Antara mau dan tidak saat adek di tawari untuk khitan atau sunat
"Sakit nggak yah" tanya adek.
"Nggak sakit lah , kalau sakit juga sedikit " jawab ku
"Seperti di gigit semut kah ?....kalau semutnya satu ember bisa sakit beneran yah.." tanya dan jelas adek lagi
Aku hanya senyum-senyum saja menanggapinya, umur adek saat ini belum genap 4 tahun kurang beberapa hari lagi, memang kalau di lihat masih terlalu kecil bagi anak seukuran nya untuk di khitan karena di tempat tinggal kami pun ada anak yang hampir berumur 10 tahun yang belum berkhitan.
Iming-iming hadiah terlontar dari bibir ini seandainya adek mau berkhitan, karena kebetulan teman di tempat kerja yang lama menawarkan program khitan massal yang mencari anak-anak di seputaran tempat tinggal ku, di mana khitanan ini salah satu rangka kegiatan bakti sosial saat peringatan ulang tahun kantor tempat dia bekerja.
"Kalau adek berani berkhitan nanti ayah beli mainan excavator yang bisa bergerak" ucapku
"janji yah.... excavator yang pake remote yang bisa bergerak " jelas adek
"Iya ..... yang penting berani sunat dulu" ucapku lagi
Mendengar penjelasan tersebut adek merasa sangat senang karena dengan sunat bakal dapat hadiah mainan excavator yang di idam-idamkannya. Saat hari H bersama beberapa anak peserta khitanan masal yang ikut didalam mobil bersamaku termasuk sepupu juga ikut, adek terlihat tentang sambil memainkan game di hp bunda.
Suasana lumayan ramai banyak kegiatan lain yang di selenggarakan oleh perusahaan ini selain panggung hiburan, bazar, games dan beberapa kegiatan lainnya. Untuk sunatan masal sendiri di adakan di gedung tepat di sebelah kantor yang mengadakan kegiatan ini.
Jerit tangis anak-anak terdengar sampai keluar, malahan ada anak-anak yang berlari menggunakan sarung agar tidak mau di sunat, melihat itu semua muka adek tampak kecut dan pucat tetapi di simpan di balik asiknya bermain game, sekitar 15 menit menunggu giliran adek yang di panggil, dan kejadian..... adek menangis dengan keras, menjerit dan meronta, bunda, ayah dan teman ayah yang merupakan pegawai perusahaan tersebut ikut memegangi adek biar tidak meronta.
Hanya sebentar khitanan pun selesai, tetapi tangis adek tidak berhenti sakit kata adek, bunda terus berusaha menenangkan adek agar tidak terus menangis, akhirnya adekpun ku antar terlebih dahulu ke rumah biar bisa beristirahat, adek mulai tenang saat sampai kerumah dan langsung berbaring di kasur.
Akupun kembali lagi ke tempat acara sunat masal masih banyak anak-anak yang ikut dengan ku tadi harus ku jemput, sepupu adek pun terlihat berlari tidak mau di sunat, sehingga terjadilah kejar-kejaran untuk mengkap sepupu adek tersebut.
Semoga ini menjadi salah satu jalan kedewasaan mu dek, khitan ini merupakan kewajiban di dalam agama kita, semoga kebersihan yang kita lakukan hari ini dengan khitan dapat membentuk ibadahmu yang bersih juga.
No comments:
Post a Comment