Wednesday, 3 January 2018

Kegiatan Rihla Pondok Pesantern Putri Azzahro Ke Pulau Kemaro


Tujuan rihlah pondok pesantern putri Az-zahro kali ini adalah ke pulau kemaro dengan transportasi menggunakan kapal wisata putri kembang dadar.


Di Atas Kapal Putri Kembang Dadar



Kapal pesiar KM. PUTRI KEMBANG DADAR, yang mempunyai berbagai fasilitas dan keunggulan. Kapal mewah berkapasitas 120 orang penumpang ini menjadi alat transportasi bagi para wisatawan baik yang berdomisili di Palembang maupun luar Palembang, bahkan para turis pun dapat melakukan Musi Tour dengan kapal tersebut menyusuri panorama sekaligus menikmati keindahan Sungai Musi yang membelah kota Palembang ini. Setiap tamu yang datang ke Sumsel, baik pejabat maupun undangan dari dalam negeri dan terkhusus dari luar negeri, baik dalam kapasitas kegiatan kunjungan biasa maupun dalam kapasitas kunjungan undangan kegiatan-kegiatan akbar yang diselenggarakan di kota Palembang, kini bisa diajak berkeliling menikmati Musi Tour untuk melihat aset wisata disepanjang Sungai Musi tersebut. Seperti kita ketahui bahwa di sepanjang Sungai Musi dapat dilihat tempat-tempat yang menarik, diantaranya yaitu Rumah Rakit, PT. Pusri, Pertamina, Daerah Bagus Kuning, Mesjid Lawang Kidul, Mesjid Ki Merogan, Benteng Kuto Besak, dan di tengah Sungai Musi juga terdapat sebuah Pulau Kemaro.


Di Pulau Kemaro


Pulau Kemaro, merupakan sebuah delta kecil di Sungai Musi, terletak sekitar 6 km dari Jembatan Ampera. Pulau Kemaro terletak di daerah industri, yaitu di antara Pabrik Pupuk Sriwijaya dan Pertamina Plaju dan Sungai Gerong. Posisi Pulau Kemaro adalah agak ke timur dari pusat Kota Palembang.

Pulau kemaro memiliki luas ±79 Ha dengan ketinggian 5 m dpl, Selain memiliki pesona alam yang indah, pulau Kemaro identik dengan kota Cina dan masyarakat Tiong Hoa serta adat istiadat dan kehidupan asli masyarakat Palembang. Daya tarik wisata sejarah yang ada di pulau Kemaro berupa adanya peninggalan-peninggalan sejarah (Pagoda berlantai 9, Makam putri Sriwijaya, Klenteng Hok Tjing Rio, Kuil Buddha, pertunjukkan kesenian, dan ritual keagamaan khususnya umat Tridharma). Sejarah Pulau Kemaro sudah ada sejak Kerajaan Sriwijaya yang erat kaitannya dengan kisah putri dari raja Kerajaan Sriwijaya dan putra raja Kerajaan Tiongkok, dari legenda itulah muncul sebuah Pulau yang dikenal dengan sebutan Pulau Kemaro. Yang mana arti dari pulau kemaro adalah pulau yang kemarau (pulau yang tidak pernah tenggelam ketika sungai Musi sedang pasang).



