Sunday, 10 December 2017

Mudik Ke Tebing Tinggi 4 Lawang, Menjalin Silaturahmi Ke Keluarga Besar


Route kereta api Palembang - Lubuk Linggau
Kali ini perjalanan bukan liburan tetapi orang tua untuk mudik ke kampung kelahiran mereka karena kakak ibu yang paling tua sudah berpulang, setelah mendapat telpon pada sore hari kalau keadaan uwak sudah sekarat, tak lama berselang mendapat telpon lagi kalau uwak sudah berpulang, tangis ibu langsung pecah tak tertahan, ibu adalah anak bungsu dan perempuan sendiri dari 3 saudara yang semuanya laki-laki , Uwak yang tertua tinggal d tebing tinggi 4 lawang dan yang no 2 tinggal di kota Bengkulu. Kebingungan ibu bukan tanpa alasan karena kondisi ayah yang juga mengalami sakit yang tidak dapat di tinggal sedangkan di tebing tinggi kakaknya sudah berpulang.

Setelah rembukan keluarga akhirnya kami pun memesan ticket kereta sindang marga malam, karena ibu adalah type yang tidak bisa naik mobil jarak jauh pasti akan mengalami mabuk darat, kami pun segera bersiap, setelah menyelesaikan pekerjaan, akupun pulang kerumah untuk mempersiapkan pakian barang sehari dua hari dan langsung meluncur ke tempat ibu.

Dengan menggunkan taxi online kamipun berangkat ke stasiun kertapati karena keberangkatan kereta sindang marga itu tepat pada pukul 8 malam, kamipun menunggu di ruang tunggu stasiun, Ayah yang masih mengunyah roti pemberian bunda tanpak santai, sejak ayah sakit saraf yang menyerang dirinya efek dari kecelakaan yang menimpanya pada tahun 2010 yang lalu, menyebabkan memori ingatan beliau menjadi turun drastis, jadi saat ini ibu yang mengurusi kebutuhan ayah sehari-hari.

Tepat pukul 8 malam kereta sindang margapun mulai meninggal kan sepur 9 stasiun kereta api, semboyan 35 dari kereta ini mengingatkan ku kalau sudah lama sekali aku tidak kembali ke kampung kelahiran orang tua ku ini.

Dulu saat nenek kami masih ada hampir setiap tahun saat liburan sekolah ayah mengajak kami pulang kampung, ada saja kegiatan di kampung ini dari membantu kakek memetik kopi atau menunggu durian runtuh, ikut mancing ikan di lubuk, ataupun mandi di sungai sesuatu hal yang sangat kami tunggu-tunggu saat itu, tetapi semua sudah berlalu termasuk rumah tinggal kakek & nenek dulu sudah habis terbakar beberapa tahun yang lalu.

Kereta melaju cepat hanya beberapa kali berhenti di stasiun besar, tidak terasa 20 stasiun sudah di lewati, jam di tangan sudah menunjukan pukul 2 pagi, artinya tidak lama lagi kami akan sampai di tanah kelairan ayah dan ibu, saat telah sampai keponakan ibu pun sudah menjemput kami, karena jarak dari stasiun tebing tinggi ke dusun ayah dan ibu kurang lebih 8 km, sedangkan kalau dini hari seperti itu belum ada angkutan dan juga rawan tindak kejahatan.
Foto atas : Keluarga dari Ibu
Foto Tengah : Kuburan kakak ibu ( Uwak)
Foto bawah : Lokasi rumah dari orang tua dari ayah yang sudah habis terbakar beberapa tahun yang lalu, yang sekarang tinggl tanah kosong yang di tumbuhi rumput

Pelukan yang berbalur tangisan pun pecah saat ibu memeluk istri uwak di rumah duka, jenazah uwak pun masih terbujur yang rencananya besok mau di makam kan di pemakaman desa ini, uwak yang dulu berbadan besar, tinggi, yang pernah menjadi salah satu guru di kecamatan 4 lawang ini, tidak jauh dari rumah beliau, sekarang terbujur memenuhi janji untuk menemui ilahi.

Pemakaman sudah di lakukan , tanah merah masih membekas di sandal ini, taburan bungapun masih terlihat segar di atas pemakaman, hanya anak-anak uwak yang merupakan sepupuku masih tinggal di pemakaman tersebut.

Ada saudara kandung ayah yang tinggal di dusun ini, banyak juga sepupu ayah yang juga tinggal di sini dan keponakannya juga tidak sedikit, silaturahim pun kami rajut kembali dengan mendatangi keluarga tersebut, walaupun kondisi ayah sudah tidak seperti dahulu lagi yang sulit untuk berkomunikasi dengan lancar dengan keluarga di dusun.

Kami tidak lama untuk bertandang di dusun ini, setelah 2 hari kamipun pulang mengingat kondisi ayah pun yang tidak memungkinkan, di sini selain melayat kamipun memberi khabar kondisi ayah terkini biar tidak menjadi pertanyaan orang yang ada di dusun.

Mobil kijang yang di sopiri oleh sepupu terus mengikuti tikungan aspal di sepanjang jalan menuju ke pusat kota tebing tinggi, ibu sempat mampir kepasar untuk membeli beberapa ikat petai, KA Selero dengan jam keberangkatan pukul 10 dari stasiun Tebing Tinggi karena kereta ini berangkat dari Lubuk Linggau pukul 08:30 pagi.
Foto atas : Ayah dan ibu lagi menunggu di stasiun tebing tinggi 4 lawang

Masih cukup lama menunggu, dan penumpang yang menunggu keberangkatan dari  stasun ini tidak terlalu ramai, sepupu ku dan satu adik tiri ibu masih menunggu di ruang keberangkatan memastikan sampai kami naik kereta.

