Saturday, 7 November 2015

Bermain Gratis Di Taman Publik Pom IX / Taman TVRI Palembang


Bukan sekali dua kali kami bermain di taman ini, taman Publik Pom IX yang mengambil nama dari Jl. POM IX yang berada persis di samping taman tersebut, di mana taman ini letaknya sangat strategis karena dekat dengan Palembang Square Mall (PS Mall), Hotel Aryaduta, Palembang Icon, Kolam renang lumban tirta.

Dulunya taman ini merupakan taman pribadi  yang berisikan pohon-pohon besar juga terdapat kolam ikan, rusa yang di liarkan, patung kuda dan gajah yang masih tersisa saat ini, tetapi sejak beberapa tahun yang lalu di rubah menjadi taman publik. Taman ini ramai di kunjungi terutama pada pagi dan sore hari karena akses yang gratis dan fasilitas yang lengkap membuat banyak anak-anak bahkan orang dewasa betah untuk berlama-lama di sini.

Adek dan kakak saangat senang bermain di kawsanan ini selain nyaman dan gratis, fasilitas yang di miliki oleh taman ini lumayan komplit walaupun ada juga tangan-tangan jahil yang meusak dan melakukan vandalisme di taman ini.


Saat di ajak ke sini kakak dan adek, biasanya langsung bermain prosotan, atau bermain dengan fasilitas olahraga, tetapi seperti ayuk tempat ini merupakan spot foto yang bagus karena banyak bunga indah yang ditanam di sekeliling taman, atau menjadikan tugu duplikat Piala Adipura yang ada di sana sebagai background-nya.

Selain dilengkapi dengan fasilitas tempat duduk dan area berjalan kaki, di taman ini juga rindang dan sejuk karena masih banyak pohon-pohon tinggi yang menjadi peneduh tempat ini. Salah satu fasilitas favorit bunda adalah  batu-batu yang di susun sedemikian sehingga bisa menjadi track refleksi bagi yang berjalan di atasnya.


"Liburan Itu Tidak Harus Mahal"


Wednesday, 22 July 2015

Makan Bareng Di Area Danau Skir Air Jakabaring Sport City


Cuti bersama lebaran idul fitri pada tahun ini, kamipun merencanakan untuk acara rekreasi dan makan bersama, yang akan di adakan di kawasan danau ski air Jakabaring Sport City, keluarga besar pun di hubungi, baik yang di pasar Kuto atapun di Sungai Tawar.

Pada hari H semua sudah berkumpul di pasar Kuto, ada 2 mobil yang akan membawa kami ke JSC, tidak lupa pula kami membawa perbekalan untuk makan siang dan tikar sebagai tempat kami bersantai, pukul 7.30 kamipun sudah berangkan menuju Jakabaring, karena kalau sudah kesiangan takut tidak kebagian tempat untuk menggelar tikar.

Suasana masih lumayan sepi terlihat beberapa keluarga sudah terlebih dahulu menggelar tikar dan duduk disana sambil memakan makanan kecil, udara yang lumayan terik tidak terasa karena hembusan angin dari danau ski air dan dayung yang membuat suasana menjadi sejuk.


Di kawasana ini selain menjadi tempat rekreasi keluarga juga menjadi tempat reuni karena kebetulan berkumpul semua saat hari raya idul fitri ini, terlihat ada sekumpulan orang yang melakukan reuni, juga menjadi tempat ajang berduaan bagi muda mudi yang sedang berpacaran. Penyewaan sepeda, baik yang sendirian ataupun yang tandem laris manis, banyak anak-anak bahkan orang dewasa yang menyewa sepeda untuk keliling JSC ini yang lumayan luas areanya.

Makan bersama ini menimbukan kebersamaan dan eratnya rasa kekeluargaan di keluarga besar kami, saat makan siang kamipun makan bersama, ada yang membawa ayam goreng, ikan asin bulu ayam, kelio jering, sambal caluk, mie goreng, rujak, kerupuk. Makananya tidak mewah asli makanan "wong deso" tetapi kebersamaannya  itu sudah jarang di temui di keseharian kota.


"Liburan Itu Tidak Harus Mahal"

Sunday, 26 October 2014

Dermaga 7 Ulu, Kampung Kapitan & Monpera, Jalan-Jalan Sejarah

Di dermaga 7 ulu Palembang
Minggu pagi ini buda ada pelatihan satu hari penuh, sehingga ayuk, kakak dan adek tidak bisa ikut bersama bunda, setelah kami mengantar bunda di kawasan A. Rivai , akupun mengajak anak-anak berkeliling sekedar untuk menghilangkan kejenuhan mereka.

Tujuan pertama kami adalah demaga 7 ulu yang terletak tepat di seberang BKB, dengan latar belakang jembatan Ampera tampak kesibukan bongkar muat barang di atas jukung, ada juga beberapa perahu kecil yang sedang menunggu penumpang ataupun orang seperti saya yang hanya memperhatikan kegiatan tersebut.

Adek yang belum genap 2 tahun tampak senang, terkadang kepala nya di masukan ke terali pagar, kemudian di keluarkan, di masukan lagi dan di keluarkan , yang kutakutkan adalah nanti kepalanya terantuk besi pagar dermaga ini, dan kejadian kepalanya sempat terantuk besi pagar dermaga ini, untung ayuk bisa membujuk nya agar tidak menangis.