Di Pulau Kemaro juga terdapat makam dari putri Palembang, Siti Fatimah. Menurut legenda setempat yang tertulis di sebuah batu di samping Klenteng Hok Tjing Rio, pada zaman dahulu, datang seorang pangeran dari Negeri Cina, bernama Tan Bun An, ia datang ke Palembang untuk berdagang. Ketika ia meminta izin ke Raja Palembang, ia bertemu dengan putri raja yang bernama Siti Fatimah. Ia langsung jatuh hati, begitu juga dengan Siti Fatimah. Merekapun menjalin kasih dan berniat untuk ke pelaminan. Tan Bun An mengajak sang Siti Fatimah ke daratan Cina untuk melihat orang tua Tan Bun Han. Setelah beberapa waktu, mereka kembali ke Palembang. Bersama mereka disertakan pula tujuh guci yang berisi emas. Sesampai di muara Sungai Musi Tan Bun han ingin melihat hadiah emas di dalam Guci-guci tersebut. Tetapi alangkah kagetnya karena yang dilihat adalah sayuran sawi-sawi asin. Tanpa berpikir panjang ia membuang guci-guci tersebut ke laut, tetapi guci terakhir terjatuh di atas dek dan pecah. Ternyata di dalamnya terdapat emas. Tanpa berpikir panjang lagi ia terjun ke dalam sungai untuk mengambil emas-emas dalam guci yang sudah dibuangnya. Seorang pengawalnya juga ikut terjun untuk membantu, tetapi kedua orang itu tidak kunjung muncul. Siti Fatimah akhirnya menyusul dan terjun juga ke Sungai Musi. Untuk mengenang mereka bertiga dibangunlah sebuah kuil dan makam untuk ketiga orang tersebut



Pada Perang Palembang I dan Perang Palembang II sepanjang awal abad ke-19, Kesultanan Palembang Darussalam mendirikan salah satu benteng maritim terkuat di atas tanah Pulau Kemaro bernama Benteng Tambak Bayo. Pulau Kemaro sendiri dipilih sebagai lokasi pertahanan lapis pertama karena kawasannya tidak pernah terendam saat permukaan Sungai Musi sedang tinggi. Sedangkan kawasan lain selalu terendam air Sungai Musi, karena sebagian besar kawasan Palembang merupakan rawa air.

Benteng pertahanan Pulau Kemaro menjadi kunci penting masuknya kolonial Belanda ke Palembang. Dalam berbagai invasinya, Belanda kehilangan banyak kapal dan anak buah karena pertahanan Benteng Tambak Bayo yang solid.

Namun Belanda akhirnya berhasil menduduki Palembang pada tahun 1821, semua benteng yang ada di sekitar Keraton Kuto Gawang—sekarang wilayah Pusri—diluluh-lantakkan oleh Belanda, termasuk Benteng Tambak Bayo. Bahkan tak ada sedikit pun sisa-sisa bangunan benteng yang masih berdiri hingga saat ini.

Fungsi Pulau Kemaro sejak tahun 1965 hingga tahun 2012 terbagi menjadi empat fase, diantaranya : fungsi Pulau Kemaro pada tahun 1965-1967 adalah sebagai kamp tahanan. Kamp ini telah terjadi serangkaian peristiwa mengenaskan yang banyak menewaskan para tapol (tahanan politik). Namun fungsi sebagai kamp tersebut kemudian hilang diakhir tahun 1967 dan berganti fungsi baru. Fungsi Pulau Kemaro pada tahun 1968-1997 adalah sebagai tempat pemukiman dan tempat ibadah. Sejak tahun 1968 pulau ini mulai dihuni oleh peduduk yang jumlahnya semakin meningkat. Selain itu, pada periode ini pula Pulau Kemaro mulai dijadikan sebagai tempat pemujaan. Banyak masyarakat yang telah mengunjungi Pulau Kemaro untuk berdoa, berziarah dan meminta peruntungan. Fungsi Pulau Kemaro tahun 1998-2007 adalah sebagai lahan pertanian. Pola fikir penduduk yang semakin maju, didukung dengan lokasi yang berada di tengah-tengah sungai sangat mendukung untuk dibukanya lahan pertanian guna meningkatkan taraf hidup penduduk Pulau Kemaro. Fungsi Pulau Kemaro tahun 2008-2012 adalah sebagai Objek Wisata Ritual.



Pohon cinta yang sudah di pagar


Daya tarik Pulau Kemaro adalah Pagoda berlantai 9 yang menjulang di tengah-tengah pulau yang dibangun tahun 2006. Pagoda ini tingginya 45 meter dengan masing-masing tingkatnya 5 meter. Pagoda dibangun sembilan tingkat dimaksudkan agar sejalan dengan makna Feng Shui. Pagoda Cina ini memiliki delapan sudut seperti simbol Pat Kwa atau KedelapanTrigram. Warna pagoda tersebut memiliki warna-warna yang cerah sesuai dengan makna simbol warna yang terdapat pada kepercayaan Cina.