Di ujung sana lokomotif kereta sudah tampak, suara klaksonnya yang keras bertanda sang ular besi akan merapat ke stasiun Tebing Tinggi ini, kamipun pamit, kepada semua dan alam yang ikut andil membesarkan ku di dusun ini, entah kapan akan kembali lagi, terserah angin yang akan berhembus ke mana.

 Tebing Tinggi, 4 Lawang, 1217


Thursday, 26 October 2017

Wahana Permainan Trans Studio Mini Palembang, Wahana Permainan Indoor Baru Di Kota Ini

Belum bisa naik roller coster karena tingginya belum sampe
Kami berempat pun meluncur kekawasan jalan Radial, karena mall yang baru di launching pada tanggal 20 Oktober 2017 kemaren menawarkan wahana permainan anak-anak dengan konsep yang berbeda, konsep baru itu yaitu konsep 4 in 1 (bersantap, berbelanja, bermain, menonton) semua dapat dinikmati karena berada dalam satu kawasan bangunan yang sudah terpusat satu dengan yang lainnya.

Pengunjung mall yang masih ramai ini dengan promosi parkir yang masih gratis, saat menyusuri jalan dari gedung parkir tampak pekerja bangunan masih bekerja untuk menyelesaikan pekerjaan, aroma adonan semen, aroma cet dan debu berbaur menjadi satu.


Ikut antrian pembelian kartu untuk wahana permainan
Untuk wahana permainan anak sendiri terdapat di lantai paling atas, banyak wahana permainan yang tersedia di sini seperti wahana permainan  Crazy Cab Coaster, Mini Train, Bumper Car, Newyork Swing, Sky Rider, Venture River dan Games Arena.

Untuk menikmati permainan ini kami harus membeli kartu yang berisi saldo yang dapat di gesek di arena permainan, panjang antrian untuk membuat kartu ini saja bukan main, maklum saja wahana permainan baru.

Bunda yang ikut antri membeli kartu bersama adek dan kakak, ada 4 orang yang melayani pengunjung yang lumayan banyak hari ini, 15 menit kemudian bunda pun selesai membeli kartunya dan siap untuk bermain.
Kakak & Adek Menaiki wahana Sky Rider
Kakak dan adek kepingin sekali menaiki wahana Crazy Crab Coaster atau Roller Coasternya tetapi persyaratannya tinggi badan harus minimal 120 cm sedangkan, tinggi adek masih kurang, sehingga kamipun mencari alternatif permainan lainnya yaitu Sky Rider & Adventure River, dan beberapa games lainnya.

Harga yang di patok di setiap wahana adalah 25 ribu kecuali Crazy Carb Coaster sebesar 30 Ribu, selain wahana-wahana yang di sebutkan di atas ada juga patung-patung dinosaurus yang bisa menjadi tempat selfie , karena anak-anak remaja cewek banyak yang berfoto dengan background dino.

Adek bermain Adventure River
Karena ramainya pengunjung di trans studio mini ini, banyak sebagian orang tua yang menemani anaknya duduk dilantai studio ini karena kelelahan , bahkan ada satu keluarga besar kemungkinan dari daerah makan bersama sambil membuka bekal mereka yang berupa nasi bungkus.

Untuk anak-anak yang masih berumur 6 tahun kebawah wahana permainan softplay juga tersedia seperi kolam mandi bola ataupun bermain panjat-panjatan.

Habis memperhatikan dinosaurus ... adek bertanya " Yah , dino nya makannya apa ? "
Ku jawab....." Listrik",  adekpun tambah bingung
It's not america.....
Saat menjelang magrib kamipun menyudahi persinggahan kami kesini, semoga jika kawasan transmart ini saat konstruksinya sudah selesai semua akan memberikan pelayanan yang lebih baik lagi.


Tuesday, 10 October 2017

Adek Dan Silat Tanah Sunda


Antara mau, enggan, takut,  adek mengikuti ku untuk untuk berlatih bela diri, ilmu beladiri dari tanah pasundann yang akan di ajarkan ke kami menjadi ilmu tambahan bagi kami, bukan hanya adek yang belajar, bunda dan kakak pun belajar juga kecuali ayuk yang masih berada di pondok pesanteren. Untuk laki-laki waktu latihan adalah pada malam hari sedangkan untuk wanita pada siang hari.

Sudah hampir satu tahun pelatihan beladiri ini vacum, karena sesuatu dan lain hal tetapi saat ini akan di mulai kembali apalagi saat ini perguruan silat ini sudah resmi bergabung dengan IPSI kota Palembang.

Semoga engkau bisa mengikut dan menyerap ilmunya, seperti ayah 25 tahun yang lalu.



Sunday, 23 July 2017

Kursi di Pedestarian Sudirman, Fasilitas Baru Di Tempat Wisata Baru

Mencoba kursi baru di pedestarian Sudirman yang menjadi destinasi wisata baru di kota ini 
Sejak di resmikan pada bulan Maret 2017 yang lalu, pedestrian Sudirman ini terus berbenah dari pemasangan kramik trotoar, pemberian lampu-lampu di sepanjang jalan Sudirman, penambahan tempat sampah dan yang terbaru adalah di pasangnya kursi-kursi yang melingkari pohon-pohon yang ada di sepanjang jalan Sudirman ini sebagai tempat bersantai.

Pada pagi Minggu ini adek dan dbunda mencoba kursi yang baru terpasan di kawasan ini, semoga semakin mempercantik kawasan ini yang sudah di kukuhkan menjadi kawasan wisata, dan jangan sampai tangan jahil sampai merusak fasilitas yang di pakai dari uang rakyat ini.