta berangkat
Adapun motif yang paling mahal ialah batik tulis motif Paksinaga Liman. Itu adalah nama dari kereta kencana milik Keraton Kasepuhan. Paksi berarti garuda, naga berarti ular, dan liman berarti gajah. Dengan demikian, Paksinaga Liman adalah perwujudan gabungan dari tiga hewan. Motif Paksinaga Liman ini merupakan perlambangan simbol kekuatan dari Kerajaan Cirebon.

Setelah Selesai dari kampung batik trusmi ini kami pun langsung meluncur ke stasiun Cirebon untuk kembali ke stasiun Gambir Jakarta.

No comments:

Post a Comment