Selain pagoda ada klenteng yang sudah dulu ada. Klenteng Hok Tjing Rio atau lebih dikenal Klenteng Kwan Im dibangun sejak tahun 1962. Di depan klenteng terdapat makam Tan Bun An (Pangeran) dan Siti Fatimah (Putri) yang berdampingan. Kisah cinta mereka berdualah yang menjadi legenda terbentuknya pulau ini.

Selain itu di tempat ini juga terdapat sebuah Pohon yang disebut sebagai "Pohon Cinta" yang dilambangkan sebagai ritus "Cinta Sejati" antara dua bangsa dan dua budaya yang berbeda pada zaman dahulu antara Siti Fatimah Putri Kerajaan Sriwijaya dan Tan Bun An Pangeran dari Negeri Cina, konon, jika ada pasangan yang mengukir nama mereka di pohon tersebut maka hubungan mereka akan berlanjut sampai jenjang Pernikahan. Untuk itulah Pulau ini juga disebut sebagai Pulau Jodoh.

Aktraksi yang ada di Pulau Kemaro sendiri adalah ketika event tahunan Cap Gomeh yang bertepatan dengan hari ke-15 hari raya Imlek, dimana pada acara tersebut masyarakat Tiong Hoa ataupun pribumi beramai-ramai berkunjung ke Pulau Kemaro untuk melihat acara yang ada pada hari itu, biasanya event Cap Gomeh sendiri hanya berlangsung 1-3 hari saja. Banyak aktraksi yang dapat dilihat, yaitu acara doa bersama warga Tionghoa, penerbangan lampion dan atraksi barongsai pada malam hari.





Sunday, 10 December 2017

Mudik Ke Tebing Tinggi 4 Lawang, Menjalin Silaturahmi Ke Keluarga Besar


Route kereta api Palembang - Lubuk Linggau
Kali ini perjalanan bukan liburan tetapi orang tua untuk mudik ke kampung kelahiran mereka karena kakak ibu yang paling tua sudah berpulang, setelah mendapat telpon pada sore hari kalau keadaan uwak sudah sekarat, tak lama berselang mendapat telpon lagi kalau uwak sudah berpulang, tangis ibu langsung pecah tak tertahan, ibu adalah anak bungsu dan perempuan sendiri dari 3 saudara yang semuanya laki-laki , Uwak yang tertua tinggal d tebing tinggi 4 lawang dan yang no 2 tinggal di kota Bengkulu. Kebingungan ibu bukan tanpa alasan karena kondisi ayah yang juga mengalami sakit yang tidak dapat di tinggal sedangkan di tebing tinggi kakaknya sudah berpulang.

Setelah rembukan keluarga akhirnya kami pun memesan ticket kereta sindang marga malam, karena ibu adalah type yang tidak bisa naik mobil jarak jauh pasti akan mengalami mabuk darat, kami pun segera bersiap, setelah menyelesaikan pekerjaan, akupun pulang kerumah untuk mempersiapkan pakian barang sehari dua hari dan langsung meluncur ke tempat ibu.

Dengan menggunkan taxi online kamipun berangkat ke stasiun kertapati karena keberangkatan kereta sindang marga itu tepat pada pukul 8 malam, kamipun menunggu di ruang tunggu stasiun, Ayah yang masih mengunyah roti pemberian bunda tanpak santai, sejak ayah sakit saraf yang menyerang dirinya efek dari kecelakaan yang menimpanya pada tahun 2010 yang lalu, menyebabkan memori ingatan beliau menjadi turun drastis, jadi saat ini ibu yang mengurusi kebutuhan ayah sehari-hari.

Tepat pukul 8 malam kereta sindang margapun mulai meninggal kan sepur 9 stasiun kereta api, semboyan 35 dari kereta ini mengingatkan ku kalau sudah lama sekali aku tidak kembali ke kampung kelahiran orang tua ku ini.