Setelah dari kawasan dermaga 7 ulu ini kamipun melanjutkan perjalanan ke arah kampung kapitan, nama kapitan sendiri identik dengan sebuah perkampungan seluas lebih kurang 20 ha di kawasan Kelurahan 7 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang. Nama ini menjadi semacam penanda bagi keberadaan komunitas marga Tionghoa yang berdiam di kampung itu.

Saat memasuki kawasan utama kampung ini, orang melewati semacam gerbang yang sesungguhnya merupakan penghubung antara Rumah Kapitan dan Rumah Abu, yang merupakan simbol kampung ini. Sebutan Rumah Abu ini, setelah berakhirnya masa Kapitan Cina terakhir, Kapitan Tjoa Ham Hin. Dia menggantikan kedudukan ayahnya, Mayor Tjoa Tjie Kuan. Rumah Kapitan berukuran asli 22 X 25 meter. Keturunan Kapitan, yang menjadi ahli waris rumah itu, membuat bangunan tambahan di bagian belakang sehingga ukuran panjangnya menjadi 50 meter. Di ruang utama, terdapat meja sembahyang, yang ditempatkan beberapa pedupaan (tempat hio), dan patung para Toa Pe Kong. Salah satunya, Toa Pe Kong Sie, yang merupakan leluhur keluarga Tjoa.

Halaman yang sudah di rombak menjadi bagus, sangat berbeda dengan saat saya pernah liputan di sini pada tahun 2008, di halaman nya terdapat taman yang di hiasi dengan kramik berwarna-warni dan lampu-lampu taman yang indah, serta ada satu bangunan seperti miniatur pagoda yang terletak di  halaman ini.

Kakak dan adek pun senang bermain sambil berlari-lari di halaman kawasan kampung kapitan ini, sedangkan ayuk lebih banyak duduk sambil sekali-sekali minta di foto, ada juga alur batu untuk refleksi kaki yang di coba oleh adek.

Dengan background Rumah di Kampung Kapitan 7 Ulu Palembang

Setelah cukup lama bermain di kawasan kampung kapitan 7 ulu kamipun melanjutkan kembali ke tujuan lainnya yaitu ke Monpera, sebenarnya kami bisa menyebrang menggunakan ketek melalui dermaga kampung kapitan menuju BKB tetapi kendaraan yang kami bawa harus di tinggal di 7 ulu, akhirnya setelah semuanya masuk ke kendaraan dan berdamai dengan macetnya pasar 7 ulu kamipun meluncur ke Monpera.

Pelataran Monpera
Meriam yang terpajang di kanan dan kiri pelataran Monpera ini, merupakan daya tarik tersendiri bagi adek, sehingga kakak pun harus berlari menyusul adek karena takut jatuh, adek yang menunjukan gambar di bajunya sama seperti tank yang ada di halaman Monpera, membuat adek bangga. Kami berempat hanya duduk di pelataran Monpera di bawah garuda gagah yang hitam pekat, ayuk pun enggan untuk masuk ke dalam Monpera ini, mataharipun semakin memanas saat kami memandang tower masjid agung SMB II dan lalu lalang pengunjung Monpera yang mulai sepi.  




Sunday, 30 March 2014

Minggu Pagi Di Kambang Iwak, Tempat Keramaian Di Danau Buatan Belanda

Kami sekeluarga & tante sari saat berpose bersama Spongebob di Kambang Iwak
Salah satu destinasi wisata di kota ini terutama pada hari Minggu pagi adalah Kambang Iwak Besak atau yang sering di sebut dengan KI, dengan luas taman 5 hektare Dilengkapi danau buatan Jogging track dengan panjang 800 meter dan lebar 12 meter sering di pakai untuk kegiatan olahraga pada hari-hari biasa, tetapi untuk hari minggu suasana berbeda terjadi, antara aroma olahraga wisata dan geliat ekonomi menjadi satu di sini.

Pagi ini kami mengajak anak-anak untuk refreshing ke sini, karena sudah lama juga tidak mengunjungi danau yang sudah ada sejak zaman Belanda ini, tante sari pun ikut bersama kami, tiap Minggu pagi ramainya di kawasan kambang iwak ini merupakan hal yang biasa. Karena  selain di manfaatkan sebagai kawasan olahraga, para pedagang dan pelapakpun tidak ketinggalan menggelar dagangannya disini, dari subuh biasahnya mereka sudah bersiap disini yang memenuh sampai jalan Wahidin, jalan Sutomo dan Jalan Gajah Mada.

Kamipun menyempatkan berfoto dengan spongebob dan karakter minion, yang keduanya merupakan favorit dari ayuk dan kakak.Selain boneka karakter banyak permainan anak-anak yang bisa di temui dari mobilan battrey dan remote, scooter, becak mini, pasir warna, kolam pancing dan lain sebagainya.

Spongebob & minion
Berbagai komunitas pun banyak berkumpul di sini, dari komunitas skateboard, pencinta reptil dan unggas, dan beberapa komunitas lainnya. Untuk permainan anak-anak tidak usah di tanya, terkadang orang tua kewalahan dengan rengekan anaknya yang ingin bermain di kawasan kambang iwak besak ini.

Ayuk dan tante Sari pun, menyempatkan berfoto dengan ular peliharaan salah satu anggota komunitas reptile, sedangkan aku sendiri geli melihat ular yang di lingkarkan di leher tersebut

Ponakan & Tante sama-sama berani, yang moto justru geli