Dulu saat nenek kami masih ada hampir setiap tahun saat liburan sekolah ayah mengajak kami pulang kampung, ada saja kegiatan di kampung ini dari membantu kakek memetik kopi atau menunggu durian runtuh, ikut mancing ikan di lubuk, ataupun mandi di sungai sesuatu hal yang sangat kami tunggu-tunggu saat itu, tetapi semua sudah berlalu termasuk rumah tinggal kakek & nenek dulu sudah habis terbakar beberapa tahun yang lalu.

Kereta melaju cepat hanya beberapa kali berhenti di stasiun besar, tidak terasa 20 stasiun sudah di lewati, jam di tangan sudah menunjukan pukul 2 pagi, artinya tidak lama lagi kami akan sampai di tanah kelairan ayah dan ibu, saat telah sampai keponakan ibu pun sudah menjemput kami, karena jarak dari stasiun tebing tinggi ke dusun ayah dan ibu kurang lebih 8 km, sedangkan kalau dini hari seperti itu belum ada angkutan dan juga rawan tindak kejahatan.
Foto atas : Keluarga dari Ibu
Foto Tengah : Kuburan kakak ibu ( Uwak)
Foto bawah : Lokasi rumah dari orang tua dari ayah yang sudah habis terbakar beberapa tahun yang lalu, yang sekarang tinggl tanah kosong yang di tumbuhi rumput

Pelukan yang berbalur tangisan pun pecah saat ibu memeluk istri uwak di rumah duka, jenazah uwak pun masih terbujur yang rencananya besok mau di makam kan di pemakaman desa ini, uwak yang dulu berbadan besar, tinggi, yang pernah menjadi salah satu guru di kecamatan 4 lawang ini, tidak jauh dari rumah beliau, sekarang terbujur memenuhi janji untuk menemui ilahi.

Pemakaman sudah di lakukan , tanah merah masih membekas di sandal ini, taburan bungapun masih terlihat segar di atas pemakaman, hanya anak-anak uwak yang merupakan sepupuku masih tinggal di pemakaman tersebut.

Ada saudara kandung ayah yang tinggal di dusun ini, banyak juga sepupu ayah yang juga tinggal di sini dan keponakannya juga tidak sedikit, silaturahim pun kami rajut kembali dengan mendatangi keluarga tersebut, walaupun kondisi ayah sudah tidak seperti dahulu lagi yang sulit untuk berkomunikasi dengan lancar dengan keluarga di dusun.

Kami tidak lama untuk bertandang di dusun ini, setelah 2 hari kamipun pulang mengingat kondisi ayah pun yang tidak memungkinkan, di sini selain melayat kamipun memberi khabar kondisi ayah terkini biar tidak menjadi pertanyaan orang yang ada di dusun.

Mobil kijang yang di sopiri oleh sepupu terus mengikuti tikungan aspal di sepanjang jalan menuju ke pusat kota tebing tinggi, ibu sempat mampir kepasar untuk membeli beberapa ikat petai, KA Selero dengan jam keberangkatan pukul 10 dari stasiun Tebing Tinggi karena kereta ini berangkat dari Lubuk Linggau pukul 08:30 pagi.
Foto atas : Ayah dan ibu lagi menunggu di stasiun tebing tinggi 4 lawang

Masih cukup lama menunggu, dan penumpang yang menunggu keberangkatan dari  stasun ini tidak terlalu ramai, sepupu ku dan satu adik tiri ibu masih menunggu di ruang keberangkatan memastikan sampai kami naik kereta.

Di ujung sana lokomotif kereta sudah tampak, suara klaksonnya yang keras bertanda sang ular besi akan merapat ke stasiun Tebing Tinggi ini, kamipun pamit, kepada semua dan alam yang ikut andil membesarkan ku di dusun ini, entah kapan akan kembali lagi, terserah angin yang akan berhembus ke mana.

 Tebing Tinggi, 4 Lawang, 1217


Thursday, 26 October 2017

Wahana Permainan Trans Studio Mini Palembang, Wahana Permainan Indoor Baru Di Kota Ini

Belum bisa naik roller coster karena tingginya belum sampe
Kami berempat pun meluncur kekawasan jalan Radial, karena mall yang baru di launching pada tanggal 20 Oktober 2017 kemaren menawarkan wahana permainan anak-anak dengan konsep yang berbeda, konsep baru itu yaitu konsep 4 in 1 (bersantap, berbelanja, bermain, menonton) semua dapat dinikmati karena berada dalam satu kawasan bangunan yang sudah terpusat satu dengan yang lainnya.

Pengunjung mall yang masih ramai ini dengan promosi parkir yang masih gratis, saat menyusuri jalan dari gedung parkir tampak pekerja bangunan masih bekerja untuk menyelesaikan pekerjaan, aroma adonan semen, aroma cet dan debu berbaur menjadi satu.


Ikut antrian pembelian kartu untuk wahana permainan
Untuk wahana permainan anak sendiri terdapat di lantai paling atas, banyak wahana permainan yang tersedia di sini seperti wahana permainan  Crazy Cab Coaster, Mini Train, Bumper Car, Newyork Swing, Sky Rider, Venture River dan Games Arena.

Untuk menikmati permainan ini kami harus membeli kartu yang berisi saldo yang dapat di gesek di arena permainan, panjang antrian untuk membuat kartu ini saja bukan main, maklum saja wahana permainan baru.

Bunda yang ikut antri membeli kartu bersama adek dan kakak, ada 4 orang yang melayani pengunjung yang lumayan banyak hari ini, 15 menit kemudian bunda pun selesai membeli kartunya dan siap untuk bermain.
Kakak & Adek Menaiki wahana Sky Rider
Kakak dan adek kepingin sekali menaiki wahana Crazy Crab Coaster atau Roller Coasternya tetapi persyaratannya tinggi badan harus minimal 120 cm sedangkan, tinggi adek masih kurang, sehingga kamipun mencari alternatif permainan lainnya yaitu Sky Rider & Adventure River, dan beberapa games lainnya.

Harga yang di patok di setiap wahana adalah 25 ribu kecuali Crazy Carb Coaster sebesar 30 Ribu, selain wahana-wahana yang di sebutkan di atas ada juga patung-patung dinosaurus yang bisa menjadi tempat selfie , karena anak-anak remaja cewek banyak yang berfoto dengan background dino.

Adek bermain Adventure River
Karena ramainya pengunjung di trans studio mini ini, banyak sebagian orang tua yang menemani anaknya duduk dilantai studio ini karena kelelahan , bahkan ada satu keluarga besar kemungkinan dari daerah makan bersama sambil membuka bekal mereka yang berupa nasi bungkus.

Untuk anak-anak yang masih berumur 6 tahun kebawah wahana permainan softplay juga tersedia seperi kolam mandi bola ataupun bermain panjat-panjatan.

Habis memperhatikan dinosaurus ... adek bertanya " Yah , dino nya makannya apa ? "
Ku jawab....." Listrik",  adekpun tambah bingung
It's not america.....
Saat menjelang magrib kamipun menyudahi persinggahan kami kesini, semoga jika kawasan transmart ini saat konstruksinya sudah selesai semua akan memberikan pelayanan yang lebih baik lagi.


Tuesday, 10 October 2017

Adek Dan Silat Tanah Sunda


Antara mau, enggan, takut,  adek mengikuti ku untuk untuk berlatih bela diri, ilmu beladiri dari tanah pasundann yang akan di ajarkan ke kami menjadi ilmu tambahan bagi kami, bukan hanya adek yang belajar, bunda dan kakak pun belajar juga kecuali ayuk yang masih berada di pondok pesanteren. Untuk laki-laki waktu latihan adalah pada malam hari sedangkan untuk wanita pada siang hari.

Sudah hampir satu tahun pelatihan beladiri ini vacum, karena sesuatu dan lain hal tetapi saat ini akan di mulai kembali apalagi saat ini perguruan silat ini sudah resmi bergabung dengan IPSI kota Palembang.

Semoga engkau bisa mengikut dan menyerap ilmunya, seperti ayah 25 tahun yang lalu.